draco

935 111 6
                                    

Sesampainya di Manor mereka langsung duduk dan mendapati severus yang berada di meja makan dengan secangkir kopi. Melihat itu mereka langsung menghampiri nya dan ikut duduk sambil membawa Harry.

"Sevy bagaimana keadaan di Hogwarts? Apakah semua orang masih sama?" Tanya Sirius mengambil sebuah biskuit untuk diberikan pada Harry.

"Dolores si kodok pink itu sangat menjadi jadi. Dia selalu memberikan detensi untuk anak anak murid" ucap severus dia menyeruput kopi ditangannya dan melihat Amelia yang terdiam sambil memikirkan sesuatu.

"Ah Amel bukankah seharusnya kamu bertindak? Anak anak murid ku menderita saat ini dan Dolores harus keluar saat itu juga" ucap seorang, dia masih memiliki hati pada murid muridnya karena dia juga menyayangi mereka. Hanya karena mereka bertindak nakal bukan berarti dia membenci setiap murid dari asrama lain.

"Ya akan ku usahakan sev karena yang ku tau orang ini tidak kompeten dan aku benar-benar sangat khawatir karena mereka yang tertunda belajar nya karena orang ini" ucap Amelia setuju. Dia menyeruput teh yang telah di siapkan peri rumah tersebut.

Melihat keduanya dan mengangguk setuju. Severus memangku Harry yang menggeliat ingin turun dan bermain.

"Ayolah pup kenapa kau selalu ingin kabur?" Ucap Sirius dan Amelia mengambil sebuah mainan di bawahnya dan menggoyangkan nya untuk dibunyikan. Sebuah bunyi gemerincing membuat Harry berbinar di mata hijau nya. Dia menyeringai senang dan mengambilnya dari sang bibi.

"Oh dan lagi...aku belum mempublishkan Harry dan akan menyembunyikan putraku ini" ucap severus dan Sirius setuju dengan itu.

Walaupun severus menyembunyikan Harry di Manor sepanjang hari. Terkadang Sirius mengajak Harry untuk berjalan jalan ke diagon Alley. Memakaikan tudung dengan patuh dan itu membuat Sirius senang karena Harry yang menurut.

"Apa kau tau jika mereka sangat menyebalkan? Saat aku menghadapi Wizengamot pihak light selalu mencampuri urusanku sampai aku geram dibuat nya" ucap Sirius yang sudah menggeram seperti seekor anjing.

"Paddy" Geraman itu berhenti saat seseorang dipangkuanya memanggilnya dengan imut.

"Aaaaa pup kamu berbicara!!? Hahaha hey dia memanggilku kau dengar?" Ucap senang Sirius. Mereka berdua masih belum pernah sebahagia ini saat mereka terkena masalah yang melibatkan Harry dan membuat Harry harus berada di rumah muggle.

"Kyaaa haha paddy pa pa da da" ucapnya tertawa riang sambil bertepuk tangan.

"Aww kau sangat manis" ucap Amelia mencubit pipi tembem Harry.

***

Hari semakin malam dan severus masih berada di dapur. Dia melihat jika kedua tamunya yaitu Sirius dan Amelia telah pergi dan kini hanya tinggal dia dan Harry yang tersisa.

Dia memikirkan seseorang yang saat ini masih dalam kekangan dan severus harus menolong anak itu. Anak baptisnya yaitu draco yang telah terjatuh dalam kesendirian dan kesedihan yang telah di alami nya membuat severus sangat prihatin dengan bocah sombong itu. Severus telah meneliti kekuatan milik Harry yang telah membeskannya dari tanda menjijikan itu.

"Sepertinya aku harus menghubungi putra baptisku. Dia adalah satu satunya yang bisa ku selamatkan" ucap severus mengambil bubuk floo dan meletakkan Harry di kamar tidurnya.

Setelah itu dia melihat jika manor yang didatangi nya ada beberapa orang yang menghampiri nya. Saat severus akan menemui anak baptisnya, severus memilih untuk diam.

"Severua~ kau mengabaikan ku dan tidak menjawab panggilan ku~ kenapa?" Desis orang itu mengitari severus yang sebenarnya tegang namun mempunyai kesadaran yang kuat untuk memasang Occlumency nya dengan kuat.

"Tuanku, aku bersedih karena kematian dari putra Lily. Dia adalah cinta sejatiku dan Harry Potter adalah hartanya. Dia telah mati dan aku kehilangan atas dirinya" ucap severus dengan wajah sedih yang dibuat buat. Kehidupan kedua putranya tidak boleh kembali terulang lagi dengan apa yang terjadi seperti sekarang ataupun masa lalu.

"Kau seharusnya senang dengan kematian bocah itu! Kau seharusnya bersyukur saat aku tidak membunuhmu dan mencoba untuk mengutumu dengan mantra pembunuhku. Severus, haruskah aku mendidikmu dan membuatnya menjadi mudah?" Pangeran kegelapan mengambil dagu severus dan menatap matanya yang tajam. Selalu saja kosong, severus benar benar berbakat dalam berakting untuk menyembunyikan fakta tertentu darinya.

Severus melengos dan membuang muka disaat pangeran kegelapan menyentuhnya. Wajah menjijikan ular itu sangat ingin membuat nya muntah, perutnya bergejolak mual seperti di aduk karena merasa jijik.

"Aku kemari untuk menemui putra baptisku. Hanya dia yang tersisa, aku akan mengajarinya sesuatu yang akan membantu kita" ucap severus acuh. Banyak orang yang menahan nafas atas keberanian severus yang mengabaikan dan membuang muka pada pangeran kegelapan dan itu sudah cukup mengubah atmosfer yang ada di ruangan itu. "Lucius, dimana draco? Aku ingin membawanya bersamaku" ucap severus lagi dan narcissa segera memanggil kan putra semata wayangnya itu.

"Ada apa uncle? Kau memanggilku?" Draco kembali dengan wajah lelah dan pakaian yang rapi. Dia terlihat layu dan mati setelah menerima tanda pangeran kegelapan.

"Yah ada urusan penting denganmu. Setelah itu kau boleh kembali dan bergabung bersama mereka. Oh entah apa yang harus kulakukan dengan anak anak nakal itu dan kau harus membuat mereka bungkam dengan kau sebagai prefek" ucap severus setelannya dan mengeluh atas apa yang dilakukan para bocah dikelasnya.

"Baik uncle" ucap draco dengan pasrah.

"Oh dan, narcissa, segera kau jumput dia ke rumahku nanti ya" ucap severus yang di angguki oleh narcissa itu sendiri.

"Oh dan, narcissa, segera kau jumput dia ke rumahku nanti ya" ucap severus yang di angguki oleh narcissa itu sendiri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
baby hawwy (Hiatus)Where stories live. Discover now