Chapter 01

133 17 6
                                    

Selasa, 5 Desember 2023.

Cerita ini hanya sekedar curahan hati seorang perempuan bodoh yang sudah tahu diselingkuhi tapi masih diam saja.

Selamat membaca.

______________________________________

Salsabila Danadyaksa kembali membuang nafas untuk kesekian kalinya di hari Rabu sore ini. Ia melirik jam di tangan kirinya dan tersenyum kecut karena sudah menunggu Orion Dirgantara lebih dari tiga puluh menit. Pria yang berstatus sebagai tunangannya itu kembali tidak datang di jadwal kencannya.

Acha, panggilan akrabnya, terlihat melirik ke arah luar cafe berharap Rion datang dan mengucapkan kata maaf untuk keterlambatannya. Sayangnya hal itu tidak pernah Acha dapatkan. Orion Dirgantara akan membuat janji lain dan kembali tidak datang, begitu seterusnya.

Handphonenya bergetar dan saat Acha meliriknya hanya ada notifikasi paket datanya mau hampir habis. Ia mendesah karena selain ia dibuat kecewa oleh janji Rion yang tak kunjung datang, paketannya juga akan habis. Salsabila Danadyaksa harus berhemat sampai akhir bulan dan menunggu gajiannya datang untuk membeli paketan.

“Acha?”

Acha mendongak dan ia menemukan Karina berdiri di depannya. Wanita cantik dengan tinggi semampai itu terlihat membawa beberapa paperbag di tangan kiri.  “Iya, Rin.”

“Boleh duduk? Atau kamu lagi nunggu orang?”

Acha menggeleng, “Duduk aja. Orang yang aku tunggu ga bisa datang.”

Karina mengangguk lalu meletakkan paperbag di kursi kosong kemudian ia ikut duduk di depan Acha. Wanita itu menatap Acha dengan lekat. “Kamu lagi nunggu Rion?”

Acha mengangguk dan Karina hanya menghela nafas, “Ini bukan pertama kalinya kamu diginiin dia loh, Cha. Udah keseringan. Masih tahan?”

“Ga tahan sih tapi ya gimana, sudah tunangan.”

“Kan bisa dibatalin. Kamu ada effort buat mendekatkan diri, Rion malah sebaliknya. Kabur-kaburan.”

“Aku butuh alasan yang masuk akal buat batalin.”

Karina menaikkan salah satu alisnya, “Whatsapp dia yang pakai foto cewek lain ga bisa dijadikan alasan?”

Acha menggeleng, “Aku sudah tanya ke dia dan ibunya, katanya itu yang masang temannya.”

“Dan kamu percaya?”

Acha menggeleng.

“Terus yang ketahuan boncengan sama cewek lain pas kamu beli obat ke apotik, itu juga ga bisa dijadikan alasan?”

“Ga bisa Rin.”

Karina mendesah. Ia tidak melanjutkan pembicaraannya karena seorang pelayan datang untuk mencatat pesanannya. Karina hanya memesan minuman dan setelah pelayan itu pergi, ia kembali memusatkan perhatiannya pada Acha yang tengah diam bergelut dengan pikirannya.

“Kamu ada rencana nikah, Cha?”

Acha mengangguk dan menghela nafas. “Tapi aku ngerasa ga bakal nikah sama dia, Rin. Hampir setahun tunangan sama dia tuh kita ga makin maju hubungannya, malah makin jauh. Aku sudah usaha buat dekatin dia, eh dia nya ngejauh. Dia ngehindar tiap ada aku. Padahal yang ngajakin tunangan kan dia, Rin. Malah aku nya diginiin.”

Here's Your PerfectWhere stories live. Discover now