໑⃝⨾ ˤˤ🍼 ִֶָ༉ Chapter 01}

225 67 416
                                    

BUDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA!

Di tengah rapat bulanan yang rutin dihadiri oleh para guru, ruang kelas 3-2 menjadi sangat ramai dipenuhi oleh suara tawa dan obrolan antar siswa, kegaduhan dan kebisingan pun berbaur menjadi satu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Di tengah rapat bulanan yang rutin dihadiri oleh para guru, ruang kelas 3-2 menjadi sangat ramai dipenuhi oleh suara tawa dan obrolan antar siswa, kegaduhan dan kebisingan pun berbaur menjadi satu.

Mereka menikmati Jam kosong tanpa kehadiran seorang guru di kelas, beberapa dari mereka sibuk bermain game online, yang lain berlomba-lomba berpedang dengan sapu sebagai senjata imajinatif, ada yang asyik menonton drama favorit, sementara yang lain mengobrol dan bercanda.

Namun, lain halnya dengan Junghwan yang duduk di meja pojok dengan raut wajah masamnya. Dia terpaksa mengerjakan soal-soal latihan yang harus dikumpulkan hari ini juga, karena Junghwan tidak masuk sekolah kemarin. Lelaki itu menghembuskan napasnya dengan kesal.

Ting!! Suara pesan masuk. Junghwan segera melirik ponsel miliknya yang tergeletak di atas meja. Dahinya mengernyitkan melihat nama si pengirim.

"Loh, Jihye Nuna?" gumamnya dengan sangat pelan.

(Nuna = panggilan perempuan yang lebih tua dari laki-laki yang lebih muda)

Junghwan merasa heran, sebab nomor yang hampir tidak bisa ia hubungi selama setahun itu, tiba-tiba mengirimkannya sebuah pesan.

Dia, Lee Jihye, wanita 20 tahun yang menjadi kekasih Junghwan. Akan tetapi pria itu masih ragu menyebut Jihya sebagai kekasihnya. Bagaimana tidak? Gadis itu menghilang tanpa sebab setelah kelulusannya, tahun lalu. Junghwan bahkan sudah menyerah untuk mencari keberadaan Jihye.

Lelaki berusia 19 tahun itu segera beranjak dari kursinya dan melangkahkan kakinya ke arah pintu kelas, tetapi sebelum sampai di pintu seseorang menghentikannya.

"Ya, Junghwan-ah! Mau ke mana?"Jongu melepaskan cengkeramannya dari rambut Haruto dan langsung menghadang Junghwan dengan tangan terbuka.

Haruto berdecak, ia mengelus-elus rambutnya dengan kesal. Jongu memang sialan!

Junghwan langsung menepis tangan Jongu yang menghalangi jalannya. "Minggir! Aku ingin bertemu Nuna," ucapnya, dan langsung berlari meninggalkan Jongu yang kebingungan.

"Nuna yang mana?" gumam Jongu pelan, pemuda itu bahkan tak menyadari keberadaan Haruto yang sudah siap membalaskan dendamnya.

"Hehehe, Park Jongu, terimalah ini! Hyaakk!" ucap Ruto menyeringai, sebelum melayangkan tendangannya ke bokong target. Bisa dipastikan, pertempuran itu akan terus berlanjut.


•••

Di sinilah Junghwan sekarang, duduk menunggu dengan sabar, masih mengenakan seragam sekolahnya. Ia telah memanjat tembok belakang sekolah hanya untuk sampai di tempat ini. Namun, wanita yang memintanya untuk bertemu belum juga datang.

Junghwan menghela nafas, mengacak-acak rambutnya dengan frustrasi. "Ahh, pabo! Kenapa aku bisa begitu mudahnya percaya?"

JUNGHWAN & The Little Baby Where stories live. Discover now