→ 11:11 am.

825 105 15
                                    

s a t u


Wajah pucat serta mata cekung milih gadis berusia dua puluh tahun itu tampak fokus menonton acara televisi kesukaanya, jarum infus serta alat bantu pernafasan terpasang rapih di badannya, senyumnya terukir jelas di wajah letihnya, sesekali ia tertawa karena acara televisi tersebut.



"et si gila ketawa sendiri." Savanna menoleh kaget, suara cempreng yang sudah tidak asing di telinganya membuatnya cemberut, sedangkan lelaki yang berdiri di ambang pintu itu tertawa pelan, "et bego, napa cemberut kayak bagus aja komuk lu Sav."




"apasih, Lou." Louis mengambil tempat dikursi plastik di dekat ranjang rumah sakit milik Savannah, matanya menilit dengan cermat setiap detail dari tubuh gadis itu, sekiranya tak ada ada yang kurang, Louis mengambil remote tv di genggaman Savannah, "yeh, rese emang rese ya, kembaliin."




Louis mengerucutkan bibirnya sambil menggeleng, tangannya sibuk memindah-mindah acara televisi, telingannya seakan tuli mendadak mendengar celotahan Savannah yang cerewet. "bawel dah lu, gua cipok kicep."




"apasih!" Savannah mencubit lengan atas Louis cukup keras, sanggup membuat sahabat kecilnya itu mengaduh dan memohon minta dilepaskan, "btw, kamu gabawa apa-apa gitu, Lou? makanan kek, aku laper nih."




Louis terdiam, dilihatnya makan siang Savannah sama sekali belum disentuh oleh gadis berambut coklat gelap ini. "Yeh, lu gamau makan ini yak? gua takut dimarain dokter lu masa, tapi ntar dah kita pesen pizza ye"




Mata Savannah bersinar terang, sanggup membuat jantung Louis berdegup cepat, entah apa yang istimewa dari gadis dihadapannya ini, tapi, Louis sudah jatuh untuknya semenjak ia menyadari jika seorang Louis Tomlinson harus menjaga gadis kesepian bernama Savannah Matthew.

11:11; on goingWhere stories live. Discover now