Tandai typo~
Happy Reading Cucu-cucu Kakek Callaric~💃πππ
Derit pintu yang terbuka mengalihkan atensi sosok lemah di atas ranjang dalam ruangan minimalis di mana berbagai alat penyandang kehidupan bekerja. Ruangan yang menjadi saksi bisu perjuangan hidupnya yang penuh siksaan karena saudaranya sendiri.
"Adikku sayang, lihat siapa yang aku bawa untuk bertemu denganmu." ucapan penuh ejekan itu terdengar bersamaan dengan tubuh berlumuran darah yang dibuang kasar ke tengah ruangan.
Ia tak menanggapi dengan kata. Namun, kelopak matanya menyipit memandang dalam sosok di tengah ruangan itu yang 'mungkin' tak lagi bernyawa.
Kelopak mata yang tertutup tetapi mengalirkan darah. Leher yang tersayat, ibu jari kanan yang tak lagi ada di tempatnya. Sudah jelas luka sosok di tengah ruangan itu begitu parah, tapi kenapa sosok Kakaknya itu mengatakan hal tersebut? Bagaimana mungkin orang dengan kondisi yang begitu parah dan mungkin sudah tidak bernyawa menyapanya.
Tapi ada yang aneh. Di sudut hatinya ada rasa sesak ia rasakan. Semakin lama dia memandang sosok itu, semakin terasa familiar di ingatannya yang mulai mengabur karena pengaruh usia.
"Kamu pasti merasa familiar dengannya 'kan, Adikku sayang~?" Pria dengan setelan mewah bersimbah darah itu berjalan mendekati sosok yang tergeletak di lantai, kemudian berjongkok.
Tangan kanannya meraih dagu sosok tak bernyawa itu, lalu mengarahkan wajah yang penuh darah tersebut ke arah Adiknya.
"Mau menebak siapa dia?" pertanyaan dengan nada mengejek itu terdengar kembali memenuhi ruangan, lalu tawa menggelegar pun menggema seolah hal yang tengah terjadi begitu lucu.
"Hahaha, kamu tidak mungkin tidak mengenal Putra kandungmu sendiri 'kan, Vereno?"
Tubuh lemah di atas ranjang itu seketika menegang. Matanya bergetar dengan bulir bening yang mulai mengenang, sesak di dadanya semakin terasa. Batinnya berteriak menolak kenyataan yang terpampang jelas di depan sana.
'Tidak...'
'Tidak mungkin!'
'Di-dia bukan anak itu. Di-dia pasti bukan anak itu.'
'ADRIANO!'
πππ
Pria berusia 37 Tahun itu seketika terbangun dari tidurnya. Butiran keringat dingin membanjiri wajah yang selalu menampilkan raut datar tersebut. Tangan yang biasanya berada di saku celana kain mahal itu kini bergetar hebat.
Vereno mengusap kasar wajahnya yang basah karena keringat sembari mencoba mengatur napasnya.
"Mimpi itu lagi," lirihnya dengan tatapan sendu.
Sejak anak yang tak ia anggap itu meninggalkan kediamannya, mimpi itu terus datang dan membayangi dalam tidurnya.
Mimpi di mana dirinya begitu menginginkan kematian. Mimpi di mana dirinya hidup bertahun-tahun dengan penuh penderitaan menyaksikan dan mendengar segala hal keji yang dilakukan oleh saudaranya sendiri.
Kepala Vereno menoleh ke kiri, menatap sosok yang menyandang status sebagai Istrinya. Di dalam mimpinya, sosok yang tertidur di sampingnya itu menjalin hubungan khusus dengan Kakak keduanya. Orang yang begitu ia percaya, tetapi menusuknya dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
CALLARIC || Transmigrasi Villain (Hiatus)
ActionApa jadinya jika ketua Mafia yang ditakuti di dunia bawah meninggal di usia 79 tahun, lalu bertransmigrasi ke tubuh bocah berusia 7 tahun yang diabaikan oleh keluarganya? "Aku tahu dosaku terlalu banyak, tapi ... apa memang separah itu? Sampai harus...