•12

79 2 0
                                    

Belum direvisi, tandain typo ya gaes

Happy Reading,

***
Mengejutkan, Archer batal tinggal dirumahnya.

Pagi-pagi sekali, Reiga memberitahu nya jika Archer tidak akan tinggal dikediamannya, pria itu terlalu memiliki banyak kesibukan hanya untuk tinggal dirumahnya.

Walaupun sang Alpha benar-benar tinggal, hanya barang-barang nya saja yang akan mengisi, tidak dengan sang pemilik.

Chessy kebingungan, antara senang atau sedih. Dia memang senang Archer batal tinggal, namun dia juga menyayangkan kesibukan sang mate yang ternyata sangat amat padat.

Reiga juga mengatakan mungkin keduanya tidak akan bertemu dalam karun waktu yang tidak dapat ditentukan, namun Beta sekaligus Sekretaris Archer itu memberikan sedikit kelonggaran untuk keduanya bertemu dan merencanakan masa depan. Hanya dua hari dalam dua minggu, selebihnya Archer akan sibuk mengurus segala hal.

Chessy sedikit mengharapkan kehadirannya, dia membutuhkan sosoknya yang akan mendengarkan setiap kata yang dia ucapkan. Ada begitu banyak cerita yang ingin dia bagikan pada pria yang berstatus sebagai mate nya itu, Chessy akan mempercayai Archer sebagaimana dia mempercayai dirinya sendiri.

Terserah kalian ingin berpikir apapun terhadap keputusan nya, yang pasti, dia ingin mencoba membuka diri pada orang lain.

Tidak bergantung pada diri sendiri, melakukan semua hal tanpa orang lain. Chessy membutuhkan seseorang yang akan mendengarkan keluh kesahnya dalam menjalani hari-harinya yang membosankan.

Semoga keputusan nya yang sedikit impulsif tidak membuat nya menyesal dikemudian hari, mate, Chessy sangat mempercayai nya.

"Ada apa lagi dengan wajah nona Chessy En? " Luther bertanya, basa basi sebelum dia menyisir perbatasan utara dan menjauhkan hal-hal berbahaya dari jangkauan sang calon Luna.

Semenjak kehadiran Chessy yang sangat penting bagi pack nya, semua warrior perbatasan utara mulai memiliki kegiatan lain selain mengawasi keadaan sekitar.

"Kupikir nona Chessy menyayangkan kehadiran Alpha. " Enzlo memindlink Luther karena tidak mau jika Chessy sampai mendengarnya.

"Mana kutahu, tanya saja pada dia. " Enzlo mengedikkan bahunya tak tahu, melangkah menjauhi Luther untuk bersiap mengantar Chessy melakukan aktivitas nya seperti biasanya.

***

"Dimana? " bertanya mengenai keberadaan sang Mate, apa gadisnya akan berbicara jujur padanya ataukah tidak. Archer sangat tahu sekali dengan semua jadwal Chessy, tapi ia masih penasaran bagaimana gadis itu akan menjawab pertanyaan nya.

"Kampus, ada apa? " kejujuran Chessy layak diapresiasi, karena seringkali gadis itu berbohong mengenai kegiatan nya dan mengingat Chessy sudah mulai membuka diri padanya semakin dia berjauhan semakin merindukan Cherry nya, Archer merindukan sosoknya.

"Tidak ada, hanya merindukan suaramu. " Chessy mendelik, secara tidak langsung yang pria itu rindukan hanya suaranya saja, dari pada orang nya. Bukan begitu?

Namun tak lama suara tawa sang pria meledak, seakan tahu apa yang sedang gadisnya pikirkan. "Bercanda, saya merindukan pemiliknya juga. Semuanya." ada helaan nafas yang terdengar ketika Archer mengatakan nya, lelah dan mungkin sedikit membosankan.

Mengenal pria Alpha satu itu dalam kurun waktu yang sangat singkat sudah cukup membuat Chessy mengerti dengan kewajiban dan kesibukan Archer.

Archer kerap kali bertandang kerumahnya hanya untuk mengobati rasa rindunya, namun sudah lebih dari tiga bulan sejak Reiga memberitahu nya jika Archer tak bisa melepaskan tanggungjawab nya begitu saja sudah cukup membuatnya mengerti.

Jika dia pun sama merindukan sosoknya,

Sedikit.

"Kapan kembali? "

"Merindukan saya heh? "

"Kau tahu- " Chessy menjeda kalimat nya begitu sosok perusak moodnya terlihat berjalan mendekat kearah meja dimana dia menikmati makan siangnya.

"Apa? " Archer masih menunggu, walaupun rasanya dia ingin segera hengkang dari pengawasan Reiga yang juga sama sibuknya dan mendekap sang pujaan hati.

"Nanti saja. " Archer mendengus, sudah dirinya tunggu padahal, tapi tak apa. Dia bisa bertemu gadisnya malam ini.

Chessy tidak berniat untuk mematikan sambungan telepon antara mereka begitu sosok jangkung yang menarik perhatian beberapa orang mendekati nya.

"Cherry, "

"Jangan pernah memanggil nama kecilku lagi Arzel. " geramnya, tidak suka jika nama kecilnya terkontaminasi.

"Bisa aku minta waktumu sebentar Chessy? " pintanya memohon, ada begitu banyak hal yang harus dia luruskan pada gadis itu tentang mereka.

Dia tidak pernah mau berakhir seperti ini, Arzel masih sangat menyukai Chessy nya. Tapi nampaknya gadis itu terlalu membencinya hingga tak mau menatapnya barang sedetik saja.

"Tidak." Gadis itu buru-buru bangkit dari duduknya begitu kedua sahabatnya mendekat kearah mereka berdua. "Tidak ada lain kali juga. " memperingati Arzel jika tembok yang terbentang diantara mereka tidak akan pernah hancur, bahkan retak sampai kapanpun.

Anica maupun Trisha nampaknya tahu alasan terbesar Chessy tidak mau lagi berbicara dengan Arzel, dari kejauhan nampak sosok yang sering kali membuat hubungan Chessy dan Arzel bubar jalan.

Mendengus pelan, sedikit menyeret Chessy. Trisha membawa sahabatnya ke tempat yang paling Anica suka. Mobil Enzlo.

Pria itu mengerutkan kening melihat barang bawaan ketiga gadis itu, diantara banyaknya barang yang mereka bawa, ternyata makanan lebih mendominasi.

Oh, ini sudah masuk jam makan siang.

"Arzel." Enzlo ber oh ria begitu mengetahuinya, mantan Chessy satu itu terkadang memang harus diberi peringatan keras untuk menjauhi Chessy. Tentu saja dengan caranya. Bisa gawat jika sang Alpha memilih turun tangan sendiri.

"Cherry, " entah pendengaran nya yang bermasalah atau memang benar suara Archer terdengar sangat dekat dengannya. Atau hanya perasaan nya saja karena terlalu merindukan pria itu.

Sebentar, rindu? Chessy? Archer? Yang benar saja!

Ngomong-ngomong kemana perginya Enzlo, dan kedua sahabatnya?

Beberapa detik yang lalu seingatnya masih ada didalam mobil, kemana pula mereka pergi meninggalkan dia sendi-rian.

Ternyata dia tidak sendiri, ada sosok lain yang juga tengah memperhatikan nya.

"Archer? "

"Ini aku, " Chessy rasanya ingin berteriak kegirangan melihat pria tampan satu itu, entah mengapa dia betah berlama-lama memandang wajahnya namun ada satu hal yang tidak dia sukai dari Archer.

"Yang kau rindukan ada disini, bersamamu. " itu contohnya.

"Apa yang kau lakukan disini? "

"Menyelesaikan pekerjaan ku tentu saja, " jawaban yang sudah jelas membuat gadis itu kebingungan, yang Chessy tahu Archer memang sedang memiliki banyak pekerjaan, namun dia tidak tahu apa yang sedang dia kerjakan sebenarnya.

Dia tidak pernah menanyakan nya juga.

"Sudah cukup saya membiarkan kalian dekat, tidak lagi. " kata-kata ambigu yang keluar dari bibir merah Archer sudah jelas menarik banyak pertanyaan dibenak Chessy, dan lagi, mengapa pria itu malah pergi!

Hei dia baru akan bertanya!

"Sialan kau Archer. "

"Miss you too Mi Amor."

***

The Flow Of lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang