Prologue

192 14 2
                                    

mereka bilang takdir telah tertulis di langit, di antara bintang-bintang yang mendekorasi langit yang indah. Namun, berapa kali pun kalian mencoba, kalian tidak akan bisa mengubah takdir, meski takdir tersebut terlalu jahat.

"ehh~ itu hanya omong kosong, takdir itu hanya garis yang perlu kau lewati. Namun tentu saja~ itu bergantung pada apakah kau cukup kuat untuk melewatinya atau tidak~"

"sekarang.. mari kita lihat apakah kau cukup kuat untuk melakukan itu, [y/n] Alunasteria."

suara itu tertawa nyaring di ruang hampa tersebut.

✧————————✧————————✧

Kehancuran.

itu merupakan satu kata yang dapat menggambarkan kerajaan Aluna saat ini. api di mana-mana, sebagian istana bahkan sudah hancur. tak ada satu bagian pun dari istana tersebut yang memiliki kondisi baik. bahkan bagian utama istana sudah mulai hancur. dalam kehancuran itu, terdapat tiga orang berdiri di sana dengan pakaian yang kotor dan berantakan.

dua orang dewasa dan seorang gadis kecil. kedua orang dewasa tersebut menutupi sang gadis, berusaha untuk melindunginya sementara sang gadis hanya memegang jubah lelaki yang ada di hadapanya dengan mata yang berlinang air mata. kedua orang lelaki tersebut bersiap sedia untuk menyerang siapa pun yang menyebabkan kekacauan ini dengan pedang mereka.

salah satu lelaki dewasa tersebut memiliki rambut hitam dengan highlight rambut berwarna biru tua. ia menggertakkan giginya sambil melirik sang gadis yang merupakan putri kesayangan satu-satunya. ia tau bahwa ia harus melakukan sesuatu, apapun itu agar sang putri selamat, agar sang putri bisa tetap hidup. karena lelaki itu tau, ia tau bahwa putrinya dapat mematahkan yang orang bilang takdir. ia tau jika ada orang yang bisa mematahkan kutukan takdir, itu mungkin putrinya.

"Michael! lindungi kita untuk sementara." sang lelaki memandang pria dewasa yang berada di belakang putrinya itu sambil menancapkan pedangnya ke tanah.

"tentu saja tuanku." Michael menjawab sambil mengubah posisinya menjadi di depan kedua orang tersebut, siap melindungi kedua tuannya.

ayah sang gadis berlutut di depannya, tangan sang ayah bergerak menuju pucuk kepala sang gadis lalu mengusap kepalanya pelan dengan tangan yang kasar itu. sang gadis kecil hanya menatap sang ayah dengan ketakutan dan risau dalam maniknya, "apa yang akan kita lakukan ayah?" sang gadis bertanya dengan suara yang bergetar.

sang ayah memberinya senyuman hangat, "dengar baik-baik oke? Michael akan membawa mu keluar dari sini, ke tempat yang aman." sang ayah memulai,

sang gadis menatap ayahnya bingung saat ia mendengar perkataan ayahnya, "e-eh? tapi bagaimana dengan ayah? a-aku tidak mau ke manapun tanpa ayah!" sang gadis menggelengkan kepalanya dan memeluk sang ayah dengan kencang, seiring dengan air mata yang membasahi pipinya.

"kamu tidak punya pilihan lain sayang.. ayah tidak bisa ikut dengan mu karena ayah harus mengalahkan orang-orang jahat dan melindungi kerajaan kita." sang ayah beralasan, berusaha membujuk sang putri sembari memeluk putrinya juga.

"t-tidak! aku tidak mau itu! aku tak mau hal buruk terjadi pada ayah!" teriak sang gadis sambil menggenggam jubah sang ayah.

Michael hanya mengeratkan pegangannya pada pedangnya saat ia mendengar perkataan sang raja, merasa tidak berguna sebagai ksatria karena ia tidak bisa melindungi sang raja dan tuan putri. sang raja dan tuan putri-nya itu selalu baik kepadanya tapi ia tidak dapat membalasnya..

Fate [Boboiboy x Reader] [B. Indonesia]Where stories live. Discover now