11

69 13 2
                                    

Lia membuka mata seperti hari biasanya setelah mematikan alarm di hpnya. Namun pagi ini terasa berbeda. Bukan senyum tipis dari iblis kesukaannya yang ia lihat melainkan senyum dari malaikat yang sayang bukan favoritnya membuatnya mengerutkan alis bingung hingga melihat sekeliling untuk memastikan.

"Selamat pagi, Lia. Tidur nyenyak?" Tanya Taeyong yang berjalan mendekat dan duduk di sebelah Lia namun keberadaannya sama sekali tak merubah atensi Lia mencari iblisnya.

"Lia?"

"Doyoung..." Panggil Lia membuat Taeyong menghela nafas panjang lalu menghilang dan keberadaannya digantikan oleh Doyoung yang langsung disambut senyum cerah oleh Lia.

"Doyoung!" Serunya membuat iblis itu terkekeh pelan, merentangkan tangannya seperti biasa dan membiarkan Lia lah yang memeluknya.

"Tadi kemana? Tadi ada dia disini..." Ucap Lia yang membuat alis Doyoung berkerut.

"Dia?"

"Hhmmm... Aku gak mau sebut namanya takut Dateng nanti..." Bisik Lia yang membuat Doyoung tersenyum simpul.

"Kau libur kan hari ini?" Tanya Doyoung mengalihkan topik pembicaraan yang tentu saja diangguki oleh Lia dengan semangatnya.

"Aku mau bikin tugas seni budaya. Kemarin guruku ngirim pesan di group buat bikin lukisan tema bebas tapi harus menarik dan gak boleh nyontek gambar di internet..." Ucap Lia semangat sambil melepas pelukannya dan berjalan menuju kamar mandi untuk cuci muka dan gosok gigi yang tentu saja diikuti oleh Doyoung. Lagi pula, Lia tak telanjang kan? Ya meskipun nyatanya dia sendiri sering melihat Lia saat mandi tanpa sepengetahuan Lia tentunya.

"Lalu lukisan apa yang mau kau buat?"

"Kamu!" Ucap Lia sambil menunjuk Doyoung dengan gosok giginya juga mulut yang penuh busa.

"Kenapa tak melukis dirimu sendiri saja?"

"Tidak aestetik!" Jawab Lia kembali menatap cermin. Berkumur dan mencuci wajahnya supaya segar.

"Kalau begitu, buat dengan aestetik. Gunakan imajinasi mu..."

"No...no...keputusanku udah bulet mau lukis kamu..." Jawab Lia yang berjalan keluar kamarnya. Turun ke ruang makan untuk sarapan dan menceritakan rencana kegiatannya hari ini pada orang tuanya lalu kembali ke kamar membawa titipan dari Changbin.

Ia menata peralatan lukis yang dibelikan Changbin karena tugas mereka sama saja. Jadi dia sekalian saja titip kemarin.

"Duduk disana..." Ucap Lia sambil menunjuk ke arah kursi santai di kamarnya dan Doyoung menurut saja.

Mengukur dengan pensil lagaknya profesional, Lia mulai mengambil garis dan goresan pada lukisannya untuk membentuk sketsa awal.

Membutuhkan waktu cukup lama untuk Lia membuat sketsa hingga mulai mewarnainya namun Doyoung tak masalah. Baginya menatap wajah miliknya 7x24 jam juga dia siap. Apalagi wajah serius Lia yang menggemaskan selalu berhasil membuatnya melupakan semua masalahnya. Termasuk waktunya dengan Lia.

"Ganteng..." Ucap Lia mengintip dari balik kanvas lalu terkekeh malu sendiri melihat respon Doyoung yang tersenyum mendengarnya.

"Bisa-bisanya manusia yang menggoda iblis..." Ucap Yuta yang diangguki oleh Jeno. Mereka juga ada di ruangan itu namun tak menarik perhatian Lia. Mana pernah Lia tertarik melihat wujud lain jika matanya selalu mencari wujud iblis kesayangannya saja. Malaikat pun bisa tertolak karenanya.

Jeno mengintip lukisan Lia yang sudah berjam-jam dibuatnya itu dan cukup kaget dengan hasilnya. Bisa dibilang sangat berbeda sekali. Kecuali bagian wajah tentunya. Doyoung yang selalu berpakaian hitam gelap tanpa warna apapun mendadak berubah bak pangeran pada lukisan Lia.

I'm In Love With Devil (✓)Where stories live. Discover now