Perihal Luka, Yang Masih Membekas

45 9 2
                                    

 
 
Mengingat kembali kenangan saat kita masih bersama adalah caraku untuk tidak melupakanmu, meskipun kamu sering menorehkan luka. Luka yang kamu beri sampai saat ini masih membekas. Kamu adalah pemberi luka sekaligus obat, aku masih berharap kamu akan  kembali menemuiku. Namun, itu hanya angan belaka yang selalu aku nantikan, entah aku tersihir apa olehmu, membuatku tak bisa melupakanmu meskipun luka yang kamu beri masih membekas. Semua orang menatapku dengan pandangan berbeda-beda, aku bodoh dalam hal mencintai seseorang.

Hari di mana saat kamu mulai meninggalkan luka untukku aku tersiksa, luka itu seolah mengangga lebar, belum sempat aku mengobati luka yang kamu beri, kamu malah seakan-akan menaburkan garam di atas luka yang menganga. Sakit, itu yang aku rasakan, mengapa kamu tega memberi luka yang bahkan aku tak mampu untuk menyembuhkannya. Hati ini sakit, tapi aku masih tak bisa meninggalkanmu. Aku masih ingin bertahan di sampingmu meskipun harus menahan sakit.

Pertama mengenalmu, aku kira kamu tak akan pernah memberi aku luka, tapi kenyataannya kamu membuatku menahan sakit.  Mengenalmu adalah hal terindah bagiku, meskipun berakhir sia-sia. Perjuanganmu mendapatkan diriku, seakan-akan kamu lupakan. Dulu, saat kamu masih memperjuangkan cinta kita, aku terkagum oleh sosok dirimu bahkan sampai sekarang walaupun aku terlihat bodoh di depanmu. Aku masih mencintaimu, setelah kamu memberi luka yang tak kunjung mereda.

Aku bodoh perihal cinta, sampai-sampai aku mendapatkan luka yang begitu membekas sampai sekarang. Aku kecewa tapi, kecewaku termakan oleh rasa cinta yang kian membesar. Bisakah kita kembali memulai hubungan ini, tanpa kamu memberi luka hebat yang sampai saat ini membekas di ingatanku. Pemberi luka yang sangat aku cintai adalah kamu. Kamu seseorang yang akan aku ingat sepanjang masa, akan aku ingat saat dirimu memberiku bahagia sekaligus luka. Kenangan bersamamu seolah-olah menari di benakku, mengingat kembali kenangan dan berharap luka ini cepat pulih.

Namun, aku salah berharap pada manusia. Pada dasarnya semua sama saja, suka menyakiti dan memberi luka. Tapi, bisakah jangan memberi luka yang sampai membekas. Aku tersiksa, setiap hari harus menelan pil pahit yang kamu berikan padaku. Aku takut, aku cemas saat mengingatnya aku tak bisa untuk melupakannya secara permanen. Memang, aku dan kamu memiliki kenangan yang mungkin orang lain akan mengiri melihat kita. Akan tetapi, itu semua hanya semu. Kenangan yang penuh dengan derita. Mengapa aku masih bertahan dengan semua tingkah lakumu. Apa yang kamu bawa agar aku masih bertahan denganmu. Kamu seolah-olah menarik ulur perasaanku, kadang aku merasa kamu pemberi luka hebat dan kamu yang akan menjadi obat untuk segala lukaku.

Sudah cukup aku bertahan sampai sekarang, aku mulai tak kuat menghadapi dirimu yang kian hari semakin menjadi-jadi. Biarkan ini menjadi kenangan perihal luka yang masih membekas. Aku sudah menyerah denganmu, aku sudah muak untuk bertahan dengan orang seperti dirimu, kamu egois, kamu maunya sendiri, kamu hanya memperjuangkan aku saat pertama kita dekat. Saat sudah memiliku sepenuhnya kamu selalu menorehkan luka.

Hatiku sudah cukup kamu mainkan, sekarang giliran aku yang akan meninggalkan luka kepadamu. Luka yang akan kamu ingat sepanjang sisa umurmu. Mulai saat ini aku berjanji tak akan ingin kembali lagi kepadamu sang pemberi luka terhebat. Aku berjanji akan meninggalkanmu dengan membawa semua luka yang kamu beri.

#YangAbadiDalamKata
#EventSenandikaWMM
#Day1

Untuk Kamu Yang Pernah Aku Temui (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang