03

107 15 0
                                    

"Misi kali ini adalah untuk mengambil sebuah ramuan terlarang yang tersembunyi di sebuah rumah tua."

Tujuh kepala yang ada di ruangan itu mengangguk. Memperhatikan penjelasan sang ketua dengan seksama.

"Nah, kode untuk brankas kecil itu ada didalam data milik perusahaan ilegal ini."

Junmyeon membagikan kertas berisi informasi mengenai sebuah perusahaan yang menjual sebuah produk ilegal

"Untuk mengambilnya, seseorang harus menyusup dan menyamar sebagai seorang gadis ketika mereka mengadakan pesta besok malam."

Pria bermarga Kim itu menoleh pada sang keponakan. "Chenle, kau yang akan menyamar untuk ini. Nona Lee akan membantumu nanti."

Si pemuda Zhong memijat pangkal hidungnya karena pening yang tiba-tiba menyerang kepalanya. Helaan nafas berat ia loloskan. Kemudian mengangguk pasrah.

"Baiklah."

Sang paman menyematkan sebuah senyum tipis sebelum kembali melanjutkan penjelasannya.

"Jisung bertugas berjaga di titik ini–"

Junmyeon menunjuk peta yang terpasang pada sebuah papan. Pemuda bermarga Park itu mengangguk.

"Jaemin di titik ini, Jeno yang bertugas menjemput Chenle."

Junmyeon kembali menunjuk satu titik ada peta itu. "Mark dan Haechan berjaga di sini. Dan Renjun yang akan memonitor kalian semua dari jarak jauh seperti biasanya."

Setelah semua kepala yang ada disana mengangguk, Junmyeon mengakhiri pertemuan itu.

°°°

"Ya Tuhan, kau manis sekaliii!!"

Bertolak belakang dengan nona Lee yang sangat antusias dan bahagia melihat hasil riasannya pada pemuda garis keturunan Zhong itu, Chenle malah menekuk wajahnya.

Rambutnya yang sudah berubah menjadi surai pirang panjang, mini dress off shoulder berwarna maroon yang kini membalut tubuhnya, make up tipis yang menghias wajahnya, dan sebuah sepatu wedges yang membalut kakinya. Semua itu membuatnya risih.

Sembari menarik-narik rok dress nya ke bawah, Chenle menatap Nona Lee dengan bibir mengerucut sebal.

"Noona, apa ini tidak terlalu berlebihan?"

Wanita itu memejamkan matanya sembari menggoyangkan telunjuknya di hadapan si pemuda Zhong.

"E-em, ini sudah sangat sempurna."

Chenle semakin menekuk wajahnya.

"Sudah, kau harus segera berangkat."

Meski wajahnya masih tertekuk, Chenle tetap berjalan menuju mobil yang akan mengantarnya ke tempat acara perusahaan itu diselenggarakan.

Sesampainya disana, Chenle langsung masuk setelah memperlihatkan surat undangan palsunya pada penjaga yang ada di depan pintu.

Bibirnya mengulas sebuah senyum semanis mungkin. "Terima kasih."

Ketika ia masuk kedalam, tempat itu begitu ramai. Ia mengedarkan pandangannya, mencari seorang pria gempal yang merupakan pemimpin organisasi itu.

Saat manik dengan softlens berwarna biru langit itu menemukan seseorang yang ia cari sedang duduk di salah satu sofa sendirian, Chenle memulai sandiwaranya.

Ia berjalan mendekati pria itu dengan anggun, kemudian mendudukkan diri tepat disampingnya. Bertukar senyum dengan pria itu sebelum menaruh tangannya dengan nakal di paha gempalnya.

Black Swan  [Chenji / Jichen] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang