Chapter 13

898 106 10
                                    

Norak

Norak sekali.

Perasaan yang sama, seperti kupu-kupu yang beterbangan di perutnya setiap kali ia terbangun dan melihat bunga-bunga yang dengan hati-hati ia masukkan ke dalam vas transparan berisi air di atas laci samping tempat tidurnya.

Jungkook bersenandung sambil membalikkan badannya dan tersenyum pada dirinya sendiri, sedikit lengah.

Kegembiraan itu masih berlanjut pada beberapa minggu yang berlalu setelah kejadian itu. Hal itu datang secara alamiah sekarang, rutinitas yang biasa dilakukan yaitu bangun di pagi hari, mandi, merias wajah sebelum menuju dapur untuk menyiapkan makanan untuk Kim Seokjin.

Hal itu menjadi sesuatu.

Jungkook dengan lembut bergoyang di sekitar kamar tidurnya sambil bersenandung lagu di kepalanya sampai dia siap untuk turun ke bawah.

Di dapur, dia sibuk menyiapkan sarapan sederhana untuk Kim Seokjin.

Jangan tanya. Dia tak akan bisa memberikan jawaban. Entah bagaimana, ia sudah terbiasa dan akrab dengan pria itu sejak insiden cincin itu.

Seokjin telah membawa pulang bunga untuknya setiap hari sejak hari itu dan terus meminta maaf padanya. Awalnya Jungkook berpikir ini mungkin hanya sebagai cara meminta maaf atau bahkan lelucon. Ia mengira pria itu akan berhenti melakukannya setelah beberapa hari, tapi sudah berminggu-minggu dan Kim Seokjin tidak pernah absen pulang ke rumah sambil memegang buket bunga beraroma lembut di dadanya.

"Apa yang kau lakukan?" Suara yang tidak asing itu menggema di dapur, membuat Jungkook menoleh ke arahnya dengan tiba-tiba, menyeka tangannya yang basah pada celemek yang diikatkan di lehernya.

Napas Jungkook tertahan di belakang tenggorokannya seperti biasa saat melihat pria itu. Dia mengenakan setelan jas hitam yang disetrika dengan rapi dan dalaman berwarna putih yang hampir tak bisa menutupi bahunya yang lebar dengan dua kancing yang terbuka.

Dia menjilat bibirnya dengan harapan bisa menyembunyikan kegugupannya "tidak ada dasi hari ini?"

"Tidak, ini hari Jumat, mungkin lebih baik terlihat agak santai, bukan begitu?" Dia berkata sambil berjalan lebih jauh ke dapur hingga hanya berjarak beberapa inci dari wajahnya.

Dia tersenyum padanya, "Apa kau tidur nyenyak?"

Jungkook dapat mencium aroma pria itu dari jarak yang dekat di antara mereka, namun entah bagaimana dia berhasil menepis pikiran itu, sebelum menciptakan jarak yang aman di antara mereka "Um... Ya," katanya membalas isyarat tersenyum.

Seokjin hanya bersenandung menanggapi, berjalan mengelilingi meja sambil menarik dua kursi "Ngomong-ngomong, ruangan ini harum sekali, kau berhasil mengubahku menjadi orang yang suka sarapan sekarang. Aku tidak mengeluh, aku benar-benar menyadari bahwa aku menyukainya" ia berbalik menghadapnya "terima kasih Hyewon"

Jungkook mengangguk sambil meraih piring untuk menyantap makanan masing-masing.

Satu hal lagi yang juga mengejutkan adalah betapa ia telah terbiasa membuatkan kopi untuk Kim Seokjin, tahu persis bagaimana pria menyukainya.

***********

"Semua jadwalmu untuk akhir pekan telah dikosongkan!"

Jimin mengumumkan sambil meletakkan iPad dan pena di atas meja di hadapannya dan mengangkat ponselnya.

"Jadi, rencana apa yang kau punya?" Dia bertanya dengan rasa ingin tahu sambil menatap Seokjin dari seberang meja "Sebaiknya hal itu bagus karena kita baru saja membatalkan Louise Vuitton fashion week yang mana kau seharusnya menjadi pemimpin peragaan busana."

She's The Man | Jinkook ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang