D i v o r c e d ?

983 46 0
                                    

~Say Something~

A Great Big World, Christina Aguilera

*

-You're the one that I love-

*

"Aku rasa, aku harus segera pergi, Pris

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Aku rasa, aku harus segera pergi, Pris."

Priscilla menatap Savana dengan penuh rasa kecewa. Priscilla masih ingin bercanda dan tertawa bersama Savana. Priscilla masih ingin berbincang banyak hal bersama Savana. Ia masih merindukan wanita itu.

"Apa tidak bisa nanti? Aku masih ingin berbincang bersamamu, Sav," balas Priscilla kecewa. Savana tersenyum sedih. Jujur, ia juga masih ingin berbincang banyak bersama Priscilla. Rasa rindu masih terasa di benaknya.

"Aku sangat ingin, tapi keadaan membuatku tidak bisa, Pris. Aku harus ikut kelas masak dan persiapan lomba nanti. Kau tahu kan impianku," ucap Savana. Priscilla mengangguk. Ia masih mengingat jelas impian Savana. Dan Priscilla tahu, Savana sangat bertekad untuk mencapainya.

"Baiklah. Aku harap kau akan memenangkan perlombaannya."

"Setelah kau keluar dari Rumah Sakit, aku akan mengunjungimu seperti janjiku kemarin!" ucap Savana serius. Priscilla tersenyum. Ternyata Savana masih ingat janjinya. Seharusnya sekarang ini ia dan Savana berbincang asik di mansion megah milik Apollo. Namun takdir berkata lain.

"Aku juga ingin pamit," ujar Charlie.

"Pamit? Bukankah kau datang lebih lambat dariku, huh?"

Charlie juga ikut menjenguk Priscilla. Pria itu hadir tiga puluh menit setelah Savana. Kehadirah Charlie yang lebih lambat membuat Savana kesal. Padahal Savana sudah meminta Charlie untuk menyusulnya cepat.

"Bukankah sudah aku katakan kalau aku terlambat karena ada masalah di café? Apakah kau masih kesal, huh?" heran Charlie. Savana memutarkan bola matanya malas. Ia membuang wajahnya dan kembali menatap hangat Priscilla.

"Segera sembuh, Pris," ucap Savana lembut. "Dan aku sarankan jika kau ingin melakukannya, maka pastikan pintunya terkunci," lanjutnya jahil, namun berhasil membuat pipi Priscilla merona malu. Priscilla tidak ingin Savana melihat raut salah tingkahnya, maka dari itu ia segera memalingkan wajahnya ke arah lain.

Priscilla menolehkan wajah ke arah Apollo. Matanya melihat Apollo sedang duduk di atas sofa sembari menatap fokus layar laptop. Tampaknya Apollo kembali sibuk menyelesaikan pekerjannya. Priscilla yakin jika ucapan Savana dapat di dengar oleh Apollo. Namun sepertinya, Apollo sama sekali tidak memperdulikannya.

"Apa yang kalian bicarakan?" bingung Charlie.

"Kau tidak diajak tahu! Siapa suruh datang terlambat," sinis Savana.

YOUR fool's Gold | ENDWhere stories live. Discover now