Hai, jangan lupa vote dan komen ceritaku dengan klik bintang di pojok kiri ya!
Happy reading🤍
Berminggu-minggu berlalu, kini saatnya pengumuman hasil ujian diumumkan.
Seorang gadis yang tengah duduk di bangkunya sibuk memainkan kukunya ketika satu persatu nama disebutkan beserta nilai yang didapatkan.
"Arabella Jacqueline..." Abel mendongak kala namanya disebutkan oleh Pak Malik.
"Nilaimu di bawah rata-rata, kamu mendapat peringkat terakhir kedua dari bawah," sambung Pak Malik. Bahu Abel merosot, Abel sudah tahu nilainya akan sejelek ini karena ketika ujian Abel membantu Camila menjaga Dirga-Ayahnya di rumah sakit. Abel tidak belajar sungguh-sungguh. Edrea yang berada di samping Abel mengusap bahu temannya.
"Gak apa-apa Bel, nilai gue juga gak bagus-bagus amat. Tuh rata-rata delapan puluh kok," ujar Rea menghibur sahabatnya. Abel hanya tersenyum tipis menanggapinya.
"Masih ada kesempatan untuk perbaikan gak, Pak?" Tanya Rino, salah satu murid yang nilainya juga di bawah rata-rata. Pak Malik mengangguk, "Silahkan ke ruangan saya dan kerjakan disana,"
🌻🌻🌻
Dilain sisi di kelas MIPA 3 dihebohkan dengan peringkat satu paralel selama tiga semester berturut-turut. Arghi Shaqueel Tamawijaya, pemuda itu kini mendapat nilai tertinggi dikelas dan peringkat tiga tertinggi seangkatan.
"Congrast ya, Ghi," ucap Athaya sembari mengulurkan tangannya. Arghi menyambut tangan gadis itu, "thanks," balasnya. Tak henti-hentinya ucapan selamat Arghi dapatkan dari teman-temannya. Tak lupa apresiasi dari beberapa guru yang pernah mengajar Arghi yang merasa bangga dengan anak didiknya itu.
Bel pulang berbunyi lebih cepat, karena hari ini hanya ada jadwal penerimaan raport, para murid dibolehkan pulang cepat.
"Bro!" Arghi menoleh ketika pemuda itu berjalan menuju parkiran. Dua pria jangkung segara menyusul Arghi yang menjulang beberapa meter di hadapannya.
"Like usually bro?" Tanya Hideki, Arghi mengangguk sembari tersenyum. Hideki dan Kaivan ikut tersenyum bangga.
"Congrast, Ghi."
"Makan-makan nih, kita." Hideki memutar bola matanya malas, "Makan mulu di otak lo."
"Boleh, gue yang traktir." Kaivan bersorak senang sembari merangkul kepala Hideki membuat sang empu membrontak berakhir menggeplak keras lengan Kai.
"Sakit ege!" Sungut Kai. "Lo gila, gak waras!"
"Bel," Tak memperdulikan kedua temannya yang asik bertengkar, Arghi memanggil Abel yang sedang lewat di hadapannya bersama Rea. Sepertinya kedua gadis ini ingin pulang.
Abel dan Edrea menoleh, seolah bertanya, "ada apa?"
"Ikut gue yuk! Rea juga." Ajak Arghi. "Kemana?"
"Makan-makan lah Bel, hitung-hitung perayaan karena Arghi dapat ranking satu paralel," bukan Arghi yang menjawab, melainkan Kaivan.
"Kita gak diajak?" Tanya Athaya yang tiba-tiba datang bersama Aryan.
"Ikut aja," sahut Arghi. Athaya tersenyum senang, sedang Aryan hanya diam dengan ekspresi datarnya, bahkan pemuda itu sama sekali tidak memberi ucapan selamat kepada Arghi-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thief Girl [COMPLETED]✔️
Teen FictionArabella terus memacu tungkainya untuk menghindari kejaran warga. Sebelum berangkat sekolah, ia memang mengambil dompet seorang ibu-ibu di dalam angkot dan sialnya malah ketahuan. Dukk "Sial pake jatuh segala." "Naik!" "Hah?" "Gue bilang naik ke jo...