🌻 Waktu yang Melegakan

7.6K 346 6
                                    


بسم الله الر حمن الر حيم...

Jangan jadi silent readers ya...

Karena vote dan komentar kalian sangat amat di butuhkan sebagai semangat para authors...

Jadi mari kerja samanya ☺🤗

Typo bertebaran ‼️

Selamat membaca

.
.
.
.
.
.
.


Dreetttt....

Drettttt.....

Drettttt.....

Telepon diatas meja berdering saat Hafshah sedang bersiap. Afifah nama yang muncul dilayar. Dengan segera ia mengangkat telepon itu sebelum bunyi deringnya berhenti dan layarnya kembali menghitam.

" Kamu belum datang juga ? " kata Afifah setelah saling mengucapkan salam.

" belum. Ini baru mau berangkat " jawab Hafshah sambil memasukan semua keperluannya kedalam Tas.

" Acaranya sebentar lagi, kamu nggak lupa jam berapa acaranya dimulaikan cha " ujar nya mengingatkan.

Hafshah melirik kearah Teleponnya sebentar, lalu kembali melanjutkan kegiatannya. " enggak, bentar lagi juga mau berangkat ini lagi masukin barang kedalam tas. " Meyakinkan pada Afifah kalau ia tidak lupa.

" Aku tunggu ya, acaranya jam 10 kamu jangan sampai terlambat " ujarnya lagi.

Hafshah menganggukan kepalanya, walau sadar Afifah tidak dapat melihat gerakan kepalanya. " hhmm "

" Fah, telponnya Ana matikan dulu ya, ini lagi keluar rumah, mau berangkat, nanti kalau sudah sampai ana kabari."

" hhmm oke .." ucap Afifah sebelum mengakhiri panggilan telepon mereka.

" Mas, semua sudah dimasukan mobilkan ? Uda dicek lagi? Jangan sampai ada yang ketinggalan. " kata Hafshah pada Suaminya.

" Sudah, sayang. yuk berangkat, Zain juga sudah di dalam mobil ." ujar Gus Al sembari membukakan pintu mobil untuk Hafshah.

" Terima kasih " ucap Hafshah dengan senyum lebar sambil menatap Gus Al .

Gus Al mengedipkan sebelah mata membalas senyuman Hafshah.
" sama sama sayang..."

Selama Mereka berada diperjalanan, Hafshah dan Zain sibuk berceloteh manja. Kadang tertawa, saling berbisik dan mencium tanpa menoleh pada Gus Al yang melirik adegan mesra itu dengan cemburu. Setiap ingin mengeluarkan suara, ia justru mendapat lirikan tidak bersahabat dari keduanya. Alhasil, Gus Al hanya diam tanpa bisa bergabung, walaupun dia ingin.

" Fokus nyetir aja, jangan lirik lirik " ujar Hafshah

" hmm." Gus Al meyungging bibir pasrah.

Sedangkan dipangkuan Hafshah, Zain terkikik lucu dengan kedua tangan yang menutup mulut.

" jangan ngejek Abi, Zain. "

" PPffftttt.... "

" Zain ! " peringat Gus Al lagi.

" Sudahlah, Mas. Nyetir aja, lagian Zain diam aja dari tadi. " Ujar Hafshah dengan nada suara yang mulai kesal.

" Iya, iya, iya...."

" Ppfftt, tatian... "

Gus Al melirik tajam sang anak, ingin rasanya ia mencuil wajah tampan nan menggemaskan milik Zain dengan yangannya sendiri. tapi saat melihat tatapan mata sang istri, niatnya hanya jadi angan angan yang tak akan berani ia lakukan.

AL & HA (Gus Duda) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang