34. KABAR BAHAGIA?

872 39 5
                                    

♡ HAPPY READING♡

***

Sejak tadi siang hingga kini menjelang malam, Zearra berubah menjadi pendiam. Berkali-kali Raffael mengajak gadis itu berbicara, jawabannya hanya menggeleng dan mengangguk saja.

Raffael menghela napasnya ketika melihat Zearra yang duduk bersandar dikepala ranjang sambil menatap ke arah balkon. Ia baru saja masuk ke kamar sambil membawa nampan makanan. Raffael meletakkan nampan tersebut di atas meja lalu beranjak menghampiri Zearra.

"Zea, makan dulu, yuk. Perut kamu kosong dari tadi siang." ucap Raffael sambil duduk ditepi kasur.

Zearra menggeleng tanpa menoleh. Raffael menghela napas, ia beranjak dan memutari kasur hingga kini ia berhadapan langsung dengan Zearra.

Raffael duduk ditepi kasur. "Zea, look at me." Zearra pun menatap Raffael dengan mata yang berkaca-kaca.

"No, no, no... don't cry, baby." Raffael langsung membawa Zearra ke dalam pelukannya.

Zearra terisak dalam dekapan Raffael. Cowok itu pun mengelus lembut rambut istrinya sambil membisikkan kata-kata penenang.

"Aku minta maaf, Zea." lirih Raffael dengan mata terpejam.

Ia tahu penyebab Zearra menjadi pendiam. Gadis itu belum siap jika hamil diusia yang terbilang masih muda, bahkan mereka masih SMA.

"Zeze nggak marah sama Ano." ucap Zearra dengan suara parau. Ia melepas pelukannya dan menatap Raffael.

"Ka-kamu nggak marah?" tanya Raffael yang dibalas gelengan oleh Zearra.

"Aku nggak marah, Raffael. Mungkin ini anugrah yang Tuhan kasih buat kita, walaupun dengan cara yang berbeda." ucap Zearra sambil tersenyum.

Raffael kembali memeluk Zearra, "Thankyou and I love you." bisiknya lalu mencium puncak kepala Zearra.

Raffael melepaskan pelukannya lalu beranjak untuk mengambil nampan yang ia bawa. Raffael pun kini duduk kembali ditepi kasur dengan mangkuk yang berisi nasi dan sop sayur.

"Sekarang makan dulu. Dedek bayinya butuh asupan, nih." ucap Raffael sambil mengelus perut Zearra yang masih rata.

Pipi Zearra bersemu merah mendengar perkataan Raffael, "Raf, jangan mulai deh."

Raffael terkekeh, "Bercanda, sayang. Ayo, buka mulutnya." Ia menyodorkan sendok kepada Zearra yang diterima oleh gadis itu.

***

Malam harinya, rumah Raffael kini kedatangan tamu. Tadi Raffael memberitahu orang tuanya dan orang tua Zearra untuk datang ke rumahnya karena ia akan memberitahu sesuatu. Elang, Naura, Arsen, Vella, serta Jingga pun berkunjung ke rumah Raffael.

Sedangkan Virgo, cowok itu dari tadi siang tak beranjak dari rumah Raffael. Katanya menunggu nanti malam saja setelah semua keluarga tahu tentang kehamilan Zearra.

Kini semuanya sudah berkumpul diruang tamu. Mereka tampak serius dan mendengarkan dengan baik apa yang akan disampaikan oleh Raffael.

"Jadi, ini ada apa, Raffa?" tanya Naura mewakili semuanya.

Raffael menarik napasnya sebelum membuka suara. "Raffa mau bilang kalau.... kalau Zea hamil."

Hening. Semuanya diam tak bersuara ketika Raffael menyampaikan hal tersebut. Tiga detik kemudian Naura dan Vella bersorak senang sambil berpelukan layaknya anak-anak.

"Aaaa! Akhirnya kita punya cucu, Vel!" Naura bersorak senang sambil memeluk Vella.

"Akhirnya, Nau!" balas Vella tak kalah senang.

RAFFAEL? HE IS MY HUSBANDWhere stories live. Discover now