Terbangun 💦

885 40 2
                                    


"Dimana gw?" (M/n) terbangun dari kursi taman.

(M/n) melihat Melaini Jamaal yang berdiri jembatan taman. Kemudian senyuman (m/n) sumringah.

"MELAINI!"

(M/n) mendekati sang mantan pacar. Dia beranjak ke ayangnya, tapi saat dipanggil tidak digubris sama sekali.

"MELAINI! INI GW PACAR ELO! MELAINI! MELAINI!"

Karena mantan pacar tidak gubris (m/n) berlari dan memegang bahunya.

"Melaini! Lo tuli atau..."

(M/n) memutarkan balikan badan Melaini, tapi dia curiga.

"GAAH DAFUQ!"

(M/n) terkejoet, badan mantan pacar tapi kepalanya berubah menjadi Mikey. Sorot mata Mikey yang begitu mematikan.

"Gw bilang jam berapa ini!" Mikey dengan nada serak. Dia mencengkram bahu (m/n) dengan kasar.

"GAAAH ANJIM!!! PANDA!!!"

_______________BRUK!_________________

(M/n) tersentak dari bangun. Kepalanya merasakan sakit, kemudian (m/n) menghela nafas.

"Ternyata cuma mimpi-"

(M/n) terkejoet setengah mati. (M/n) melihat Ran,Rin dan Sanzu yang nongkrong di kamar.

"Selamat malam sleepy head~" Ran menyapa.

Roh (m/n) mau lepas, tapi tidak bisa. Ini adalah momen paling buruk baginya. (M/n) keinget kejadian yang tadi habis di gebok Mikey.

'gini amat hidup gw...' batin (m/n)

Sanzu mengambil pil obat kemudian dimakan. Dengan senyuman sinting, gila, mereng dia memegang pipi (m/n).

"Mikey jadi bad mood akibat ketololan mu." Sanzu menyeringai.

"Hei lo ngapain? Jangan sentuh sentuh zina loh~" Ran.

"Bomat." Sanzu memutarkan mata.

"Ga boleh gitu ngab, nanti kena karma loh." Ran.

"Bacot lo." Sanzu sambil mengusap pipi (m/n).

(M/n) merasa ambigu, karena gosokkan tangan Sanzu sangat erotik. Merinding brrrm....

Sanzu mulai berdebat lagi dengan Ran. Ran hanya nyengir merasa inocent. Urat nadi Sanzu muncul, jengkel dengan kegoblokan Ran.

Sret...

"(M/n)" Rin.

"Iya???" (M/n) menoleh ke arah Rin.

"Mulai sekarang lo menjadi anggota Bonten...lebih tepatnya menjadi pekerja." Rin.

(M/n) terdiam, apa yang barusan dikatakan Rin.

...

"APA!?!!" (M/n) syok.

"Kenapa? Menolak? Kam-" Rin.

"Suka tidak suka kamu harus terima." Sanzu menyeringai.

"Zu gw belum selesai bi-" Rin.

"Pokoknya harus~" Ran.

Rin belum menyelesaikan kalimat sudah dipotong Ran. Rin kezel, pembicaraan dipotong mulu.

"Kalian bisa-" Rin.

Srek!

"Terima atau mati!" Sanzu menarik kerah baju (m/n).

Gulp

(M/n) menelan ludah, merinding bulu kuduk berdiri. Tatapan joker pink mengerikan. (M/n) tidak ada pilihan, lagian dia juga membutuhkan duit untuk saat ini.

BONTEN X (M/N)✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang