04. Pencuri

1K 114 3
                                    

Kaki mungil itu terus melangkah tanpa tau lelah guna mencari receh untuk menyambung kehidupan nya yang masihlah panjang. Iya, dia Leo kecil yang sedang mengamen di lampu merah.

"balon ku ada limaa~ rupa rupa warna nya~"

Nanyiannya terkesan memiliki semangat yang membara, tak peduli betapa menyengat nya matahari di siang ini.

"Hijau kuning kelabu~ merah muda dan biru~"

Kecrakk kecrakk kecrakk

Bunyi botol yang beradu dengan kerikil itu mengiringi nyanyian semangat milik Leo.

Banyak orang tampak iba dengan tingkahnya, ia tampak berseri-seri ditengah rasa susah mengais rezeki seperti ini.

Orang-orang itu kadang tak segan memberikan uang yang besar kepadanya, Leo pun bersyukur akan kemurahan hati para pengendara.

Lampu yang semua merah sudah menjadi kuning, Leo menepikan dirinya sembari terus menebar senyum kepada semua orang.

Hari yang semula panas , perlahan mulai menampakkan gurat jingga di ufuk barat. Tanda hari akan segera menjelang malam.

Kaki mungil itu melangkah untuk kembali ke 'rumah' nya. Ia berbahagia dengan beberapa lembar uang merah di tangan kecil nya. Ia beruntung! Para pengguna jalan yang murah hari itu memberikan nya uang lebih dan Leo akan menggunakannya untuk membelikan orang di 'rumah' makanan.

Sungguh! Leo adalah manifestasi seorang malaikat yang jatuh ke bumi. Hati polos dan tingkah baik nya sangat melebihi batas wajar seorang manusia.

Tanpa sengaja, mata bulat milik Leo melihat sebuah dompet yang jatuh milik seorang wanita. Dengan raut wajah panik , Leo mengambil dompet itu dan segera mengejar wanita yang tampak berjalan terburu-buru.

"Nyonya! Nyonyaa! Dompet nya jatuh!" Teriak nya sembari terus berlari, langkahnya terlalu kecil untuk sekedar mengejar orang tersebut hingga akhirnya Leo kecil itu kehilangan jejak Wanita tadi.

Mungkin sadar jika dompet nya hilang, wanita itu berbalik dan mencari-cari dompetnya. Tanpa sengaja melihat Leo yang memegang dompetnya dengan raut wajah bingung, ia berjalan dengan langkah lebar.

"KAU!! PENCURI!!" Tuding nya tanpa tau niat baik milik Leo, apalagi melihat beberapa lembar uang merah di tangan Leo.

"KECIL-KECIL SUDAH JADI PENCURI YA KAMU!!" Lanjutnya sembari menyentak dompetnya dari tangan si kecil.

"Maaf nyonya, tadi dompetnya jatuh. Leo bukan pencuri," air mata nya mengalir dengan perlahan membasahi pipi gembil nya.

Seolah-olah tak peduli dengan penjelasan Leo, ia berteriak kepada semua orang yang tengah lewat di jalan tersebut jika Leo ini pencuri.

"LIHATLAH! KALIAN HARUS BERHATI-HATI DENGAN ANAK INI!! IA PENCURI!! LIHATLAH UANG DI DOMPETKU BERKURANG!!" Tuduhnya sekaligus sebuah fitnah ditunjukkan untuk Leo, lagipula si Kecil itu tampak lusuh sekali. Maka si wanita itu memanfaatkan agar bisa mendapatkan uang yang ada di tangan Leo.

Jahat sekali..

"Jangan asal menuduh kau! Aku dan teman-teman ku melihat jika si kecil ini sama sekali tak membuka dompetmu! Malah ia mengejar mu untuk memberikan dompet sialan mu yang jatuh itu!" Ujar seorang ibu-ibu sosialita yang sebelumnya memberikan Leo beberapa lembar uang merah ketika melewati Zebra Cross.

Suasana disana mulai ricuh dengan pembelaan yang disampaikan oleh seorang ibu-ibu sosialita yang cukup terpandang di kota itu. Orang-orang mulai memberhentikan aktivitas yang tengah mereka lakukan, hanya sekedar untuk melihat kericuhan yang tengah terjadi di kala itu.

Baby SanjayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang