Part 005

110 15 0
                                    

Jadi sebenarnya rencanaku saat ini adalah berpura-pura mati dipesawat yang akan jatuh ini.

Ya sesuai alur cerita, pesawat ini akan jatuh karena serangan teroris, dan seluruh penumpangnya akan mati. Aku sengaja memasukinya karena selain untuk mengelabui kematianku pada ibu dan kakak tiriku, aku juga berencana untuk berusaha menyelamatkan pesawat ini, meskipun niatku terbilang tidak hahaha cringe sekali.

"Jangan menatapku seperti itu bocah." Ucapku pada Jire yang duduk diseberangku sambil menatapku intens.
"Cih." Balasnya memalingkan wajah.
"Kau marah padaku karena aku memisahkanmu dari rombonganmu?" Tanyaku padanya.
"Bibi diam saja, aku tahu bibi berniat menyulik aku kan?" Ucapnya padaku karena aku memeluknya erat.

'Ternyata jalan pikirnya begitu, memang benar dia keponakan sang mc ckckck.' Batinku.

Karena tak lama lagi kejadian baku tembaknya akan berlangsung, jadi aku memberikan minuman yang telah kuberi obat tidur pada Jire.

"Tak jadi menyulikku kini kau berganti ingin meracuniku bibi?!" Ucapnya ngegas yang bisa terdengar oleh seluruh orang diruang VIP.
"Bocah gila ini -hup." Aku kecoplosan aghhh.
"Dengarlah bocah." Panggilku padanya dengan berbisik di telinganya.
"Percaya atau tidak percaya, sebentar lagi pesawat ini akan jatuh, aku ini hanya berniat untuk menyelamatkanmu, tapi kau sendirilah yang membuat niat penyelamatannya hancur, hahh." Bisikku pada Jire yang ditanggapi dengan aura kepanikan setelah mendengar suara tembakan dari ruang belakang.
"Kau dengar itu?" Tanyaku padanya dengan wajah mengejek.
"Ish, ma -maafkan aku karena salah paham bibi." Ucapnya padaku sambil membungkuk.

Melihat semua orang VIP bertumpukkan karena penasaran dengan ruang belakang. Jadinya mereka juga terpanggil untuk pergi berkumpul dengan penumpang lainnya karena melihat kode sang teroris.

Aku yang melihat itu pun memanfaatkan kesempatan ini untuk pergi ke ruangan pilot. Sambil memeluk Jire, aku langsung menerobos masuk ke ruangan pilot dan memukul titik buta salah satu kapilot dibagian lehernya, dia pun jadi tak sadarkan diri.

"Apa yang kau lakukan?!" Teriak pilot yang satunya, bersamaan dengan datangnya pilot cadangan.

Aku tak menjawab pertanyaan mereka dan langsung pergi, tak lupa aku meninggalkan secarik kertas yang berisikan pesan untuk mereka. Mereka pun langsung melaksanakan apa yang tertera dikertas itu setelah mengetahui apa yang terjadi di ruang belakang.

Aku menyusup ke ruangan mesin dibagian bawah pesawat lewat salah satu ventilasi. Dengan posisi yang masih memeluk Jire, aku terus berusaha untuk mengejar waktu. Tak ku sangka ternyata si bocah bisa diam juga haha.

Disana terlihat para teroris lainnya sedang menjatuhkan diri dengan parasut usai meledakkan bagian bawah dinding pesawat. Kami bersembunyi dibelakang salah satu mesin besar. Saat melihat terorisnya tinggal empat, aku menurunkan Jire dari pelukanku.

"Hey bocah, tetap diamlah disini, dan jangan bersuara, oke?" Bisikku pada Jire, yang dibalas anggukan oleh bocah itu.

Aku pun melihat keberadaan para teroris itu lagi, dan berlari ke arah mereka.

_
_
_

Next part 006 ...

Ms. SperadoWhere stories live. Discover now