21. Mungkinkah Esien Obatnya

1.4K 140 7
                                    

Kehadiran Esien nyatanya mempengaruhi Auzora, anak itu sudah tidak pernah di kamar lagi bahkan terlihat jauh lebih sehat seperti remaja seumurannya. Semua orang merasa aneh dengan perubahan yang Auzora alami.

Setiap makan dia selalu makan bersama keluarganya dan bahkan di setiap acara pertemuan dia mampu menghadirinya tanpa membutuhkan sosok pengganti.

Ketika Aamon mengundang para Pangeran di negara lain untuk acara minum teh bersama Auzora bahkan Auzora bercengkrama dengan sangat baik.

Pangeran dari negara api bahkan pangeran utama dari negeri air mereka selalu datang menemani Auzora, begitupula dari negara angin, meski sibuk mereka selalu mengusahakan waktu bahkan anak Duke Rosel dari negeri sebrang pun datang menghadiri perjamuan itu, Raziel.

Di taman pribadinya yang berlokasi di dekat danau Auzora sangat ceria menceritakan sesuatu yang terjadi.

"Kemarin aku mencoba memancing, dapat ikan banyak sekali lalu aku memakannya dan aku tidak tersedak, lalu kemarinnya lagi aku mandi air hangat tapi aku tidak kenapa-kenapa!" oceh Auzora pada pangeran lainnya.

Pangeran dari negeri api hanya tersenyum kecil. "Ya bagus kalau gitu, nanti kau bisa mampir ke negara api tanpa harus pingsan kepanasan," ucap Pangeran Leo.

"Nanti aku akan mengajakmu ke pulau terbang, itu tempat tinggalku di sana, nanti aku akan membawamu terbang ke atas langit tinggi sekali," ucap Daniel pangeran dari negara angin.

"Kalau kau mau, kau boleh ke negeri air, melihat mermaid." Pangeran air pun ikut mengobrol.

"Kita bisa main masak-memasak di rumahku, bakar rumah juga tidak apa-apa," ucap Raziel. Dia mengepang rambut Auzora.

Auzora mengangguk-angguk dengan semangat. "Yeay!!" teriaknya.

****

"Kau senang sayang?" ucap Esien setelah para tamu sudah pulang dan acara minum teh berakhir. Mendengar dirinya dipanggil 'sayang' Auzora langsung akan memukul Esien untung saja Esien langsung menyerah dan bilang itu hanya bercanda, Auzora jadi tidak jadi pingsan gara-gara memukul orang.

"Ahahahah jangan serang aku, aku hanya meniru ayahmu," ucap Esien iseng.

Auzora langsung cemberut melipat tangannya.

"Mereka selalu berkata, 'Auzora cayang, Auzora cayang' utututu sayang~" ledek Esien.

"Huwee, Esien jahat aku tidak mau punya binatang peliharaan Esien lagi." Auzora ngamuk melempar tali Esien. Ia pun menjauh dari pria iseng itu,

"E, tunggu aku hanya bercanda hei," ucap Esien segera mengejar Auzora. Auzora lagi-lagi masih cemberut tapi ia melirik Esien memanyunkan bibirnya seperti orang merajuk.

"Bercanda, kau mengerti?" jelas Esien.

Auzora mengangguk dan Esien merasa gemas saat wajahnya mendekati bibir Auzora dia akan—

"Kau sangat manis—"

"Zora."

Saat Esien akan mencium Auzora, Natan datang tersenyum ke arah Esien, ia buru-buru menemui anaknya setelah mendapatkan laporan kalau tamu sudah pulang.

"Waktunya tidur," ucap Natan,

"Aku mau tidur sore dulu, ini tolong Esien ikat di tiang aku akan main dengannya lagi jangan sampai hilang," pinta Auzora pada ayahnya.

Auzora pun pergi sendiri menuju kamarnya.

"A-apa?! Kau kira aku binatang!!" protes Esien setelah mendengar permintaan Auzora,

****

Esien benar-benar diikat ditiang, apa-apaan ini mereka benar-benar menuruti kemauan Auzora, yang mengikatnya bahkan Natan.

Aamon pun datang menatap sinis Esien. Ketidaksukaan tidak hilang, ia tidak suka iblis itu.

"Kondisi Auzora cukup sehat akhir-akhir ini berkat Esien, aku tidak mengerti tapi Esien sudah seperti obat untuk Auzora, mungkin kita biarkan hal ini seperti ini saja," ucap Natan senang sekali. Auzora jauh lebih sehat dari biasanya, dan ia sebagai orang tua sangat menyukai itu, perubahan yang tidak biasa.

"Masalahnya jika orang-orang tahu Esien iblis ini akan kacau," jawab Aamon ketus.

"Awal mula Zora bertemu dengan Esien ia mengalami sesak, aku takut sebenernya Auzora menahan sakit saat di dekat Esien tapi karena dia senang punya teman dia mengabaikan rasa sakit itu dan jadi terlihat sehat," ucap pemimpin tersebut,

"Auzora ... kau sepertinya memaksakan diri," Esien hanya bisa membatin.

"Tapi nyatanya tidak kan? Zora sembuh, dia sehat, sangat sehat mungkin rasa sakit waktu itu karena tubuh Auzora sulit menyesuaikannya, tapi sekarang dia benar-benar sehat," Natan lagi-lagi menyakinkan itu dan berhasil menghapus ke gundahan dua pria di dekatnya.

Esien memejamkan matanya mendengarkan obrolan itu, ucapan Natan benar Auzora memang sehat, Esien jadi percaya diri kalau dia adalah obat untuk Auzora walau obat yang menyakitkan, setidaknya menjadi iblis tidak buruk juga karena dia akan berumur panjang dan bisa bersama Auzora selamanya.

Esien pun melepaskan ikatannya sendiri dikira dia apa tidak bisa melepaskan ikatannya, ia terbang untuk menghampiri Auzora lewat jendela. Jendela Auzora selalu terbuka sejak bersama dengan Esien, ia masuk melihat Auzora yang sedang tidur, pria itu tersenyum kecil melihat Auzora tidur dengan tenang, tanpa sadar tangan Esien menyentuh pipi Auzora.

Pria itu menahan napas mengusap-usap pipi Auzora pelan sekali, rasanya sangat beresiko menyentuh kaca yang bisa pecah kapanpun.

"Andai aku tidak pernah membunuhmu saat itu, aku yakin aku pasti bisa menyentuhmu, aku menyesal, aku telah membunuh ayah dan ibumu di masa lalu padahal mereka tidak salah, aku membunuh semuanya dan sekarang aku bingung cara memperbaiki ini semua Auzora, beritahu aku caranya, apalagi di masa depan ada saat mungkin aku akan membunuhmu lagi, bagaimanapun ini Auzora? Rutenya terus seperti ini, kau selalu mati dan aku pembunuhnya," lirih Esien sedih.

Auzora baru saja tidur tentu saja mendengarnya, ia belum masuk ke mimpinya Esien malah bersedih.

"Di masa depan kau tidak akan membunuhku, akan aku pastikan itu Esien ... aku akan hidup abadi di hatimu jika aku mati lagi." Auzora bergumam-gumam.

"Atau aku akan meminta akhir yang baik pada yang kuasa, kita akan mati bersama dan bereinkarnasi bersama," gumam Auzora lagi.

"Iblis diberikan kehidupan yang abadi, jika iblis berhasil mati dia tidak pernah bereinkarnasi lagi Auzora, setelah mati tidak ada sosok apapun juga yang mengaku kalau mereka inkarnasi dari iblis," jelas Esien. Ucapannya benar apalagi Esien sendiri susah mati.

"Bagaimana kalau nyatanya mereka bereinkarnasi? Tapi karena setelah bereinkarnasi mereka lupa ingatan masa lalu dan awal kehidupannya, mereka pun punya kehidupan baru." Auzora bangun lalu duduk dari tidurnya.

"Bagiku itu ending buruk jika aku melupakanmu, aku janji aku akan mengingatmu kalau aku mati nanti, aku akan selalu mengingatmu," ucap Esien.

"Hei kenapa pembicaraan terlalu dalam, memangnya aku akan mati?" protes Auzora tidak suka. Dia merasa dia sehat dan dia baik-baik saja lalu apanya yang akan mati, kenapa Esien negatif sekali.

"Dan ... kenapa kau di sini?! Aaaa!" teriak Auzora terkejut.

"Telat terkejutnya, sayang." Ledek Esien meniru nada suara Aamon.

Bersambung

Pengen ngasih kesenangan dulu buat mereka sebelum masuk babak baru

[Bl] Ice Prince ReincarnationDonde viven las historias. Descúbrelo ahora