Part 5

1.9K 371 72
                                    

Hai, boleh tinggalkan komen untuk part barunya?














“Logan suka suara Ibunda saat bernyanyi”

Renjun tersenyum mendengar penuturan Putranya. “Benarkah?”

Logan yang kini tengah dalam posisi berbaring, dengan kepala bersandar di pangkuan Renjun mengangguk sebagai jawaban. Usapan lembut si kecil terima dari tangan Ibundanya. Menikmati sentuhan penuh kasih, disertai senandung merdu yang keluar dari bilah sang Ibu.

“Lalu jika dari Ayah, apa yang Logan suka?” tanya Renjun pada sang Putra. Dari rautnya, Logan nampak berpikir sejenak sebelum menjawab.

“Logan suka saat Yang Mulia sedang bertarung dengan pedangnya. Logan suka melihat Yang Mulia saat menunggang kuda, Logan suka semuanya”

Meski sudah bertahun-tahun lamanya, tetap ada rasa mengganjal ketika mendengar Logan memanggil Ayahnya sendiri dengan ‘Yang Mulia’. Ya, memang sudah sedari ia kecil Logan terbiasa memanggilnya seperti itu.

“Ketika besar nanti, Logan ingin menjadi Raja yang kuat seperti Yang Mulia. Itu mimpi Logan” Cicit si kecil yang benar-benar ingin mengikuti jejak Ayahnya.

Renjun tersenyum. Ia bahagia mendengar Logan memiliki ketertarikan yang sama untuk memimpin Negeri ini. “Ayah pasti akan sangat senang mendengarnya” Ujar Renjun.

“Ibu, apa Ibu juga punya mimpi? Apa Ibu juga bercita-cita menjadi seorang Ratu?”

Renjun terdiam, tidak langsung menjawab pertanyaan yang terlontar dari sang Putra. Perkara Mimpi ya? Tanyanya pada diri sendiri.

Sayangnya ia hidup dalam takdir yang tidak memperkenankannya untuk mengejar mimpi. Semua itu pada akhirnya hanya akan jadi angan dalam kenangan yang harus ia tutup rapat. Mungkin benar bahwa dahulu terbesit dalam hatinya untuk menjadi seorang Ratu, namun bukan hal itu yang benar-benar ia inginkan.

Masa-masanya dalam panjatkan asa sudah sirna sejak lama. Ia bahkan lupa kapan terakhir kali ia masih mendamba akan mimpinya. Karena keterbatasan, dan ketidakmampuan melawan hal yang tertulis untuknya, maka ia dipaksa untuk menutup segala hal yang pernah begitu ia ingin perjuangkan.

Tidak ada celah untuk Renjun dalam menggapai semua yang diinginkannya. Demi yang katanya menjaga kehormatan, dan harga diri, ia harus melupakan segala hal yang berkaitan dengan apa yang ingin ia lakukan di dunia ini. Tidak, Renjun tidak bisa menyalahkan siapapun. Ia memang tidak terlahir untuk sebuah kebebasan.

“Tentu, menjadi Ratu juga salah satu hal yang Ibu inginkan” Ratu yang dicinta tentu saja, bukan Ratu yang hanya dijadikan sebagai pelengkap takhta.

“Yang Mulia, anda diminta bersiap ke aula untuk acara Putri Jenna” Renjun mengangguk mendengar Jisung bicara.

“Nah, Logan, sudah saatnya kembali berlatih. Ikutlah dengan paman Jisung. Ibunda perlu bersiap” Logan pun bangkit dari ranjang sang Ibu. Ia segera dibawa oleh Jisung untuk kembali berlatih, sebagaimana tugasnya sebagai Putra Mahkota. Begitupun dengan Renjun yang juga memulai untuk bersiap.

Hari ini merupakan hari yang cukup penting untuk keluarga Kerajaan. Di mana rombongan dari Negeri Agnesia di Timur datang menerima lamaran yang Azure tujukan pada Pangeran mereka. Satu dari sekian banyak Negeri yang mau menerima pinangan yang Azure kirimkan untuk Putri yang Negeri ini miliki yaitu Putri Jenna, adik Perempuan Jeno. Besar harapan keluarga kerajaan, semoga pertemuan ini bisa berjalan lancar.

Selesai dengan kegiatannya, Renjun tidak langsung pergi ke Aula. Ia memilih untuk menemui Jenna terlebih dahulu.

“Sudah Ibu katakan untuk menurunkan berat badan mu, lihat akibatnya? Kau tidak bisa mengenakan pakaian mu!”

SHADOW QUEEN - NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang