File 3: Pulang untuk dendam

38 10 0
                                    

Baverly Hills, California.

7 AM.

"Tuan Anderson? Tuan? Apakah Anda baik-baik saja? Tuan Anderson?"

Drake membuka kedua matanya perlahan, ia merasakan kepalanya begitu sangat sakit sebab ia banyak minum semalam. Dia kembali membuka matanya sebab suara-suara yang memanggil namanya dan ia sangat kenal dengan suara itu.

Drake terbangun dan langsung duduk, ia mengendarkan pandangan ke sekelilingnya. Ia melihat mansion yang sebelumnya sangat rapih dan bersih kini berantakan, sangat kacau. Drake hanya menghelakan nafasnya lelah, lalu memijat pelipisnya.

"Drake? Kau baik-baik saja? Apa yang terjadi di sini?"

Drake memdongak, melihat seorang wanita  cantik dengan surai coklatnya yang bergelombang. Wanita itu adalah asisten pribadi Drake, dan sudah bekerja dengan Drake dengan waktu yang lama.

Dia adalah Anna, Anna harritson. Wanita berumur 26 tahun asal New Jersey. Anna adalah seorang janda, ia memiliki anak laki-laki yang baru berumur 3 tahun. Drake kenal dengan putra kecil Anna, dan mereka sering bertemu jika Anna membawa putranya bersamanya.

"Drake?" Tanya Anna lagi.

"Ah, aku baik-baik saja. Anna maafkan aku jika.. mansion menjadi kacau seperti ini. Aku.. sangat.." Drake seperti tidak bisa melanjutkan kata-katanya, mulutnya seperti terkunci dan rasanya ia ingin menangis.

Anna yang sangat peka pun langsung menjatuhkan lututnya ke lantai, mencoba memastikan apa yang terjadi kepada bosnya itu. "Drake? Apa yang terjadi? Ada apa?" Tanya Anna lembut.

Drake menatap kedua bola mata Anna yang seperti batu permata hijau. Tatapan kedua mata Anna begitu tulus dan peduli kepadanya membuat Drake tidak bisa menahan air matanya lagi.

"Anna.." Drake mulai menangis ketika menyebutkan nama wanita itu.

"Drake?" Anna pun dengan cepat memeluk Drake, mengusap kepala laki-laki itu pelan. "Ada apa? Kau mau cerita? Cerita saja, aku akan mendengarkanmu." Ucap Anna.

Drake hanya menangis, lagipula Drake tidak bisa menceritakan apa yang terjadi kepada Jean ke Anna. Pasalnya, Anna sama sekali tidak tahu identitas asli Drake yang adalah seorang mata-mata negara.

Setelah lima menit menangis dan Drake sama sekali tidak mau cerita, Anna pun memaklumi. Ia sama sekali tidak memaksa Drake untuk mengeluarkan isi hatinya.

"Anna aku mau pulang."

"Pulang? Kemana? Ini rumahmu."

"Brooklyn."

Anna mengkerutkan keningnya, ia sangat bingung dengan jawaban Drake.

"Brooklyn? Rumahmu?"

"Ya.."

Anna hanya mengangguk, tidak berusaha untuk mencari tahu. "Ok, akan ku persiapkan semuanya ya. Kapan kau ingin terbang ke Brooklyn?" Tanya Anna.

"Lusa."

"Baiklah. Sekarang kau istirahat saja ya? Kembali ke kamarmu dan aku akan menyuruh beberapa orang untuk membereskan semua ini."

Drake mengangguk, ia langsung berdiri dari duduknya dan segera menaiki tangga untuk menuju ke kamarnya.

Anna hanya menatap kasihan, penampilan Drake sangat kacau dan Anna khawatir dengan apa yang terjadi kepada Drake.

Mata Anna tertuju kepada sebuah pistol yang tergeletak di antara sofa-sofa ketika mencoba melihat seisi mansion itu. Ia terkejut melihat senjata api itu ada di mansion dan yang pastinya itu adalah milik Drake.

The Sagsera: A shattered eyeWhere stories live. Discover now