6. Come to me.

1.2K 188 166
                                    

cepat tamat, cepat book baru

jangan lupa vote dan komen, ciss, makasih dah baca buku ini.

part italic alias cetak miring itu flashback ya, ciss. happy reading!

Rasanya ini pagi terdingin yang pernah Asahi alami sepanjang hidupnya, entah kenapa rasanya sampai mampu ngebekuin kakinya dan buatnya enggan melangkah keluar menghadapi dunia yang besar

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Rasanya ini pagi terdingin yang pernah Asahi alami sepanjang hidupnya, entah kenapa rasanya sampai mampu ngebekuin kakinya dan buatnya enggan melangkah keluar menghadapi dunia yang besar.

Dingin gak dalam artian sesungguhnya ya, Asahi gak tau kenapa dia gak enak hati banget duh ilah, bahkan untuk ngebales chat yang masuk ke ponsel dan angkat telepon pun Asahi malas. Moodnya jelek banget, asli.

"Huft!"

tingnung! tingnung!

Bell kamarnya berbunyi dan Asahi yang tadinya mau mengenakan jaketnya pun batal, demi melangkah ke depan dan mendapati seorang peramu saji dari bagian Restaurant dengan sebuah troley yang ikut bersamanya.

"Selamat pagi, Nyonya, saya Hyeongjun dan saya diminta untuk membawakan sarapan untuk Anda." Katanya ramah betul.

"Ah, siapa yang....?"

"Tuan Kim, Nyonya."

Asahi terdiam dan Hyeongjun mendorong troleynya masuk, lalu menata menu sarapan yang dibawa ke atas meja dan dengan segera pamit ke Asahi yang masih di depan.

"Semua sudah saya siapkan di atas meja, Nyonya, selamat menikmati, saya mohon permisi."

"Ah, tunggu! Hyeongjun."

"Ya, Nyonya? ada yang bisa dibantu?"

"Tuan, apa Dia.... sudah sarapan?"

Hyeongjun agak kaget sedikit tapi kemudian tersenyum kecil dan mengangguk, "Tuan sedang sarapan di Penthouse-nya dengan menu yang sama, Nyonya," katanya.

Beberapa saat kemudian Hyeongjun benar-benar pamit dan Asahi berjalan masuk, menatap meja yang rapi juga semua menu sarapan yang tertata apik di atasnya, tangan Asahi terulur untuk mengambil sebuah note kecil di atas buah-buahan.

Selamat pagi, Asahi, semua media udah berhenti memuat berita itu dan semua vidio di sosial media udah saya urus, kamu gak perlu khawatir, selamat menjalani hari.

Kim Junkyu.

Asahi mendaratkan dirinya di kursi, seraya meletakkan kembali kertas itu di atas meja dan kemudian menghela napas, melipat kedua lengan di atas meja lalu merunduk hingga dahinya bersandar di tumpukan lengan.

Lagi-lagi Asahi menghela napas.

"Benar," katanya seraya menatap kosong sarapan di atas meja, "memang ini yang benar dan sebaiknya terjadi," kata dia, rumit sekali nadanya.

Sementara Junkyu cuma menatap datar sarapannya, cuma secangkir kopi yang benar-benar dia sentuh, padahal semalam pun dia udah ngehabisin dua gelas sampai gak tidur dan pagi ini sudah kembali berteman kopi.

Wonderland [KyuSahi]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora