Bab48

172 6 0
                                    

🧕: akhirnya kita lanjut bab selanjutnya,,makasih udah selalu setia menunggu❤️
.
.yuk lanjut lagi khayalannya
😅

........

Umi Farah dan Abah Umar membawa sayyidah dari ruangan itu, malu dan sakit hati bercampur menjadi satu,
Begitu pula dengan Abah Umar kyai yang tersohor memiliki anak yang begitu membuat kluarga besar pesantren nya malu,

Plak....

Abah Umar tidak bisa menahan emosinya yang begitu memuncak,

"Puas sayyidah? Puas buat Abah mu malu?"

Sayyidah terus menangis di pelukan uminya, seorang ibu yang tidak tega melihat putri kesayangan nya tersakiti,umi Farah coba menenangkan Abah,

"Bah..udah..disini masih banyak orang bah malu.."

"Lebih memalukan sifat putri mu mi" mata Abah Umar menatap tajam ke arah sayyidah,

Abah Umar tak habis fikir,kenapa putrinya itu melakukan hal bodoh padahal ia slalu mengajarkan dan mendidik penuh kebaikan,

"Maaf bah..hiks...hiks...cinta Gus Fauzan buat sayyidah hilang akal"

"Selain hilang akal mu, kamu juga hampir menghilangkan nyawa orang lain! Dengar Abah sayyidah kamu boleh mencintai nya tapi harus pakai akal jangan pakai nafsu,sehingga buat kamu menghalalkan segala keburukan demi cinta mu itu"

"Abah...udah Abah nanti Abah kambuh lagi" umi Farah tak henti-hentinya menenangkan masalah ini, ia khawatir bila Abah Umar kembali kambuh sakit jantungnya,

"Jangan slalu membela yang salah umi, Abah tau dia putri kita tapi bukan berarti mendiam kan seakan buta melihat kesalahnnya" tangan Abah Umar sudah mulai bergetar bahkan ia tidak lagi bertenaga menahan tongkatnya,

Sayyidah hanya menunduk tidak bisa berkata apapun,semua sudah terlanjut bahkan tinggal menunggu hitungan jam ia bakal berada di sel tahanan.

Sementara di dalam ruangan yang hening hanya terdengar suara dentingan sendok di atas mangkuk yang berisi bubur,

Fauzan menatap nanar istri kecilnya begitu dalam,tak terasa buliran bening bernama air mata pun jatuh membasahi pipi,

"Mas...kenapa nangis?"

"ayyana..." Panggil Fauzan ia meraih tangan ayyana dang menggenggam sekuat mungkin,

"Maafin saya, yang udah tega dan lebih percaya sayyidah daripada kamu"

"Nggak mas...kita hanya korban..ga ada yang salah diantara kita"

"Tapi saya bear-benar merasa bodoh ayy, saya tega usir kamu dan saya biarin kamu kehujanan bahkan tersakiti, itu semua karena kebodohan saya ayyana,,,saya minta maaf"

"Husst...." Tangan ayyana mengusap lembut air mata Fauzan, ia beranikan diri menatap dalam mata suaminya itu, terlihat rasa rindu dan rasa bersalah menjadi satu,

"Udah ya mas...ayyana maafin mas, bahkan harusnya ayyana yang merasa bersalah,karena Ayana mas sampai terluka"

"Luka ini belum seberapa dengan kesakitan hati dan jiwa yang saya beri ke kamu,bahkan saya ikhlas jika Allah menumpahkan sakit yang lebih dari ini" sahut Fauzan merasa lesu dan sendu,

"Mas....jangan buat ayyana tambah khawatir,udah ya sekarang mas harus makan lagi"

"Ini masih sakit sayang?" Tanya Fauzan mengelus pergelangan tangan ayyana yang memar dan sedikit luka karena ikatan yang terlalu kuat,

"Nggak kok,,udah mendingan"

Dengan lembut Fauzan mencium tangan ayyana pada bagian yang terluka...meniup pelan-pelan luka itu, lalu di cium kembali,
Ayyana hanya tersenyum manis dengan tingkah Fauzan,

Habibati Gus FauzanWhere stories live. Discover now