chapter 3

128 22 0
                                    

Dalam hati [Name], ada rasa suka dan kagum yang tumbuh terhadap Gepard. Kenangan saat Gepard menolongnya dari serangan monster fragmentum terukir dalam pikiran [Name] seperti kaset rusak. Ketika [Name] teringat akan momen itu, hatinya dipenuhi dengan terima kasih dan kagum pada Gepard.

Gepard, dia tidak hanya kapten yang kuat, tetapi juga seorang pelindung yang peduli. Terhadap orang asing seperti [Name] yang kala itu belum saling mengenal.

Gepard dengan penuh kerendahan hati membalas ungkapan kagum sang gadis, "Aku hanya melakukan apa yang perlu dilakukan, [Name]."

Namun, dalam kedalaman matanya, [Name] melihat kehangatan yang lebih dari sekadar kewajiban. Ada sesuatu yang bersinar di antara keduanya, seperti api kecil yang menghantarkan.

Seiring waktu berlalu, setiap pertemuan dengan Gepard membuat detak jantung [Name] berdegup lebih kencang. Mungkin di antara lapisan perasaan yang tumbuh, ada benih cinta yang mulai tumbuh di hati [Name].

***

Meskipun atmosfer perjamuan penuh kehangatan, [Name] masih merasa ragu untuk mengungkapkan perasaannya pada Gepard. Dalam keintiman malam itu, [Name] memilih untuk menyimpan rahasia perasaannya, terus menikmati momen bersama tanpa membeberkan isi hatinya.

Dalam sudut hati, [Name] bertanya-tanya apakah saat yang tepat akan datang untuk mengungkapkan rahasia ini. Sementara itu, perasaan yang tidak terucapkan tetap mengambang di udara, menciptakan ketegangan yang manis di antara keduanya.

"Aku jujur pada perasaanku pun, kita berdua tetap akan berpisah. Bukankah itu percuma saja?" tutur batin [Name].

Jantungnya terasa berisik dan tidak mau diam. Berada di dekat Gepard, [Name] tidak bisa berkutip.

Gepard yang mendahulukan keamanan orang lain. Gepard yang masih mencari suara emasnya. Gepard seorang adik penurut, dan yang lainnya. Semua hal yang ada di Gepard, begitu disukai [Name] sepenuh hati.

Banquet || Gepard LandauWhere stories live. Discover now