Bab38

328 9 0
                                    

Hari ini Abah dan umi Laila sudah besiap-siap tindak an (pergi) kerumah kyai Umar,yaitu abahnya Ning sayyidah yang di kabarkan sakit parah,

Umi yang sudah siap dengan gamis berwarna maroon dan Abah Anwar Jaz hitam dan sarung berwarna putih,

Kang tofa telah siap memanaskan mobil, dan asik dengan ponselnya,

"Loh kang tofa ta yang nyupir?" Tanya Abah Anwar yang sudah selesai dan bersiap masuk mobil sambil berdiri dengan tongkat nya,

"Nggeh bah, saya saja yang anterin njenengan"

"Loh terus seng jogo gerbang sinten kang?"

"Ada mas Yoyon kok bah, hari ini kan piket beliau"

"OOO yaudah-yaudah, Ayuk umi..." Ajak Abah mengingat umi Laila masih belum keluar, Abah Anwar masuk lebih dulu di bantu kang tofa,

"Iya-iya bah, sabar toh umi lagi nyarik fresh care umi"
Sahut umi yang sibuk menata isi tasnya,

"Untuk apa bawa-bawa freshcare umi?"

"Siapa tau di perjalanan umi pusing bah, buat jaga-jaga aja",

Mobil milik kyai Anwar pun mulai melaju melewati gerbang pesantren al-fatah,
Di balik tirai kamar ada sepasang mata yang menatap kepergian mobil itu, hati nya dag-dig-dug,

Iya, itu adalah ayyana ia sangat khawatir kalau tiba-tiba kai Umar meminta Fauzan untuk menikahi Ning sayyidah, sperti apa yng di katakan umi Farah kemaren,

"Ya Allah ayyana takut, ayyana belum siap berbagi suami"

Lirih ayyana menggenggam erat tirai jendela berwarna maroon
"Semoga itu smua tidak akan pernah terjadi ya Allah,ayyana benar-benar takut",

Kata ikhlas yang keluar dari bibir itu bukan lah kata ikhlas yang ada di dalam hati, terkadang kita tidak boleh egois tentang cinta, tapi mustahil kita diam ketika seseorang yang kita cintai harus berbagi dengan wanita lain,

"Sayang.."
Panggil Fauzan di ambang pintu, ia tersenyum ke arah ayyana,ayyana segera kembali membalas senyuman Fauzan,

"Mas...sini" Fauzan berjalan mendekati ayyana, ia memeluk ayyana dari belakang,memeluk erat pinggang ayyana

"Kamu ngapai disini"

"Cuma lihat-lihat doang mas, soalnya belim cuci mata hehehe"

"Lihat apa? Cuma ada pepohonan doang"

"Lihat masa depan kita mas" ayyana beralih memutar tubuhnya dan memeluk tubuh Fauzan,

"Nyaman ya, sering banget meluk saya"
Fauzan mengelus kepala ayyana yang tidak terbalut hijab,

"Mas jngn tinggalin ayyana"

Raut wajah Fauzan menjadi raut wajah yng penuh curiga,ia menautkan alisnya,

"Iya ayyana sayang, saya akan slalu setia,slalu disini, slalu mencintai kamu sekarang esok dan selamanya"

"Ya Allah, Ning sayyidah adalah wanita yang pertama kali menempati hati suami ayyana, apa cinta di hati msnfauzan benar-benar hilang, apa jadi nya jika mass Fauzan bersatu kembali dalam pernikahan"
Lirih ayyana dalam hati, air matanya menetes membasahi bagi bagian dada Fauzan,

Fauzan terasa ada yang mengenai dadany,ia melepas pelukannya dan menatap nanar ayyana,

"Ayy,,,kamu kenapa?" Tanya Fauzan sedikit panik

"Ayyana ga papa,ayyana cuma bahagia dapet suami dan di cintai suami sperti kamu mas"

"Yakin??cuma karena itu?" Sebenarnya Fauzan tidak percaya
" Iya mas,,ini itu air mata bahagia"

Habibati Gus FauzanOnde histórias criam vida. Descubra agora