12

184 26 3
                                    

Annyeong chingudeul! Annyeong chingudeul!
Apa kabar? Baik?

Jangan lupa untuk vote dan komen +share jika bersedia😁
Thank you and..

HAPPY READING 💕

HAPPY READING 💕

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

-

Vicky terus memandangi kontak yang hampir satu minggu ini selalu dia hubungi, namun tak pernah ada jawaban. Saat dengan jelas nomor yang tertera terakhir kali di lihat di malam kepergian orang itu ke Los Angeles, Amerika Serikat.

Ya siapa lagi? Itu adalah kontak orang tua Vicky. Lebih tepatnya ibunya, Christine. Hampir satu minggu Vicky tak lagi mendengar kabar kedua orangtuanya itu. Apalagi kepergian mereka tepat di hari ketika Vicky dengan Travis harus pergi dari mansion milik Travis.

Mata coklat cerah itu mengalihkan pandangannya kearah jam dinding yang terpajang di kamarnya. Jarum pendek telah menunjuk kearah pukul sembilan, lebih tepatnya kini telah pukul sembilan malam. Vicky bangkit dari kasurnya dan berjalan keluar dari dalam kamarnya. Wanita itu menuju ke ruang tamu dan duduk di tikar. Kekhawatiran pertama belum selesai, datang kekhawatiran baru. Bagaimana tidak khawatir? Sudah malam seperti ini namun Travis tak kunjung menampakkan batang hidungnya alis dia belum pulang. Pagi tadi dia hanya pamit untuk berangkat ke kampusnya. Vicky berusaha melarangnya mengingat kejadian yang menimpanya di kampus dua hari yang lalu. Vicky tidak mau melihat Travis yang datang dengan pakaian berantakan, wajah lebam yang menjadi lebih parah karena lebam yang sebelumnya belum terlalu sembuh.

"Travis kemana sih? Dia masih inget rumah kan?"monolog Vicky.

Krukk.. Krukk.. Krukk..

"Ck, padahal baru aja gue makan mie tadi masa udah laper lagi sih. Ga mungkin juga kan makan semalam ini."

Ceklek..

"Baru inget rumah lo?"sindir Vicky ketika tahu bahwa orang yang membuka pintu utama adalah orang yang tengah dia khawatirkan. Cie.. khawatir.

Travis menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Pria itu berjalan menghampiri Vicky dan mengangkat sebuah plastik kresek berisi makanan. Dia menunjukkan senyum lebarnya. Ya bisa jadi makanan itu untuk sogokan agar Vicky tidak marah-marah.

"Lo laper kan? Nih gue bawain makanan."

"Ck, gak ada yang bilang, sotoy banget lo."ucap Vicky lebih tepat ke gengsi.

Travis tak melunturkan senyumannya, dia tahu jika Vicky tengah merasa lapar sebab beberapa saat sebelum dia membuka pintu, telinganya mendengar sayup-sayup suara yang berkata jika dia tengah merasa lapar. Jadi sudah jelas jika Vicky yang berucap seperti itu karena rumah ini hanya ditinggali oleh mereka berdua.

"Gak usah bohong, kalau emang lo gak mau makan ini juga gapapa, gue bisa habisin sendiri makanannya."ujar Travis hendak berjalan menuju dapur namun tangannya ditahan langsung oleh Vicky. Wanita itu merebut kresek yang dibawa oleh Travis.

MISTAKE [TRAVICKY]Where stories live. Discover now