KLANDESTIN••20

17 7 1
                                    

Happy Reading!!!

"Sandra, kau sudah bersiap?" Claudia menelpon Sandra dengan tidak sabarnya. Di seberang sana Sandra tersenyum karena keantusiasan Claudia.

"Aku berangkat ke rumahmu," ujar Sandra yang dihadiahi penolakan. "Tidak, aku yang ke rumahmu."

"Aku saja," ujar Sandra. Claudia yang teguh pendirian pun tetap bersikukuh menolak. "Tidak."

Di belakang Claudia, Bunga memperhatikan anaknya yang seperti menelpon Sandra hanya menggelengkan kepalanya.

Mereka ini kenapa? Claudia sungguh bersikukuh. Batin Bunga.

"Aku kesana, sekarang." Claudia mematikan telponnya kemudian berbalik arah dan menemukan bundanya.

"Bunda,"

"Iya, boleh."

Setelah Bunga mengatakan itu, Claudia langsung bergegas pergi, dengan jalan kaki.

Tapi ternyata di pertengahan jalan, Sandra menjemput. "Ayo!"

"Ish"

"Kenapa dijemput?"

"Cepat, katanya tidak sabar." Baiklah, Claudia mengalah dan menaiki motor Sandra.

Mereka hari ini pergi ke rumah sakit jiwa. Iya, kalian tidak salah membaca. Mengapa? Begini Ceritanya.

FLASHBACK

Setelah Yogi Pradana, guru yang pernah mengajar Claudia di sekolah sadar dari komanya, Claudia dan Sandra memancarkan sebuah aksi.

Waktu itu pak Yogi memang koma selama kurang lebih satu minggu berada di tempat sempit ditemani oleh ular. Siapa uang tidak takut?

Selepas pak Yogi sadar dari komanya, Claudia beserta Sandra yang berbaik hati berinisiatif menjenguk pak Yogi di rumah sakit.

Betapa terkejutnya pak Yogi ketika melihat kedatangan mereka berdua.

"K-kamu?" Keringat dingin membasahi dahinya dan lidahnya terasa kelu untuk berbicara, mungkin karena efek ketakutan yang luar biasa waktu itu.

Sementara Claudia menyunggingkan senyumnya dan Sandra menatap tajam. "M-mengapa kalian... kesini?" tanya Yogi gugup.

"Mengapa? Tidak salah bukan jika kita ingin menjenguk pak Yogi?"

Yogi Pradana bergerak gelisah, tatapan matanya menatap ke segala arah sebelum akhirnya ia memilih berteriak meminta bantuan. "Dokter! Suster! Dimana mereka?"

"Kenapa? Butuh bantuan? Ada kita disini, pak Yogi."

"Pergi kalian! Pergi!" Pak Yogi merentangkan tangannya untuk mengusir Claudia dan Sandra.

Tetapi lebih dahulu Sandra yang mencekal kaki pak Yogi hingga ketakutannya bertambah.

"Singkirkan tanganmu!"

Claudia menggelengkan kepalanya dan berdecak. "Pria tua banyak gaya" sindirnya begitu pedas.

"Apa maksudmu, Claudia! Saya itu gurumu, kamu harus menuruti saya!"

"Guru? Setelah kesalahan-kesalahan yang bapak perbuat masih pantaskah anda di sebut guru?"

"Anda adalah guru yang tidak pernah adil kepada saya"

"Kapan, hah? Saya selalu bersikap adil pada semua murid saya."

"Pak Yogi, perlu saya deskripsikan kesalahan pak Yogi? Baik, pak Yogi selalu menghukum saya, menilai saya buruk, men-skors saya padahal bukan saya yang bersalah. Tutup mata akan fakta yang terjadi antara konflik saya terutama dengan Katherine."

"Anda selalu membela satu pihak dengan alasan yang tidak masuk akal dan tidak pernah mau mendengar alasan apapun dari saya."

"Setelah itu, anda turut serta memfitnah saya dengan foto-foto saya dan ayah saya! Anda bekerja sama dengan Katherine."

"Lebih tepatnya anda bekerja sama dengan Anita, ibu dari Katherine. Setelah saya telusuri, anda adalah orang suruhan Anita dan ikut serta terlibat dalam upaya pembunuhan terhadap ibu saya."

"Dengan cara membuat rem mobil yang saya dan bunda saya tumpangi. Beruntungnya saya dan ibunda saya masih selamat hingga sekarang. Jika tidak, hidup anda dalam masalah."

"Anda juga terlibat kasus pencurian pada keluarga Kaharsa, dan ini adalah putra dari keluarga itu, Sandra Abiru Kaharsa."

Perlu kalian ketahui, beberapa tahun silam saat Sandra masih duduk di bangku smp, keadaan ekonomi keluarganya pernah berada dititik terendah.

Dan alasannya karena Yogi Pradana selaku client dari Kaharsa Company pernah mencuri brangkas penting ketika melakukan rapat di rumahnya sekaligus dengan bersilaturahmi.

Tidak hanya mencuri brankas, Yogi Pradana juga mencuri sertifikat tanah yang akan dibangun cabang perusahaan baru.

Dengan itu, kondisi ekonomi keluarga Sandra memburuk, hingga kedua orang tuanya terpaksa bercerai untuk menghidupi diri masing-masing yang kemudian memengaruhi kondisi mental adik perempuannya yang selisih lima tahun dari Sandra.

Hal itu menjadi alasan Sandra menyetujui misi yang akan dijalankan Claudia.

Setelah memaparkan semuanya, pak Yogi langsung berteriak histeris dan ketakutan hingga petugas medis di sana segera memeriksa pak Yogi dan memberikannya obat tidur.

Lantas Claudia bertanya mengapa keadaan orang itu separah ini. Kemudian di jawab karena hal tersebut dapat memengaruhi kondisi kejiwaannya.

Akhirnya, Yogi Pradana dimasukkan ke dalam Rumah Sakit Jiwa. Claudia dan Sandra puas dengan ini, karena berhasil menghancurkan mental seorang Yogi Pradana.

FLASHBACK OFF

"Apa kau senang, Clau?" Sandra bertanya tiba-tiba kepada Claudia dengan dirinya yang sesekali melihat ke arah kaca spion untuk menatap wajah manis Claudia.

Claudia membalas santai. "Tentu saja, mengapa tidak?"

"Dulu waktu aku pertama kali bertemu denganmumu aku pikir dirimu  adalah orang yang sangat pendiam, tetapi semakin lama aku tahu bahwa kau adalah seorang pendendam atas perlakuan buruk yang mereka lakukan."

-----KLANDESTIN-----

Halooo, malam. Yang sudah baca makasii yaaa🫶🏻🌻👾 jangan lupa pencet vomentnya juga.

KLANDESTINDonde viven las historias. Descúbrelo ahora