chapter 1

18 13 0
                                    

Keesokan harinya adalah hari dimana vanya menerima lapor semester 1 dan disitu vanya berkata kepada nenek nya " nek besok vanya ambil lapor nenek bisa temani vanya kan" lalu nenek menjawab "iya nak" sambil tersenyum kearah vanya

*skip besoknya

"vanya nak ayo bangun ini sudah jam berapa nanti terlambat loh" vanya bangun dan menghela nafas sembari mengumpulkan nyawanya yang masih ingin tidur

Tapi mata vanya langsung terang saat melihat sang nenek sudah siap dari tadi" nenek sudah siap??" kata vanya " iya tinggal tunggu vanya saja"

Vanya langsung bergegas untuk serapan setelah sarapan ia mandi dan memakai seragam dan bergegas kesekolah bersama neneknya

Setibanya disekolah ternyata sudah banyak orang tua teman vanya yg sudah antri dan masih ada yang bru saja antri.

Kini saatnya giliran vanya untuk kemeja guru didampingi sang nenek

"bagaimana bu lapor cucu saya tidak ada yang bermasalah kan bu" tanya nenek ke guru vanya

Lalu guru vanya menjawab" sama sekali tidak ada bu nilai vanya sangat memuaskan dan vanya mendapat rengking  2 dari 32 siswa"

Vanya dan nenek sangat kaget atas keberhasilan yang diraih cucuknya itu ia sangat berterima kasih kepada gurunya dan memeberikan oleh² untuk gurunya.

Saat itu vanya bangga dan berkata" nanti kalau vanya sudah dirumah vanya mau kasih tau kakek kalau vanya masuk 3 besar" dengan kegirangan melontarkan kata² itu

Kakeknya tidak ikut karena ia sedang sakit

Sesampainya dirumah ternyata keadaan kakek vanya semakin memburuk dan dibawa kerumah sakit terdekat karna nenek khawatir akan hal² yang tidak di inginkan

Saar itu vanya dilibur semester jadi ia bisa membantu nenek untuk merawat kakeknya dirumah sakit ia tidak menyangka bahwa penyakit kakek nya akan separah itu.

2 minggu tak terasa kakek vanya masih dirawat dan semakin parah tidak ada perubahan saat dirawat.

Tapi pagi itu tiba² saja kakek vanya berkata kepada vanya " nak kamu harus belajar sebaik mungkin meskipun kamu tidak didampingi ayah ibumu tapi kamu tidak boleh membenci mereka ingat itu"

Vanya hanya berkata "iyaa kek vanya tidak akan membenci mereka"

Tak berselang lama monitor berbunyi dan garis² pada monitor itu sudah lurus.

Vanya yang mengerti akan itu langsung memanggil dokter tapi secepat apapun dokter itu menangani kakek vanya kehendak berkata lain kakek vanya pergi terlebih dahulu.

Vanya dan nenek menangis histeris karena tak menyangka kakek akan pergi secepat itu.

BROKEN HOMEWhere stories live. Discover now