KAZAKTHAN 07

926 68 5
                                    

-Happy Reading-

***

"Kak Alvar," panggil Jissa menghentikan Alvar yang akan memasuki mobilnya.

"Kenapa?"

"Kakak udah di kasih tau kan? Nanti malam kita ada acara makan malam bareng keluarga," jelasnya dengan semangat.

"Gue udah tau dari mama tadi," jawab Alvar jengah.

"Ada lagi?" Lanjutnya.

"Oh gitu, eum aku boleh pulang bareng kakak ga?" Jissa memilin ujung jarinya gugup.

"Masuk."

Mendapat balasan tersebut, Jissa memekik pelan dengan perasaan berbunga-bunga. Tak dapat dipungkiri bahwa dirinya telah jatuh sepenuhnya dengan pesona Alvar.

Keduanya memasuki mobil dan mulai meninggalkan area parkiran sekolah. Melaju hingga kemudian melewati gerbang sekolah yang langsung di hadapkan jalan raya.

"Aku mau tau lebih banyak tentang kakak boleh?" Tanya Jissa penuh harapan.

Hening melanda keduanya, melihat Alvar yang sepertinya tidak ingin merespon permintaannya membuat Jissa menunduk lesu.

"Gue ga suka di bantah, gue suka cewek penurut, gue ga suka di atur, gue ga suka dikekang, gue cemburuan, gue ga suka punya pacar yang terlalu deket sama cowok lain, gue posesif, gue protective," jawab Alvar dengan tangannya memutar steering wheel menggunakan satu tangan saat menemukan tikungan.

"Selebihnya bisa lo nilai sendiri gimana gue nanti," lanjutnya.

"Siap aku paham kak, makasih udah mau terbuka sama aku. Aku mau usaha buat hubungan kita, bisakan kakak bantu aku wujudin hal itu?"

"Gue usahain, mau gimanapun gue mencoba menolak semuanya ga akan pernah berhasil.. So gue akan mencoba menerima semuanya," Alvar tersenyum kecil ke arah Jissa lalu mengacak rambutnya pelan.

Di perlakukan seperti itu tentunya membuat Jissa menggigit bibirnya, merasa terbawa suasana dengan apa yang Alvar lakukan padanya. Rasanya Jissa ingin menjerit sekeras mungkin untuk mengungkapkan rasa senangnya.

Keduanya berhenti di lampu merah dan tepat di sampingnya, mobil Kazakthan berada. Sangat terlihat jelas keberadaan Kazakthan dan George karena mobilnya dalam keadaan atap yang terbuka.

Kazakthan yang masih mengenakan topi dan George yang mengenakan kacamata hitam miliknya. Membuat keduanya menjadi pusat perhatian orang-orang di lampur merah termasuk Alvar dan Jissa.

George terlihat mengecup beberapa kali punggung tangan Kazakthan, sedangkan Kazakthan sendiri tidak merasa terganggu dengan hal tersebut. Dia masih menatap ke arah depan dengan datar.

Ketika lampu telah berganti menjadi hijau, George langsung melajukan mobilnya bersamaan dengan kendaraan yang lainnya. Sedangkan Alvar mulai melajukan mobilnya berbelok ke arah kanan.

Semua itu terekam jelas dalam benak Jissa, bagaimana cara Alvar menatap Kazakthan. Bagaimana Alvar mencengkeram erat setir mobilnya, dan bagaimana Alvar yang tiba-tiba nampak murung saat melihat Kazakthan.

Jissa memegang erat seat belt, menahan perasaan sesak yang menyerang rongga dadanya. Ia hanya bisa berdiam dan menahan semuanya.

"Kak, how about Kazakthan for you?" Tanya Jissa dengan nada lirih dan pandangan yang mengarah keluar jendela.

Mendengar hal tersebut langsung membuat Alvar mencengkeram erat setir mobilnya. Perasaannya mulai berantakan, otaknya memutar beberapa kejadian.

"Kak?" Ulang Jissa.

KAZAKTHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang