Chapter 31

1.4K 231 22
                                    

Selamat Membaca
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Kamu ngapain disini?, dan kamu kenapa" Chika tak menjawab pertanyaan yang Rava lontarkan, dia langsung masuk ke dalam pelukan Rava

Dan tak lama, dapat Rava dengar tangisan dari Chika. "Hey!, kenapa nangis, kamu kenapa?" Rava mencoba mengangkat kepala Chika untuk menatap ke arahnya

Namun Chika menolak, dia lebih mengeratkan lagi pelukannya kepada Rava. Rava yang masih terkejut sekaligus heran pun memilih untuk mengusap usap punggung Chika. Mencoba menenangkan Chika yang semakin terisak.

Dan setelah 10 menit berlalu, tangis Chika pun mulai reda. Dia perlahan melepaskan pelukannya kepada Rava, keadaannya sekarang pun telah dibalut dengan jaket kulit Rava.

"Kamu kemana aja?" Tanya Rava, namun tak langsung dijawab oleh Chika

"Maaf aku ngilang-"

"Jawab aja, kamu kemana?" Tanya Rava dengan nada yang sedikit lebih serius sekarang

"Aku-aku gak kemana mana"

"Kemana!?" Rava mengulangi kata katanya

"Aku cuma lagi sedih aja"

"Kemana Chika?!"

"Dirumah!"

"Kamu gak ada dirumah, aku setiap hari ke rumah kamu, dan kata orang orang yang kerja dirumah kamu, kamu gak ada dirumah!" Ucap Rava dengan cepat, membuat Chika gelagapan sekarang

"Aku dirumah, dirumah opa, opa lagi sakit, jadi aku sedih. Aku bad mood jadi aku sengaja gak ngeaktifin handphone aku, aku bener bener minta maaf"

Entah Rava harus percaya atau tidak sekarang. Pengakuan Chika berbeda 180° dengan apa yang pak Jukri katakan kepadanya.

Jelas sudah, memang sepertinya ada yang disembunyikan darinya. Namun, saat ini Rava lebih memilih untuk diam terlebih dahulu.

"Opa kamu sakit apa?"

"Jantung, penyakitnya kumat lagi, aku bener bener sedih Rava"

Rava membawa Chika ke dalam pelukannya."Kamu yang kuat ya, Opa pasti sembuh kok" Ucap Rava terhenti sejenak, pelukan mereka pun terlepas

"Tapi tolong Chik, lain kali jangan gini, kalau ada masalah kamu bisa cerita sama aku, masalah apapun itu" Rava menjeda kalimatnya sejenak, membuang napasnya sedikit kasar. "Jujur, aku sedikit kecewa sama kamu, kamu tau Chik, aku dari kemarin selalu mikir aku ada salah apa sama kamu, sampe sampe kamu hilang gitu aja, selama seminggu" Chika kembali masuk ke dalam pelukan Rava

"Maafin aku ya, aku janji ini yang pertama dan terakhir" Rava tersenyum tipis lalu mengangguk, dan pelukan mereka pun terlepas

"Oh iya, aku baru sadar, tumben kamu pake dress dan basah lagi gini, kamu mandi hujan?" Chika hanya diam saat Rava melontarkan pertanyaannya

Kepalanya sedikit tertunduk, dan matanya menelusuri sekitar. Dia tersentak saat menyadari bahwa cincin berwarna silver masih melingkar di jari manis tangan kirinya. Dengan cepat Chika langsung melepaskan cincin tersebut dan menggenggamnya erat erat, dia berharap Rava tak melihatnya.

Ravadel Dan CintanyaWhere stories live. Discover now