Memperhatikannya

0 0 0
                                    

Seorang laki-laki tengah berdiri disamping jendela kamar apartemen miliknya, sedang memperhatikan seseorang diluar sana. Yang merupakan seorang gadis dengan gaun pendek berwarna merah muda dan rambut yang dibiarkan terurai sambil terombang-ambing karena terburu-turu berlari masuk ke dalam sebuah gedung yang terdapat sebuah pesta besar didalamnya.

Melihat gadis itu hilang dari pandangannya, ia bergegas mengambil jas miliknya dan pergi dari apartemen menuju ketempat yang sama dimana gadis itu berada karena ia termasuk orang yang di undang pada acara itu.

Saat lelaki itu tiba, ia langsung disambut oleh teman-teman lamanya.

Ia sedikit berbincang-bincang sampai matanya mendapati gadis yang sebelumnya sedang berbicara dengan teman-temannya.

Sudah lama ia mengenal gadis itu dan terus memperhatikannya dari jauh.

Ia jadi teringat di masa SMA nya sudah tertarik dengan gadis itu.

Pernah saat anggota kelompok basket nya tidak sengaja melempar bola dan mengenai kening gadis itu, ia hampir mengamuk kepada anggotanya namun ia bukan siapa-siapa.

Diam-diam ia mengikuti gadis itu menuju toilet, ia melihat gadis itu merendam sapu tangan miliknya dengan air dan menyapunya tepat pada bagian yang terkena bola.

Hatinya sedih melihat gadis itu terluka, namun ia tidak bisa berbuat apa-apa saat itu.

Dan pernah ia melihat gadis itu dibully oleh beberapa gadis lain. Sepengetahuannya gadis itu tidak pernah membuat kesalahan apa-apa, hanya saja ia menjadi sasaran gadis-gadis pembully itu.

Sampai pada suatu hari ia melihat dengan mata kepala nya sendiri, saat rambut panjang gadis itu ditarik oleh gadis lain.

Dia mengeluarkan sebuah gunting besar dan langsung memotong rambutnya beserta ikatannya.

Bahkan semua murid yang melihat tindakannya terkejut, apalagi dengan gadis yang menggenggam potongan rambutnya.

Dengan wajah datar gadis itu pergi dalam diam seperti tidak terjadi apa-apa.

Lelaki itu mengikutinya sampai ia menuju keruang jurusan kecantikan, dari balik pintu ia dapat mendengar sebuah percakapan.

"Ibu Grace, bisakah ibu merapikan potongan rambutku ini" Ucap gadis itu.

"Ya ampun sayang, apa yang terjadi pada rambutmu? Bukankah tadi pagi ibu baru saja melihat rambutmu masih panjang dan terikat? Tapi kenapa sampai seperti ini?" Tanya ibu grace dengan raut penuh khawatiran.

"Bu.. Aku lelah seperti ini, aku tidak memiliki kesalahan tapi anak-anak itu selalu menggangguku. Mau aku laporkan pun mereka akan tetap menang, karena mereka orang kaya dan bisa membayar guru-guru di sini" Ucap gadis itu.

"Ohw sayang ibu turut prihatin padamu" Ucap Ibu grace.

Dan setelahnya yang ia lihat gadis itu menangis dalam pelukan sang guru.

Hatinya sakit, begitu juga dengan lelaki itu.

Dan dari saat itu ia bertekat untuk melindungi gadis itu, walaupun dari kejauhan.

Saat pesta selesai lelaki itu memberanikan dirinya menghampiri gadis itu.

"Permisi" panggilnya.

Gadis itu menoleh padanya "Iya?"

"Perkenalkan namaku Dimas, kita pernah satu sekolah dulu" Ucap Dimas.

"Benarkah? Namaku Minji salam kenal" Minji menjabat tangan Dimas yang terulur untuknya.

"Kalau tidak keberatan boleh kita bicara lebih banyak lain waktu?" Tanya Dimas meminta izin.

"Sebenarnya aku ragu, tapi karena kita berkenalan secara langsung tentu kau boleh" Ucapnya.

Mendengar itu membuat Dimas tersenyum senang, mereka mulai berbicara sambil menuju jalan pulang.

The end

Corrected by Khun_Anyuha

The Story..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang