Bab21

397 8 0
                                    

Setelah lamanya menempuh perjalanan, mobil Fauzan itu kini telah sampai di kawasan pesantren tepat pukul 01 malam, meski sudah tengah malam keadaan pesantren tidak sunyi,

Karena banyak santri yang berlalu lalang ke masjid untuk melaksanakan shalat tahajud dan bermuraja'ah Qur'an.

Fauzan memarkirkan mobilnya di garasi mobil ndalem, ia membangunkan ayyana yng tampak sangat terlelap dalam tidurnya

"Ayy..udah sampai, yuk.."

Perlahan Fauzan kluar mobil ia mengambil beberapa koper dan buah tangan yng di sengaja di beli untuk umi dan abah,

Sangkin terlalu sibuknya mengangkut smua koper Fauzan baru tersadar kalau tidak ada ayyana sedari tadi, ia segera membuka pintu mobil, lalalu Fauzan mendapati ayyana yang melanjutkan tidurnya itu.

"Hmmmmm kasian, kaya nya kamu lelah banget"
Dengan refleks Fauzan menggendong tubuh ayyana, tepat di depan pintu ndalem Fauzan hampir saja menabrak umi Laila, umi dan Fauzan sama-sama terkejut

"Astaghfirullah Zan...ini ayyana kenapa"

"Eh maaf umi, Fauzan buru-buru, ga papa kok mi ayyana cuma ketiduran aja, yaudah Fauzan bawa ayyana ke kamar dulu ya mi" ucap Fauzan menuju kamarnya.

Umi Laila segera menuju arah dapur untuk membuat kan 2 gelas teh hangat, untuk menenangkan dan memberikan rasa nyaman, apalagi di tengah malam ini.

Fauzan meletakan tubuh ayyana di atas ranjang, ia selimuti tubuh mungil istri nya itu, cupp "selamat malam ayyana" ucap Fauzan setelah itu bersih-besih sebelum menuju tidur nya

Kreeekkk...

Umi Laila membuka pintu kamar Fauzan, sedari tadi umi mengucap salam namu tidak ada jawaban, maka umi Laila meyakin kan diri untuk masuk begitu saja

Ternyata benar, umi Laila hanya mendapati ayyana yng sedang tertidur, "mungkin Fauzan sedang mandi" gumam umi setelah mendengar percikan air.

Umi Laila meletkan 2 gelas teh hangat itu di atas nakas, kemudia umi duduk di pinggir ranjang dan memijat-mijat kepala ayyana

""Kasian..mungkin kamu sangat lelah nduk"

Umi melepas kan hijab ayyana yang membalut rambut indah nya itu, dan meletakan jilbab itu dengan rapi,

"Kamu anak yang baik ayyana,,semoga Fauzan selalu mencintaimu dengan tulus"

Umi Laila mengecup pucuk kepala ayyana, kemudian menaikan kembali selimut ayyana sampai se dada, lalu menuju kluar kamar karena tak ingin mengganggu istirahat ayyana.

Selesai mandi Fauzan menata dirinya dengan mengenakan kemeja Koko dan sarung serta kopiah putihnya, ia menggelar kan sajadah lalu memulai sholat karena Fauzan belum tertidur jadi ia melaksanakan sholat witir saja dan di lanjut sholat hajat,

Ia sujud begitu lama, Fauzan memperkuat doa nya di dalam sujud, setelah selesai sholat Fauzan membaca beberapa dzikir dan tasbih lalu mengadah kan tangan untuk berdoa,

" Ya Rabb,yang maha memberi kemudahan bagi stiap hambanya, pergerakan hamba tak pernah terlepas dari penglihatan mu, maka bantulah hamba ya Allah dalam menghadapi ini smua,

Cinta yang tertanam di hati ini itu karena kehendak mu, jadikan lah hamba seorang lelaki yng pandai menjaga kemarwahan seorang lelaki ya Rabb,

Hamba hanyalah manusia se tak berharga debu, hamba tak memiliki daya upaya untuk berkehendak, ya Rabb hamba tak ingin memendam cinta kpada wanita lain kecuali ayyana,hamba percaya engkau mudah sekali menarik cinta seseorang dari dalam hati manusia,

Ya Allah maka dari itu hamba mohon, hilangkan lah perasaan ini kapada siapapun kecuali ayyana aamiin allahumma aamiin"

Setelah berdoa Fauzan terdiam sejenak,ia menghisap wajahnya dengan kasar lalu melirik ke arah ayyana, Fauzan merasa sangat bersalah terhadap ayyana.

Habibati Gus FauzanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang