→ 01:01 pm.

480 90 18
                                    

t i g a


Savannah tertidur pulas, wajahnya yang putih tampak pucat karena kurang terkena sinar matahari, pandangan mata Louis sama sekali tidak fokus, sial! bahkan Louis merasakan matanya memanas, ia benci lemah seperti ini, tapi entahlah.

Louis ingat benar, ada sebuah kutipan mengatakan 'jika seorang lelaki menangis karena wanita, pasti lelaki itu benar-benar mencintai wanita tersebut' Louis sendiri bahkan tidak dapat mengartikan, apa perasaanya terhadap Savannah, yang ia tahu, ia tidak ingin Savannah terluka, walaupun sedikit.

Kata-kata Savannah masih terdengar jelas di telinga Louis, tidak, Louis tidak ingin Savannah pergi, Louis tidak akan pernah rela jika gadis itu meninggalkannya, mungkin, sebut saja berlebihan, Louis akan kehilangan kewarasaannya jika Savannah meninggalkannya.

"Lou." Savannah bergumam pelan, Louis bangkit dari duduknya dan menghampiri gadis itu, "Louis, Lou aku takut." Louis terkejut, mata gadis itu tertutup akan tetapi dia tetap meracau tidak jelas, "Lou aku takut,Louis!"

"oi, oi, Sav, Sav! gua di sini, et, Sav, bangun." Louis memegangi kedua tangan Savannah, Savannah terbangun, keringat dingin mengucur deras di dahinya, di ujung matanya terlihat ada bekas air mata. "najis, lu ngapa Sav? gih minum."

Savannah meneguk sedikit air yang diberikan oleh Louis, nafasnya kembali teratur, di tatapnya Louis yang memandangnya dengan kedua alis terangkat tinggi dan bibir terkatup rapat. "aku, aku takut Lou"

"takut ngapa? gua kira setan aja ngacir liat lu, Sav."Savannah mendesah berat, seharusnya itu bisa membuatnya tertawa.

"Lou, boleh ga, kamu tidur di samping aku? sampe aku ketidur aja, aku beneran takut." Louis terdiam, ditatapnya Savannah yang memasang wajah cemas, entah apa yang dimimpikan gadis ini, "kenapa kaga? gua setuju aja geser gih."

Savannah menggeser badannya, memberi ruang untuk Louis agar bisa tidur di sampingnya, Louis merebahkan dirinya di samping Savannah, jantung mereka berdua berdegup cepat, tetapi tak ada yang menyadirinya.

"aku gatau kenapa, Lou, tapi, deket kamu, serasa semua bebanku ilang, serasa penyakit ini gaada, deket kamu aku ngerasa aman, Lou."

Louis tidak menjawab, tangannya dengan naluriah melingkar di pinggang Savannah, kepalanya ia letakkan di atas kepala Savannah. "diem Sav, udah tidur."

11:11; on goingTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon