Part 3

1.9K 352 106
                                    















Bukan tugas negara. Satu-satunya acara yang bisa Renjun kunjungi adalah Kerajaan kedua orang tuanya, yaitu Tyrone. Meski begitu, Renjun hanya diberikan sedikit waktu untuk berkunjung ke sana. Jeno tidak pernah memperbolehkannya pergi terlalu lama.

“Jadi, lagi-lagi Yang Mulia tidak bisa datang?” tanya sang Ibu kepada Putranya. Lantas Renjun mengangguk mengiyakan hal itu.

Ia sudah berusaha membujuk sang Suami untuk bisa datang kali ini. Sayangnya Jeno selalu menolak dengan tugas Negara sebagai alasan. Hingga pada akhirnya, selalu Renjun yang pergi sendiri untuk menemui undangan dari keluarganya. Renjun tak pernah mengatakan apapun pada sang Ibu. Hanya saja Baekhyun mengerti kesulitan Renjun, begitupun dengan posisi yang dirasakan Putranya.

Ratu Tyrone itu merasa bersalah atas apa yang dilakukannya dahulu. Jika saja ia tidak meminta Renjun menikah dengan sang Raja Azure, dan lebih mendengarkan apa yang Putranya inginkan, Renjun mungkin bisa hidup lebih bahagia hari ini. Ia menyesal karena gagal memperjuangkan kebahagiaan buah hatinya.

“Renjun, maaf karena Ibu tidak bisa memperjuangkan hak mu. Bila saja dulu Ibu tidak memaksamu, sudah pasti kau akan lebih bahagia”

Renjun memandang sang Ibu lekat. Ia tidak bisa menyalahkan siapapun atas hal ini. Lantas ia lemparkan senyum demi membuat sang Ibu tak lagi merasa bersalah “Ibu, semua baik-baik saja, Ibu tidak perlu khawatir. Ibu tidak perlu merasa bersalah atas apapun”

“Renjun, meski kau tidak mengatakan apapun, tetapi Ibu mengerti” Baekhyun menggenggam tangan sang Putra, lantas kembali melanjutkan ucapannya. “Kau bisa katakan yang sejujurnya pada Ibu”

Baekhyun tahu ia terlambat mengatakan semuanya. Ia benci melihat senyum Renjun yang masih begitu manis, di saat ia tahu bahwa kehidupan sang Putra begitu menyakitkan. Renjun selalu seperti itu, tidak pernah menunjukan lukanya pada siapapun.

“Katakanlah, ungkapkan pada Suamimu. Jika memang semua terlalu menyakitkan, dan ia tidak bisa menganggap keberadaan mu, kembalilah ke Tyrone. Kali ini Ibu akan berjuang untuk mu, kau tetaplah putra ibu ..”

“Tidak ada yang seperti itu Ibu, Yang Mulia hanya sedang disibukkan dengan kegiatannya, ia tidak pernah mengacuhkan ku. Yang Mulia memperlakukan ku dengan baik”

Apapun. Kalimat apapun yang bisa Renjun lontarkan untuk melindungi nama Suaminya di hadapan keluarganya, akan Renjun ucapkan. Selain tidak ingin membuat sang Ibu khawatir, Renjun juga tidak ingin membuat nama Jeno buruk di Tyrone.

Lagipula semua sudah terlambat. Kalaupun ia bicara, semua itu tidak akan berjalan mudah. Ia tidak ingin turut menghancurkan Tyrone. Jika sang Ibu membelanya, sama saja dengan membelah keluarga Tyrone, karena sang Ayah yaitu Chanyeol sudah pasti tidak akan memihak sang Ibu. Renjun pikir tidak ada gunanya membahas kehidupan pernikahannya saat ini.

“Yang Mulia, utusan Baginda Raja untuk menjemput sudah tiba. Anda diminta kembali tepat waktu” Ujar Jisung begitu menerima mandat dari Pengawal Tyrone yang berjaga di luar.

“Aku akan menemui kakak ipar terlebih dahulu, dan memberikan hadiah atas kelahiran Putranya. Setelah itu, kita akan kembali ke Azure” jawab Renjun.

Undangan hari ini adalah mengenai kelahiran Pangeran kecil, anak dari sang kakak yaitu Mark, dan Istrinya Jaemin. Berbeda dengan tradisi Azure yang akan mendahulukan pengangkatan Raja sebelum sang Raja menikah. Di Tyrone Pangeran harus memiliki pasangan terlebih dahulu, lalu setidaknya memiliki satu keturunan, barulah akan dilantik menjadi Raja selanjutnya.

“Ibunda, tolong sampaikan juga pada ayah bahwa putranya hidup dengan baik” Renjun tahu Ayahnya akan sangat khawatir bila mana mendengar sesuatu mengenai buah hatinya.

SHADOW QUEEN - NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang