W h a t I f ?

827 41 0
                                    

~The Middle~

Zedd, Maren Morris, Grey

*

-Lookin' at you, I can't lie-

*

New York City, United States of America | LaDe Café

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

New York City, United States of America | LaDe Café

10:15 PM

Sepeti biasa setelah selesai beberes, Savana lah yang akan mengunci pitu café. Prisilla dan Charlie berdiri di samping kanan dan kiri Savana, menunggu wanita itu untuk mengunci pintu café. Hari ini tidak seramai seperti tiga hari yang lalu. Mungkin karena weekday.

"Café sudah tutup," ujar Charlie kepada seseorang, membuat Priscilla menoleh ke belakang untuk melihat siapa yang datang. Jantungnya berpacu cepat saat mata coklatnya menatap wajah tampan pria yang dua hari kebelakangan ini tidak terlihat olehnya. Apollo. Pria itu berjalan pelan dan berdiri tegap tak jauh dari posisi Priscilla.

"Tidak masalah," ujarnya membalas ucapan Charlie. Mata hijau Apollo beralih menatap wajah cantik Priscilla. Memberikan isyarat kepada wanita itu apakah dirinya boleh mendekat atau tidak. "Can I talk to you, Priscilla?" tanya Apollo meminta izin. Priscilla terdiam mematung. Mulutnya kelu tidak tahu harus menjawab apa.

"Pris? Kenapa diam saja?" heran Savana-menepuk pelan bahu Priscilla. Ini kesempatan yang bagus untuk Priscilla! Ya temannya itu sudah memberitahunya siapa sebenarnya Aphrodit alias wanita yang diduga kekasih Apollo. Setelah tahu Aphrodit adalah adik perempuan sekaligus kembaran Apollo, membuat Savana mendukung keras untuk terwujudnya sebuah hubungan antara Priscilla dan Apollo.

"Huh? Se-sebenarnya bisa saja. Ta-tapi aku tidak ingin membuat Savana menunggu. Ini sudah malam. Apartment Savana lebih jauh dari pada milikku," balas Priscilla yang sebenarnya hanya sebuah alasan agar bisa terhindar dari Apollo. Demi Tuhan! Priscilla belum siap membahas kejadian malam itu.

"Ah! Lupakan saja aku! Tenang saja, aku bisa pulang sendiri," kata Savana membuat hati Priscilla meronta-ronta kesal. Apakah Savana tidak bisa melihat raut tertekan di wajahnya?! Wanita yang satu ini tidak peka sekalih!

"Aku duluan kalau seperti itu, Pris! Hubungi aku nanti! Sampai jumpa besok," ujar Savana siap melangkah pergi meninggalkan Priscilla bersama Apollo. Tapi ucapan dari Charlie memberhentikan niatnya itu.

"Ingin aku antar? Sudah malam, kau sendirian dan seorang wanita," tawar Charlie baik. Savana sudah siap ingin menolak, namun Priscilla sudah menimpalinya terlebih dahulu. Baiklah jika Savana membuatnya terjebak oleh Apollo, maka ia akan membuat wanita itu terjebak dengan Charlie.

"Charlie benar, Sav. Aku tidak ingin meninggalkanmu dalam kekhawatiran," kata Priscilla. Savana sudah ingin menolak, tapi pikirannya berpikir jika ia menolak pasti Priscilla akan menolak berbicara dengan Apollo dan lebih memilih pulang bersamanya. Tidak bisa dibiarkan! Apollo adalah kesempataan emas untuk Priscilla!

YOUR fool's Gold | ENDWhere stories live. Discover now