Bab 16 - Meninggalkan Laluna

5.9K 776 59
                                    

Sembari mengembuskan napas kasar, William melepaskan Luna, mundur menjauh sebelum kemudian dia meninggalkan Luna masuk ke dalam kamarnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sembari mengembuskan napas kasar, William melepaskan Luna, mundur menjauh sebelum kemudian dia meninggalkan Luna masuk ke dalam kamarnya.

Ditinggalkan seperti itu oleh William membuat Luna bingung dengan keadaan di sekitarnya. Luna tidak menyesal karena telah menahan William. Ya, karena dia tahu jika William melanjutkan apa yang akan dia lakukan, maka hubungan mereka kedepannya akan menjadi semakin canggung. Luna tidak ingin hal itu terjadi, dia hanya ingin berfokus dengan bayinya, tanpa harus memikirkan hal lain seperti hubungan dengan lawan jenis, apalagi orang itu adalah William. Ya, Luna tidak ingin melakukannya...

Di sisi lain, William menyandarkan tubuhnya pada pintu kamarnya yang sudah tertutup, jantungnya kembali berdebar-debar dan dia tidak menyukai hal itu! Kenapa dia bisa berdebar-debar hanya karena seorang Laluna?

*****************

Bab 16 – Meninggalkan Laluna




Pagi itu, Luna terbangung sedikit lebih siang dari pada pagi-pagi sebelumnya. Semua itu karena sepanjang malam, Luna tidak bisa tidur. Dia memikirkan tentang perjanjiannya dengan William. Tak hanya itu, Luna juga memikirkan tentang sikap William yang berubah drastis kepadanya.

Ada apa denga pria itu? Apa yang dia rencanakan? Entah, sudah berapa kali pertanyaan-pertanyaan seperti itu menari dalam kepala Luna, membuat Luna semakin tak bisa melupakan sosok William. Apalagi, saat dia sadar sepenuhnya bahwa William akan menciumnya kemarin.

Ssaat makan malam tiba, tak ada percakapan apapun yang merea lakukan. Keduanya seolah-olah membisu dan fokus dengan makanan masing-masing. Luna bahkan tidak membuang waktunya lebih lama lagi dengan William. Dia makan secepat yang dia bisa, kemudian membersihkan sisa makan malamnya lalu memilih egera masuk ke dalam kamarnya dan mengunci diri di dalam sana hingga kini pagi telah datang.

Luna menghela napas panjang. Dia akhirnya memutuskan menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Sepertinya, siksaannya tak akan berakhir, dia harus menghadapi William lagi pagi ini, bukan? Astaga... semoga saja tidak ada momen-momen yang membuatnya terintimidasi dengan pria itu.

Setelah membersihkan diri, Luna mengganti pakaiannya, kemudian dia menatap pantulan dirinya pada cermin di hadapannya.

Luna melihat bagaimana perutnya sudah terlihat membuncit, lalu dia melihat bahwa kini wajahnya tampak sangat tirus dan pucat. Tak ada riasan apapun di wajahnya. Rambutnya juga tampak kusam kurang terawat. Luna jadi membandingkan dirinya sendiri yang sekarang dengan dirinya yang dulu. Berbanding seratus delapan puluh derajat. Dirinya yang sekarang jauh dari kata terawat. Astaga...

Tiba-tiba, Luna merasa malu jika harus berhadapan dengan pria seperti William yang tampak sempurna. Luna mencoba menyisir rambutnya, menatanya serapi mungkin karena entah kenapa kini dirinya ingin terlihat lebih baik lagi.

Setelah memastikan bahwa penampilannya lebih baik dari sebelumnya, Luna menghela napas panjang dan dia memutuskan segera keluar dari dalam kamarnya.

Luna menuju ke area meja makan, yang rupanya di sana sudah tersaji menu sarapan dengan William yang sudah rapi di kursinya sembari menikmati sarapannya.

LALUNA (Pregnant with Stranger)Where stories live. Discover now