2

1K 87 8
                                    

Hola🖐
Jangan lupa vote dan komen😁
Selamat membaca🥰
___

Ekspresi Biru langsung berubah depresi. Dengan panik dia bertanya, "Perjanjian apa? Bokap lo sama bokap Azura punya rencana jodohin lo sama Azura?"

"Lo pikir gue hidup di zaman apa, segala jodoh-jodohan." Dio tak habis pikir dengan imajinasi Biru.

Biru menghelakan napas lega. Wajahnya kembali datar seperti biasa. "Pulang sekolah gue mau nyari hadiah buat ulang tahun Azura."

"Terus? Harus gue anter gitu?"

Biru berdecak, dia memutar bola matanya. "Katanya lo mau cari cat air buat adik lo? Gak mau sekalian bareng gue?"

"Oke."

___

Niatnya sudah baik ingin membelikan cat air untuk Kalla yang mengadu kepadanya tentang ujian praktek melukis yang harus ia selesaikan tetapi cat air yang dia miliki habis. Namun, Dio tidak pernah mengira akan bertemu Kalla bersama dengan bocah laki-laki yang pernah mengantarnya pulang di toko ini.

"Kalla!" Biru yang berdiri di sebelahnya merasa cukup terkejut mendengar teriakan Dio. Tadi dia masih tenang-tenang saja, namun mengapa sekarang ekspresinya sudah seperti ingin menguliti orang hidup-hidup?

Gadis yang namanya dipanggil langsung berbalik, dia melebarkan matanya melihat Dio berdiri di pintu masuk toko. "Abang?"

"Kakak kamu?" Laki-laki yang berdiri di samping Kalla sontak bertanya.

Tetapi Kalla tidak menanggapi. Dia terdiam dengan perasaan takut. Dio selalu melarangnya untuk dekat dengan laki-laki apalagi berpacaran, namun Kalla juga ingin menikmati masa muda dengan berbagi hal-hal romantis bersama pasangan. Jadi dia tidak memberitahu Dio tentang Ghali.

"Bagus! Masih SMP udah pacaran!" Dio menghampiri Kalla dan langsung menarik tangannya untuk mendekat ke arahnya.

"Gak pacaran! Aku sama Ghali lagi cari cat air buat tugas melukis di sekolah!" Kalla memberi alasan. Dia juga tidak menyangka akan dipergoki seperti ini oleh Dio.

"Maaf, kak.. Gue Ghali." Seseorang memotong adegan saling memelototi antara Dio dan Kalla. "Gue-"

Ketika Ghali hendak melanjutkan ucapannya, Kalla langsung menggelengkan kepalanya. Jadi Ghali mengurungkan niatnya. "Aku bareng temen-temen. Tuh di sana.. Cia! Gwen! Sini!" Kalla memanggil nama teman-temannya yang juga hadir di tempat itu.

"Eh, hallo kak Dio? Kok tambah ganteng, itu yang di belakang siapa? Kok ganteng banget!" Mata Cia langsung berbinar ketika melihat sosok Biru di belakang punggung Dio. Memang, Cia dan Gwen adalah dua teman Kalla yang sudah sangat mengenal Dio, karena terkadang Dio yang menjemput Kalla di tempat les ataupun sekolah.

Gwen datang dan langsung menggeplak kepala Cia. "Lenjeh banget lo!" Kemudian Gwen melambaikan tangan kecil sambil berkata, "Hallo kak Dio dan temannya yang ganteng paripurna hehe.."

Kalla menghelakan napas, lelah dengan tingkah genit teman-temannya yang tidak bisa diam saat melihat laki-laki tampan sedikit saja. "Kan, liat! Aku gak pacaran. Kami berempat emang kesini buat beli cat air abis itu main dan pulang."

Dio terkekeh sarkas. Mana mungkin Kalla dan laki-laki bernama Ghali itu tidak pacaran. Masih jelas dalam pengelihatannya adegan Ghali merangkul bahu Kalla lalu mereka tertawa bersama-sama. "Ayo, pulang."

IMPOSSIBLEWhere stories live. Discover now