KLANDESTIN••25

24 7 0
                                    

Happy Reading!!!
.
.
.
.

Keesokan harinya, seluruh sekolah gempar karena kabar yang diberikan oleh Anita selaku orang tua Katherine bahwa putrinya dinyatakan menghilang.

Kalian jangan lupa bahwa Anitaㅡibu Katherine bisa terbilang orang penting, mengingat latar belakang keluarganya yang memiliki kekuasaan.

Saat ini, keberadaan Claudia sedang dicari oleh mereka karena diduga kasus yang dialami putri mereka adalah penculikan.

"Banyak drama sekali." Batin Claudia.

Bahkan, keluarga Katherine melibatkan polisi untuk menyelidiki kasus putrinya. Walau belum dua puluh empat jam, entah bagaimana caranya keluarga mereka melapor dan langsung ditindaklanjuti.

Lebih-lebih, Arnav mengkhawatirkan keadaan Claudia karena berita ini. Tidak mungkin bukan Claudia pelakunya?

Arnav tidak ingin orang yang dicintainya melakukan hal sekotor ini. Apalagi karena masalah antara Katherine dan Claudia serta latar belakang dari mereka berdua yang Arnav sedikit ketahui membuat kecurigaannya terhadap Claudia bertambah.

Arnav berniat menyusul Claudia ke kelasnya lalu mengajaknya bicara. "Permisi," salam Arnav ketika di depan pintu kelas Claudia.

"Iya, silakan." Jawab penghuni sekelas dengan kompak. Arnav mengajak Claudia berbicara di luar, taman samping sekolah sepertinya tidak buruk.

"Ada apa?" Claudia langsung melemparkan pertanyaan pada intinya. "Claudia, bukan-" ucapan Arnav terpotong karena jawaban tiba-tiba dari Claudia. "Mengapa aku?"

"Aku harap bukan kamu, aku yakin bukan kamu. Walau aku tahu kamu sesakit apa tapi aku yakin itu bukan kamu pelakunya."

"Kalau itu aku bagaimana?" Arnav menggeleng. "Bukan kamu, Claudia."

"Bagaimana kabar Sandra sekarang?" Claudia mengalihkan pembicaraannya. "Sandra? tanya Arnav kembali.

"Dis sibuk mencari dalang penculikan tunangannya, Katherine." Sekali lagi, Claudia tersenyum kecut. Hatinya terasa dihantam sesuatu yang besar hingga membuatnya sakit.

"Relakan dia, Sandra akan menjadi milik orang lain."

Claudia diam membisu. Tidak menanggapi perkataan Arnav barusan. Sedangkan dalam diri Claudia, batin dan pikirannya berperang.

Semudah itu Sandra melupakannya? Apakah Sandra juga lupa tujuan dan misi mereka? Bagaimana hal selanjutnya akan terjadi?

Arnav tahu apa yang dipikirkan Claudia. "Jangan sedih, jangan menangis."

"Maafkan aku, Claudia." gumam Arnav.

"Ayo kembali, sebentar lagi bel!" Ajak Claudia yang disetujui Arnav. Mereka kembali ke kelas dengan membisu. Tidak ada percakapan selama mereka berjalan ke kelas.

Arnav mengantarkan Claudia hingga ke pintu kelasnya kemudian dirinya berlalu kembali ke kelasnya.

Saat guru memasuki kelas kemudian mengucap salam hanya Claudia yang masih melamun memikirkan Sandra. Ya, selalu Sandra.

"Tolong fokus, Claudia." Tegur guru itu membuat Claudia keluar dari bayangan pikirannya. "Siap, maaf bu."

Setelah itu pembelajaran dilakukan semestinya. Hingga jam terakhir mata pelajaran.

Saat kelas telah selesai dan sudah waktunya pulang, di gerbang, Sandra berdiri menunggunya.

Claudia mengabaikannya dan trus berjalan hingga tangannya dicekal. "Tunggu sebentar," kata Sandra.

KLANDESTINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang