멀어 34

312 47 9
                                    

Ningning lahir dari keluarga kriminal yang memilih untuk mengikuti nalar, yang percaya bahwa hidup akan selesai setelah selang pernafasan penyangga hidup dicabut. Segala kisah tentang kehidupan setelah kematian, untuknya, adalah romantisme mereka yang percaya bahwa manusia adalah makhluk imortal. Manusia memang selalu ingin memperpanjang kehidupan yang memiliki batas. Mereka tak ingin kehidupan patah dan menuju pada sebuah ketidaktahuan.

Ia percaya pada kefanaan. Ningning ingin percaya bahwa suatu hari hidupnya selesai. Keluarga— Klan Koga adalah devinisi dari seluruh kegelapan, penganut agama Katolik yang tak pernah mengisi hari dengan pergi ke gereja atau makan siang bersama.

Ning juga sering mempertanyakan, bagaimana mungkin kita bisa mencintai seseorang yang baru kita kenal? Atau, bahkan yang baru saja bertabrakan mata?

Saat itulah Ningning melihat dia, seorang lelaki yang memiliki tatapan mata setajam elang. Mungkin dia datang dari Amerika atau Korea. Tubuhnya yang dibungkus kulit putih sedikit kusam itu memberi indikasi dia seorang lelaki Amerika. Rambutnya yang tebal dan hidungnya yang lancip dan mancung itu malah lebih menunjukkan dia dari Timur Tengah. Rahangnya dipahat sempurna seperti manekin, proporsi tubuhnya luar biasa.

Sesekali Ningning tangkap pria itu memperhatikannya dari jauh. Dia berdiri di depan memberikan pidato tentang nasib anak-anak yang kurang beruntung. Cih, pencitraan. Topik itu sudah jutaan kali Ningning dengar.

Semula Ningning mengira dia adalah salah satu pebisnis yang sedang melakukan kampanye penggiringan opini publik. Semua sudah campur baur. Tetapi, tidak. Dia tak sendirian, ada banyak pengawal yang menjaganya. Kemudian Ningning ketahui bahwa nama panggilan pria itu adalah Jay, nama koreanya Jongseong. Nama yang indah.

Sewaktu Ningning lahir, Ibunya bahkan menolak memberikan Ningning nama, sehingga Ayahnya yang terpaksa secara tiba-tiba mendapatkan secarik kata dalam buku novel. Nishi, sebelum ditambah embel-embel Koga di belakangnya.

Nama tidak jelas asal-usulnya, yang kemudian terus berganti-ganti sesuai di mana Ningning sedang mengemban misi. Ningning punya banyak nama dan kartu identitas, berbagai paspor dan surat kendaraan.

Kemudian pada satu waktu, entah bagaimana ceritanya ia malah membantu pria itu lolos dari maut yang menerjang. Dengan segenap keberanian Ningning menarik Jay dari dinginnya air kolam yang dipenuhi aliran darah.

“Bangun, pria sialan!”

Saat itu, tatapan mereka bertemu selama beberapa detik. Sunyi, tak terganggu oleh dengungan ambulans dan mobil patroli polisi ataupun angin deras yang menyapu malam. Ah! Sekarang Ningning bisa mengerti konsep love at first sight seutuhnya.

•••

Jay, menunduk!”

Dorrr!
Dorrr!
Dorrr!

Kembali pada realita. Cinta pada pandangan pertama, cinta yang bergelora, kenginan menjelajahi sesuatu yang “baru” dan “asing” dan serba tak diketahui ternyata tak cukup untuk mempertahankan pernikahan.

Ningning menyadari itu belakangan. Betapapun Jay mencintainya dan rela memberikan apa pun yang ada di dalam diri pria itu, hingga kini Ningning tak pernah tahu apakah hatinya pernah mencintai Jay sebesar cinta suaminya itu padanya.

Tubuhnya dipenuhi darah basah karena mencoba melawan dua orang yang ingin menculiknya. Mereka menarik secara paksa, menendang, menampar, bahkan tak segan menggores dengan senjata tajam saat Ningning berontak. Pelapis luar pistol yang dingin mengenai kening dan samping kepalanya, hanya ada dua kemungkinan. Mati tertembak, atau merebut pistol mereka.

Blind (멀어) ; angrybao [✓]Where stories live. Discover now