Prolog

422 91 35
                                    

Disclaimer⚠️

- Ini cerita fiksi (Tidak nyata)
- aku hanya mengambil visual Idol nya aja
- Dilarang plagiat💢
- Karya asli ( dindamc14)
- kalian bisa cek IG: din._fluffy, di IG tersebut karya ku ada dalam versi AU instagram

_fluffy, di IG tersebut karya ku ada dalam versi AU instagram

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

sebelum baca jangan lupa yaaa bantu vote hehe :)

HAPPY READING🐳

Seorang anak laki-laki bernama Athalan dengan nama lengkap Athalan Fernando yang berumur empat belas tahun, ia selalu penasaran tentang dunia luar. Pikirannya selalu bertanya-tanya, 'Apakah makhluk mitos itu ada?'

Memang itu bukan hal yang penting untuk di pikirkan, tetapi terkadang pertanyaan itu datang secara tiba-tiba di dalam pikiran Athalan sendiri.

Sudah beberapa kali Athalan terus bertanya atau bercerita tentang Dunia fana dan makhluk mitos mulai dari umur sepuluh tahun sampai umur empat belas sekarang ini. Saat sarapan pagi bersama Ayahnya, Athalan sempat bertanya pada Ayahnya yang bernama Edgar Verandino.

"Ayah, Alan mau tanya," ujar Athalan setelah ia menyelesaikan makanannya yang berada di atas piring. Athalan memang terbiasa menyebut dirinya sendiri dengan sebutan 'Alan'.

"Tanya soal apa?" Tanya Edgar sambil menatap anaknya yang duduk di hadapannya.

"Apa di dunia ini ada putri duyung atau peri?"

"Gimana kalau di dalam laut sana ada dunia lain? Mungkin aja ada putri duyung, kan?" tanya Athalan bertubi-tubi. Mimik wajah Athalan menunjukkan rasa penasarannya.

Namun, wajah Edgar seketika berubah dingin, ia menatap wajah anaknya dengan tatapan yang tak bisa dikatakan ramah. "Sudah cukup menanyakan omong kosong yang tidak masuk akal seperti itu. Ayah sudah bilang di dunia ini Tidak ada putri duyung atau makhluk apapun. Itu hanya mitos," jawab Edgar dengan tegas, dan menekankan kata 'Tidak ada'.

Jujur saja, Athalan yang tadinya bersemangat, kini menjadi murung. Ia takut dengan tatapan yang di berikan Ayahnya itu padanya. Tapi, rasa penasaran Athalan masih belum berakhir, akhinya ia mengajukan pertanyaan lagi pada Ayahnya. "Tapi, Ayah, kalau ada gimana?"

"Sudah lah. Lagi pula kalau pun ada, dia pasti suka memakan manusia," jawab Edgar.

"Kenapa Ayah ngomong gitu?"

"Mau bagaimana lagi, ia hanyalah monster," balasnya. "Sudah cukup membicarakan ini, lebih baik kamu pergi belajar. Jadilah pengusaha sukses seperti Ayah," tegas Edgar. "Dan satu lagi, jangan pernah mengatakan hal yang berbau dunia laut, Ayah benci itu. Paham?" Ia bangkit dari duduk dan matanya menatap dengan dingin ke arah anaknya. Ia berharap anaknya ini akan menurutinya.

"Iya, Ayah, maaf...," lirih Athalan seraya menunduk dan memainkan jari-jari tangannya karena merasa takut.

Kapan ya, Ayah sayang sama Alan?

***

Siang harinya....

Athalan memilih untuk pergi keluar di antar oleh supir pribadinya. Athalan lebih memilih keluar, dibandingkan ia memusingkan dirinya akibat terus menerus belajar materi yang diperintahkan Ayahnya, ia lebih memilih untuk pergi ke tempat hewan-hewan maupun tumbuhan berada di sana.

Ya, sebut saja itu adalah hutan. Hutan yang penuh dengan pepohonan rindang, kupu-kupu berterbangan serta burung berkicau bagaikan sedang bernyanyi. Hal tersebut membuat Athalan menjadi lebih tenang, dan ia segera mengeluarkan buku kecil dari dalam tasnya. Ia sengaja datang ke sini juga untuk menyelidiki sesuatu.

Saat sedang asik menulis, Athalan tak sengaja melihat sebuah goa di sana. Sepertinya, itu adalah goa yang pernah disebutkan oleh orang-orang di internet. Goa yang misterius.

Athalan memberanikan diri untuk masuk ke dalam sana. Hal yang paling mengejutkan adalah terdapat kristal cantik dan juga kolam besar dengan air yang jernih, wah, sungguh indah menurutnya. Tapi... Benar-benar asing. Athalan juga mendengar sebuah tawa dari seorang perempuan. Ia pun mengintip dari balik batu besar dan akhirnya terkejut....

Ternyata tawa itu berasal dari seorang perempuan tapi mirip seperti seekor ikan, bahkan ada seorang perempuan dengan sebuah sayap yang cantik yang berada di punggungnya.

Sang perempuan bersayap itu seperti sedang mengajari sesuatu pada seorang perempuan yang memiliki sebuah ekor ikan di bagian kakinya, ada secarik kertas dan pena di tangannya. Dan perempuan berekor ikan itu asik mengamati setiap yang diucapkan oleh perempuan bersayap.

Eh, Alan ketemu mereka! Itu mermaid dan seorang peri, mereka nyata! Batin Athalan dengan gembira.

Namun, akankah yang Athalan lihat ini nyata? Atau justru, hanya sebuah imajinasinya saja?

Namun, akankah yang Athalan lihat ini nyata? Atau justru, hanya sebuah imajinasinya saja?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

»»--⍟--««

semoga nanti suka yahhh sama cerita ini nanti Hehe💗💗

maaf kalo ada typo dalam pengetikannya, kalian bisa kasih tau aja di komentar kalo ada typo okeyyy ^ ^

btw kalian juga bisa cek IG aku yahh untuk baca karya ku yang lain

ISI LAUTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang