02:02 pm.

559 96 9
                                    

e m p a t


Louis terbangun sebelum Savannah, mata hijau lautnya tampak menyesuaikan dengan cahaya yang masuk, diliriknya jam bundar berwarna putih tulang tersebut, baru sejam Louis tertidur tapi dia sudah terbangun.

Savannah yang berada dipelukannya tampak tidur dengan lelap, Louis tertegun, ditatapnya kelopak mata Savannah yang terlihat cekung dan sedikit hitam di bagian bawahnya. Tatapan Louis turun pada hidung mancung dan kecil, tanpa sadar, lengkungan bibir Louis tertarik ke atas.

"kalo aja Sav, gua bisa gantiin posisi lu, gua tuker dah, sumpah." Louis bergumam pelan, bibir kecil Savannah yang merah muda akan tetapi pucat menjadi objek Louis saat ini, "pengen banget dah gua cium lu, Sav, sumpah, tapi, nyolong cium dari lu, kayak gimana yak? ga etis dah, sayang banget gua ama lu Sav kaga tau lagi dah."

Louis membelai rambut Savannah dengan tangan kirinya yang bebas, sementara tangan kananya masih saja melingkar di pinggang ramping milik Savannah. "gimana kalo lu tinggalin gua, Sav? sementara gua belum bisa bilang apa-apa ke lu, belom bisa bahagiain lu, jan tinggalin gua ya Sav."

"Louis.." Savannah bergumam pelan, pemandangan pertama yang ia lihat ketika membuka mata ialah cengiran Louis yang lebar, "siang kebo, lama amat lu tidur, nagih ye gua peluk?"

Savannah tertawa geli, sampai-sampai kedua pipinya bersemu kemerahan, di sekanya air mata yang keluar dari sudut matanya, Louis tertegun, tidak pernah ia lihat Savannah begini bahagianya. "yee, girang amat si lu, Sav, pen makan kaga? nih udah waktu mamam siang."

"Lou, aku mau tanya deh." Louis menaikkan alisnya, lelaki itu sibuk menyiapkan makan siang Savannah, "apa operasi nanti berhasil Lou, kalo aku tetep gasembuh juga gimana? aku ga takut mati, Lou, beneran. Tapi gatau deh, aku takut ninggalin kamu."

11:11; on goingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang