Chapter 7

950 58 31
                                    


السلام عليكم

Assalamualaikum,gimana nih kabarnya ?

Oke jadi saya berjanji akan mematuhi peraturan di lapak ini

Jangan lupa buat kasih komentar,vote dan follow akun author

Oke jadi kalian sudah janji dan janji tidak boleh di ingkari kalian harus ngelakuin yang di atas

بسم الله الرحمن الرحيم

Happy Reading

Maaf karena banyak bertebaran typo ,tolong untuk di tandain

-----------

"Jika saya sudah mencintai satu wanita maka saya tidak akan mencintai wanita lain lagi"-Muhamad Hasan Al-kahfi

"Akan saya pastikan yang akan menjadi istri saya hanya seorang saja yaitu Fira Nafisa Anggraini"
Muhamad Hasan Al-kahfi

-----------------------

"Mbak itu siapa"-tanyaku kepada mbak ndalem

"Ustadzah baru sepertinya"

"Ustadzah"

"Siapa namanya"

"Maaf,mbak saya juga kurang tahu"
Aku sedang mengintip umma dan juga wanita itu yang sedang berbicara di ruang tamu

"Atafirullah"-sontak aku terkejut saat ku dapati mas Hasan ternyata dari tadi ada di sampingku

"Mas kagetin saja"
Aku pukul dadanya pelan

"Ah....."
Ucapnya kesakitan

"Apakah sakit"
Dia malah mengecup keningku di saat diriku khawatir kepadanya

"Zaujatinya mas,menguping pembicaraan orang lain itu tidak boleh"

Ya biasalah saya mendaptkan ceramahan sedikit

"Siapa yang nguping"-sangkalku yang tidak mau bersalah di depan dirinya

"Ya sudah mending sana,kamu juga ikut ngobrol sama mereka"

"Ih...ndak mau"

"Ya sudah jangan nguping,kalau begitu mending adek setor hafalan surah yang kamu bisa kepada mas"

"Sekarang"

"Tidak,tunggu kita punya anak dulu baru setoran"

"Oh...masih lama itu"-ucapku yang langsung bersantai-santai kembali

"Kamu ndak mau punya anakkah sama saya"

"Bukan gitu,kan saya masih sekolah jadi ya masih lama lah itu"

"Dasar sekaranglah sayang"

Dia langsung mengedongku ala bridal style

"Mas turunin"

"Setoran dulu"

------------

Ya aku sudah selesai menyetorkan hafalanku kepada Uatadz Hasan

"Umma"

"Iya sayang,ada apa"

"Tadi yang sama umma siapa"-tanyaku yang penasaran

"Owalah tadi itu namanya shofi,dia ustadzah baru ada apa bertanya seperti itu"

"Ndak,cuma ingin tahu saja"

"Ya sudah aku pamit,ngaji dulu ya umma"
Ya setelah pulang sekolah aku langsung pulang dan setelah itu ngaji di pondok dan mebgikuti acara santriwati lainya

Ya tidak setiap hari sih tapi aku seringlah ke pondok sambil mantau suamiku agar tidak berbuat macam-macam

Tapi aku masih merahasiakan identitas sebenarnya diriku
Ya karena saat di pondok Abah aku memperkenalkan diriku sebagai kerabat dekat Abah Imran jadi jika para santri ataupun santriwati melihat diriku pergi ke ndalem mereka tidak akan heran lagi dan bertanya tentang identitas diriku

"Iya sayang"
Aku mencium tangan umma

"Asalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam"


---------------

Hari ini adalah sesi ceramah suamiku dan ini adalah kali pertama aku ikut ceramahnya

"Memang ustadz Hasan ini gak cuma pinter agama tapi juga ganteng"-ucap santriwati

"Jadi mau berkhayal kalau kelak dia kan menjadi bojoku"

"Eh...aku yang akan jadi istrinya bukan kamu"-debat orang di sampingnya

'Kenapa kalian ributin hal yang tidak berguna,jelas-jelas akulah pemenangnya dia suamiku'

Batinku kesal kepada mereka yang menginginkan suamiku menjadi suami mareka

"Tapi ustadz Hasan cocokloh dengan ustadzah shofi"
Utadzah shofi hanya bisa tersenyum saat ada santriwati yang berbicara seperti itu

"Ustdz Hasan &Ustdzah shofi,cocoklah nama itu di pasang di pernikahan nanti"

'Sayangnya tidak bisa yang bersanding dengan namanya adalah diriku,Ustadz Hasan & Ustadzah Fira itu baru cocok'

Aku hanya bisa membatin saat semua santriwati menginginkan suamiku untuk menjadi miliknya

Ya memang sih jika aku menjadi santriwati dan tidak menjadi istrinya aku akan pasti menyukai Ustdaz Hasan karena visualnya ituloh tidak ada yang bisa nandingin perfect banget

Tapi mau gimana lagi akulah pemenangnya

Sabar sajalah beginilah resiko kalau mempunyai suami yang tempan,pinter agama,pekerja keras,baik

Harus sadar juga kalau mas Hasan itu banyak yang suka tapi awas aja kalau mas Hasan nanggapi aku akan bejek-bejek dia





--------
"Asalamu'alaikum"
Mas Hasan langsung memelukku dari belakang

"Mas aku lagi mau taruh pakaian dulu"

"Sini mas bantuin"

"Ndak perlu,aku bisa sendiri"

"Marah"
Tanyanya dengan muka yang sama sekali berdosa

"Pikir sendiri"
Ucapku kepadanya dia selalu saja membuatku cemburu kepadanya

"Zaujati mas salah apa"

"Salah mas adalah,kenapa mas banyak di sukai oleh para santriwati bahkan para ustadzah"

"Bukankah suka itu adalah hal yang wajar"

"Oh...begitu aku juga menyukai seseorang"
Ucapku yang sudah sangat kesal sekali sampai sudah tidak bisa aku tahan sama sekali

"Siapa,perempuan atau laki-laki"

"Mau tahu aja sih mas"-celetukku yang tidak ingin memberitahukan dirinya

"Tunggu sayang,siapa dulu"

"Saya suka dengan lelaki lain"

"Adek"
ucapnya dengan penekanan tak percaya

"Mas bukankah rasa suka itu adalah hal yang wajar"

"Ya suka dengan seseorang itu fitrah,tapi engkau sudah tahu mempunyai suami kenapa bisa berbicara seperti itu"
Ucapnya dengan menatap tajam ke arahku

"Mas apa tidak boleh aku menyukai lelaki yang bernama Firmansyah Al-farisky bin Ali abdillah"

Ucapku yang menyebut nama lelaki lain di hadapan suamiku



Tbc

Istri bocil UstadzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang