20

5.2K 582 47
                                    

Happy reading~~
Tandai typo~~
Bintang pojok kiri jangan lupa💃💃
Wkwkwkkwk😭tadi belum selesai malah enggak sengaja ke pencet publish😭

πππ

Suara pukulan terus terdengar memasuki indra pendengaran Callaric. Ia hanya diam memandang kejadian di depan sana. Tepatnya di depan sebuah gubuk yang begitu familiar di ingatannya. Tempat yang menjadi rumah mewah bagi tubuh mungil tempat jiwanya berada.

Entah apa yang terjadi hingga Callaric dapat menyaksikan semua hal ini. Saat membuka mata sudah pemandangan seperti itu yang tertangkap oleh penglihatannya. Begitu aneh... bahkan saat mengangkat kedua tangannya Callaric tak melihat tangan mungil melainkan tangan keriput yang penuh bekas luka lama.

"Maaf, Kakak. Maafkan aku."

"Ampun, Kak."

Lirihan kata itu terus mengiringi pukulan demi pukulan bagai simfoni memilukan di telinga Callaric. Hingga anak laki-laki yang menjadi samsak hidup tidak lagi mengeluarkan suara dan terbaring lemah di atas dedaunan kering.

Sang pelaku meninggalkan tempat kejadian, menyisakan anak laki-laki itu seorang diri bersama Callaric yang kehadirannya seolah tak ada di sana.

Callaric ingin melangkah maju, tetapi tubuhnya tak bisa bergerak seinci pun dari tempatnya berdiri. Kakinya bagai dipaku hingga hanya mampu berdiam di tempat itu.

Kini anak laki-laki itu duduk menghadap Callaric dengan wajah penuh lebam dan darah mengalir keluar dari hidungnya. Callaric dapat melihat rupa anak tersebut.

'Adriano.' batin Callaric.

Apa sekarang dia tengah menyaksikan kisah hidup Anak bodoh yang menempati tubuhnya? Inikah kehidupan Adriano di kehidupan sebelumnya?!

Air mata mengalir tanpa kendala membasahi pipi tirus Adriano. Tak ada suara lagi yang keluar dari bibir Anak itu. Menangis tanpa suara sambil menekan perut kurusnya yang terus mengeluarkan suara berisik meminta untuk segera diisi.

Callaric tidak tahu yang ia lihat saat ini Adriano di usia berapa. Sebab anak itu begitu kurus dan kecil.

"Nak..." Callaric menelan kata yang ingin keluar dari bibirnya. Menatap sekitar yang tiba-tiba berubah.

Kini, lokasi keberadaanya bukan lagi di dekat gubuk reyot Adriano, melainkan di dekat sebuah kolam renang.

Napas Callaric seakan tercekat di tenggorokannya. Tangan keriputnya mengepal kuat dengan rahang mengetat menahan emosi yang meluap.

Di sana, di pinggiran kolam renang besar itu Callaric melihat sosok Adriano yang berusaha untuk meraup oksigen namun tak bisa sebab seorang remaja menahan kepalanya hingga terus berada di dalam air.

Gelak tawa yang memuakkan menggema tanpa henti di telinga Callaric, membuat emosi yang Callaric tahan meledak tak terbendung.

Namun, sekuat apapun Callaric berteriak tak ada yang berubah. Tak ada yang mendengarnya ataupun merasakan keberadaannya. Dan suasana terus berganti, menampilkan semua hal menyedihkan bagai film yang dipertontonkan khusus hanya untuknya tanpa bisa ia hentikan.

πππ

Pukul 15:55 waktu setempat.
San Sebastian, Spanyol.

Mobil Mercedes-Benz C240 melaju pelan membelah jalan kecil pinggiran kota memasuki pemukiman warga. Terlihat beberapa anak-anak berlari bermain kemudian menepi kala mobil sedan mewah itu melintasi mereka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CALLARIC || Transmigrasi Villain (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang