36. But I Can't Stop To Keep Myself From Thinking.

4.1K 375 53
                                    

Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.

***
Setelah 2 hari setelah melahirkan, Soobin masih tetap tinggal di rumah sakit, lagipula mau lama-lama juga gak bakalan masalah berada disini, soalnya rumah sakit kan milik orang tua pacarnya.

Lagipula ada alasannya sih dia masih bisa berada disini, gak ada yang berkata sehabis operasi bakalan langsung sembuh sih, enggak ada emang.

Jadi Soobin bergerak dikit aja pasti bakalan kerasa nyeri di bekas jahitannya, makanya dia kalau kemana-mana ya pasti di temani.

Tentu saja di temani oleh pacarnya itu, kadang kalau kakaknya datang, kakaknya yang membantu Soobin.

Jalan Soobin saja masih seperti penguin saat ini, soalnya dia benar-benar susah sekali untuk berjalan, dirinya merasa sangat kebas di bagian bawahnya termasuk kakinya.

Sekarang disini ada teman-teman Soobin yang datang karena mereka memang ingin datang kalau Soobin melahirkan.

Soobin yang ingat lalu mengabari mereka dan ya mereka datang tentu saja dengan membawa kado, entah kado apa yang diberikan oleh mereka, ukurannya lumayan besar.

Mereka melirik kearah dua box bayi yang ada di hadapan mereka, gak ada niat untuk menggendong juga sih, mereka pada gak bisa melakukannya.

Jadi daripada anak orang kenapa-kenapa mereka memperhatikan saja dari luar box bayi tersebut.

Di kamar ini ada Soobin yang sedang duduk sambil memakan buah kiwi yang sudah di kupas oleh pacarnya itu, matanya sesekali menoleh kearah temannya itu.

"Mukanya mirip sama pacarmu ya," ucap mereka saat menyadari muka kedua bayi temannya itu gak mirip sama Soobin sama sekali.

Ketika mendengar itu Soobin langsung mendengus, bahas aja terus masalah muka.

Dia memang kalah sama pacarnya, pacarnya mendominasi sekali sampai ke muka anaknya, dia kalah.

Pacarnya gak ada di kamar ini sih, dia ada di luar entah mungkin ada keperluan sesuatu.

"Jangan marah gitu."

"Gak ada yang marah, aku hanya muak mendengar perkataan yang sama dari dua hari belakangan ini," jawab Soobin masih dengan memakan buah kiwi di tangannya.

Bilangnya gak marah, tapi mereka itu bisa melihat Soobin yang kesal saat ini.

"Nanti buat lagi aja, siapa tau mirip denganmu."

"Stress, dikata aku gak menderita apa selama hamil dan melahirkan?" balas Soobin yang meletakkan piring di pangkuannya itu ke nakas.

Lalu dia mau meraih tisu, tapi susah makanya temannya yang membantu dia meraih tisu tersebut.

"Biasanya sebentar lagi bakalan pulang, bukan?"

"Ya, besok aku akan pulang, kalau sudah baik-baik saja."

Sebenarnya mana mungkin dia baik-baik saja sih, bekas jahitannya itu saja mungkin akan mengering setelah 6 minggu, jadi dia selama itu gak baik-baik saja, gila.

Mau dikasih obat pereda nyeri juga tetap saja rasa sakitnya masih terasa, tapi dia gak mau mengeluh.

Pintu kamar ini lalu terbuka dimana ada kedua kakak Soobin yang datang, bertepatan juga dengan teman-teman Soobin yang mau pulang.

Semuanya berpamitan dan segera pergi dari kamar ini meninggalkan Soobin dengan kedua bayinya dan kedua kakaknya juga.

"Pacarmu mana?" tanya Woobin yang melirik kearah adiknya sekilas sebelum menatap excited kearah ponakannya.

How You Get The Enigma? -yeonbin✔Where stories live. Discover now