Bab Tujuh

209 53 15
                                    

Hyona tiba di kantor pagi-pagi sekali, bahkan saat matahari belum benar-benar terbit. Semalaman Hyona tidak bisa tidur. Meski dokter sudah berkata tidak apa-apa, ia masih dihantui rasa bersalah telah membuat Kyuhyun sakit. Jadi, ya, di sinilah Hyona sekarang.

Hyona masuk dengan hati-hati ke ruang CEO. Ternyata Kyuhyun belum bangun. Tapi ketika melihat wajah lelapnya yang sudah tidak pucat, ketika menyentuh dahinya yang sudah tidak panas, Hyona tersenyum lega. Pria itu sudah membaik. Syukurlah.

Selesai mengecek kondisi Kyuhyun, Hyona menata sarapan yang sudah ia bawa di atas meja. Bubur. Seperti kata dokter, ia harus memberi Kyuhyun makanan yang mudah dicerna sampai pria itu benar-benar pulih.

Hyona tersenyum puas ketika bubur buatannya tertata rapi di atas meja. Selanjutnya Hyona beralih ke meja kerja Kyuhyun. Gadis itu merapikan dokumen-dokumen yang berantakan, kemudian matanya menemukan dokumen yang berisi catatan karyawan. Apakah ada catatan khusus tentang dirinya?

Penasaran, Hyona membuka catatan itu, namun kemudian berhenti di satu dokumen yang ia kenali. Dokumen milik temannya saat di Cho Corporation, temannya yang dipecat dengan tidak adil hanya karena tidak memenuhi target. Dan betapa terkejutnya Hyona melihat alasan utama teman lamanya itu dipecat; menggelapkan uang perusahaan. Lengkap dengan bukti-buktinya.

“Ya ampun!” Hyona menutup mulutnya yang menganga. Jadi ternyata temannya itu bukan sekadar tidak mencapai target, tapi memakan keuntungan yang seharusnya masuk ke kas perusahaan.

“Kenapa selama ini aku tidak tahu?”

Padahal dulu Hyona sering mencaci maki Kyuhyun karena masalah ini. Tapi ternyata semua karena kesalahan temannya sendiri. Kyuhyun bahkan tidak mengumumkan alasan utama temannya itu dipecat untuk menjaga nama baiknya.

“Jam berapa ini?”

Hyona terkejut mendengar suara Kyuhyun yang ternyata sudah muncul di ambang pintu sekat. “Daepyeonim, selamat pagi,” sapa Hyona. Melihat wajah pria itu membuat Hyona semakin merasa bersalah. Ya ampun. Padahal selama ini ia kira Kyuhyun yang tidak punya hati nurani.

“Jamnya tidak mati, kan?” tanya Kyuhyun sambil melihat jam.

“Tidak. Kenapa?”

“Kenapa kau sudah ada di sini? Jangan bilang semalam kau ikut tidur di sini?”

“Tidak. Saya hanya datang lebih pagi untuk memberikan sarapan.”

Kyuhyun duduk di sofa. Hyona ikut duduk di hadapannya. “Kau membuat ini untukku?” tanya Kyuhyun heran.

Hyona mengangguk. “Kenapa?”

“Tidak. Aneh saja. Kemarin kau mengataiku gila, sekarang kau malah membuat bubur untukku.”

Hyona terdiam. Jangankan Kyuhyun. Hyona saja merasa aneh dengan dirinya sendiri. Tapi gadis itu menarik kesimpulan bahwa semua ini dilakukannya atas dasar rasa bersalah. Ditambah setelah mengetahui bahwa ternyata anggapan Hyona tentang Kyuhyun tidak sepenuhnya benar.

“Silakan dicicipi, Daepyeonim.”

Kyuhyun mengambil sendok dan memakan bubur buatan Hyona.

“Bagaimana?”

Pria itu mengecap sambil mengangguk pelan. “Tidak seburuk kopi buatanmu.”

Hyona merengut.

“Ini enak,” koreksi Kyuhyun. “Terima kasih.”

Hyona tersenyum.

“Kau tidak sarapan?”

“Nanti saja.”

“Kau hanya memasak untukku? Tidak untuk dirimu juga?”

“Tidak. Saya belum sempat membuat sarapan sendiri.”

“Kalau begitu belilah sarapan untukmu,” kata Kyuhyun. “Kartuku masih kau bawa, kan?”

“Masih. Tapi itu kan untuk keperluan Daepyeonim.”

Tiba-tiba Kyuhyun berhenti mengunyah dan menatap Hyona dengan alis berkerut. Hyona mengerjap. Kenapa? Apa ada yang salah? Apa Hyona salah bicara? Apa makanannya tidak enak? Kenapa tiba-tiba Kyuhyun berhenti makan?

“Jangan bilang selama ini kau belum pernah menggunakan kartu itu untuk keperluanmu sendiri? Untuk makan siangmu, misalnya?”

Hyona menggeleng. “Saya hanya menggunakannya untuk keperluan kantor dan keperluan Daepyeonim.”

Kyuhyun menghela napas panjang. “Kau pasti sibuk mencelaku sampai-sampai tidak mendengar apa kataku saat memberikan blackcard itu padamu.”

“Hng?”

“Pakai kartu itu untuk membeli segala keperluan kantor, kebutuhanku dan kebutuhanmu sendiri selama itu masih berhubungan dengan pekerjaan, Shin Hyona. Aku ingat aku sudah mengatakan itu padamu dulu,” kata Kyuhyun. “Makanan, pakaian, sepatu hingga makeup yang kau butuhkan untuk bekerja, kau bisa membelinya dengan kartu itu.”

Hyona mengerjap. Benarkah? “Tapi itu kan keperluan pribadi—“

“Kau bekerja sebagai apa sekarang?”

“Sekretaris.”

“Kau pikir aku mau punya sekretaris yang berpenampilan dekil?”

Apa? Kyuhyun bilang dia apa?

“Bukan. Maksudku bukan berarti kau dekil. Kau cantik dan penampilanmu menarik.”

Diam-diam Hyona menggigit bibir bagian dalamnya. Jadi menurut Kyuhyun dirinya cantik?

“Kau sekretarisku. Wajahmu adalah wajahku. Jadi aku mengizinkanmu meng-upgrade diri menggunakan kartu itu. Mengerti?”

Hyona terdiam. Tidak tahu harus merespons apa. Dan tiba-tiba saja terbesit ucapan Eunbin saat wanita itu menyerahkan jabatannya pada Hyona.

“Meskipun belum lama menjadi sekretarisnya, aku bisa mengatakan Cho Daepyeonim adalah orang yang baik.”

Kenapa selama ini Hyona menganggap Kyuhyun adalah manusia paling jahat?

“Shin Hyona, kau mendengarku?” Kyuhyun menjentikkan jarinya di depan wajah Hyona, membuat gadis itu terkesiap.

“Oh? Ne, Daepyeonim.”

Seulas senyum terbit di bibir Hyona saat Kyuhyun kembali melanjutkan makan.

“Bagus. Sarapan yang cukup karena kita punya jadwal yang sangat padat hari ini,” kata Kyuhyun. “Kau sudah pastikan tidak ada kendala di semua restoran kita, kan? Kita akan melakukan kunjungan hari ini.”

Nah, kan! Mulai lagi. Hampir saja Hyona lupa. Yaah, meskipun ia mulai sadar bahwa Cho Kyuhyun bukan pria jahat, tapi Cho Kyuhyun tetaplah Cho Kyuhyun. Si robot gila kerja.

***

Selamat yaa buat nadyaoktav karena kamu berhasil nebak dengan benar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat yaa buat nadyaoktav karena kamu berhasil nebak dengan benar. Silakan dm aku yaa buat klaim hadiahnyaa 🎉

Sejujurnya kemarin sempet pesimis sih. Karena mayoritas jawab Kyuhyun wkwkwk hayoo kenapa kok pada nebak Kyuhyun duluan yang jatuh cinta? 😆

Buat yang belum berhasil, sampai jumpa di tebak-tebakan selanjutnya. Staytune sama My Devil Boss yaaa 💓

My Devil BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang