4

17.5K 1.8K 68
                                    

Sudah berlalu beberapa menit atau mungkin sudah satu jam lamanya Callaric menuruti semua ucapan pelayan pria itu yang menjadikannya kacung. Di suruh sana-sini untuk melakukan tugas yang sebenarnya bukan kewajibannya.

Callaric menuruti karena tak ingin memperpanjang, dia datang ke sana hanya untuk meminta kentang atau ubi mentah. Karena dia sangat lapar, jika tidak dalam keadaan kelaparan, Callaric akan lebih memilih mencuri tengah malam dibandingkan meminta baik-baik jika ujungnya dijadikan kacung.

Tapi apa ini?

Saat semua sudah Callaric lakukan dengan patuh karena ingin segera pergi, apalagi firasatnya mengatakan untuk segera pergi dari sana entah karena apa. Bukannya mendapat kentang mentah, pelayan pria itu justru meletakkan cukup kasar sepiring makanan basi di bawah kaki Callaric hingga tumpah mengenai kaki telanjangnya.

"Nah, makan itu. Kau tidak perlu makan kentang mentah. Aku baik, bukan? Jadi makanlah." ucap pelayan pria itu sambil terkekeh remeh.

Callaric hanya diam memandang sepiring makanan basi itu, lalu menatap pelayan pria yang masih terkekeh penuh rasa menghina.

CTAKK.

Putus sudah tali kesabaran Callaric. Dia menerjang pelayan pria itu. Tangan kurusnya meraih pisau yang ada di atas meja, lalu menusuk tanpa belas kasih pada mata pelayan tersebut.

Tatapan mencemooh yang tadi diberikan oleh beberapa pelayan di sana, seketika berganti menjadi pekikan histeris melihat kejadian di depan mata mereka.

Beberapa mulai berlari keluar dari dapur dengan ketakutan. Sedang beberapa lainnya mematung melihat betapa kejamnya anak berusia 7 tahun itu terus melesatkan tusukan demi tusukan tanpa perasaan pada sosok di bawahnya.

Tak ada yang berani menolong. Tubuh orang-orang itu hanya berdiam kaku dan gemetar menyaksikan kebrutalan Callaric. Sedang Sang pelaku terus melanjutkan aksinya, diakhiri dengan pisau yang berhasil memisahkan kepala dari tubuh pelayan pria itu.

Baju usang yang Callaric kenakan kini penuh dengan cipratan darah. Tapi Callaric tak peduli. Dia berdiri dari posisinya menindih dada pelayan pria yang telah tak bernyawa itu sambil memegang erat pisau yang ia gunakan.

Callaric menatap sekeliling. Melihat orang-orang yang perlahan mundur menjauh darinya, lalu tatapannya terhenti pada 4 pria dewasa yang memandang tak percaya di ambang pintu masuk dapur.

Tak ada ekspresi lain yang Callaric tampilkan selain datar. Dengan santainya Callaric mendekati wastafel, hingga orang-orang yang berada di dekat wastafel memilih mundur menjauhi Callaric.

Perlahan Callaric mencuci tangannya dengan sedikit berjinjit. Mengabaikan berbagai macam tatapan yang mengarah padanya. Setelah selesai, Callaric mendekati sekarung kentang yang ada di dekat lemari pendingin. Mengambil sekitar 15 biji kentang dan meletakkan di baju usang kebesarannya.

"Saya mengambil 15 biji, terima kasih." ucapnya tanpa ekspresi, lalu melenggang pergi dari sana.

Callaric perlu menyalakan api dan mengumpulkan ranting untuk membakar kentang itu. Berjalan sedikit cepat agar dapat tiba di gubuk reyotnya, sebab perutnya sudah berbunyi keras.

Sedang di dapur mansion mewah itu, semua orang yang ada di sana masih terdiam kaku meski pelaku dari kejadian tersebut telah meninggalkan TKP.

Hingga pria yang terlihat lebih tua berbicara, "bereskan mayat itu, Gael." titahnya.

"Baik, Tuan." Gael menyahut patuh ucapan Sang Tuan Besar. Melaksanakan perintah dengan cepat untuk menyingkirkan mayat tersebut dari dapur mansion dengan bantuan beberapa pria berjas hitam.

CALLARIC || Transmigrasi Villain (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang