Berbeda dengan Kai, Charles malah terlihat pasrah sekarang, "Hah, Aku sudah terlanjur masuk ke dalam lingkaran ini." Batinnya.
**
Jethro beranjak berdiri begitu merasa sudah tidak ada yang perlu ia bicarakan lagi. Namun sebelum dirinya benar-benar melangkah keluar, ia membisikkan sesuatu terlebih dahulu pada Hael.
"Hael, kau tahu kan wanita itu seorang pembunuh? Pastikan terlebih dahulu buktinya sebelum kau membawa mereka ke hadapanku." Bisik Jethro pada Hael lalu setelahnya melenggang pergi dari sana.
"Aku tahu." Batin Hael sembari menatap punggung Jethro yang mulai menjauh.
"Sampai jumpa lagi, induk ayam yang menjaga anak-anaknya." Sahut Nawel disertai kekehannya sebelum ia pergi menyusul Jethro bersama Amory.
"Sialan kau!" Teriak Hael yang terdengar kesal, namun Nawel hanya tertawa dari ujung sana sebelum pria itu menghilang dari balik pintu.
"Jadi?" Charles menatap Hael dengan satu alisnya yang naik.
Hael balas menatap Charles, "Ikuti aku!" Pria itu membawa keduanya menuju ruangan sebelah.
Charles dan Kai benar-benar mengikuti Hael seperti anak ayam yang mengikuti induknya. Lalu sesampainya disana, keduanya duduk di sebuah sofa bersebrangan dengan Hael.
"Perhatikan foto ini." Hael melempar sebuh foto pada meja dihadapan mereka.
Charles mengambil fotonya dengan tatapan selidik, "Kecelakaan mobil?" Gumamnya begitu melihat foto mobil yang sudah hancur parah. Lalu disebelahnya, Kai juga berpikiran yang sama dengan Charles.
Hael mengangguk, "Kau tahu siapa yang ada di dalam mobil itu sebelumnya?"
Charles dan Kai menggeleng, mereka tidak tahu.
"Tuan muda dan ibu kandungnya, jangan lupakan juga supirnya. Mereka ada di dalam mobil itu sebelum kecelakaan terjadi." Jawab Hael yang mulai terdengar serius.
Kai terlihat cukup terkejut, lain halnya dengan Charles yang hanya diam.
"Wanita itu benar-benar pelakor sialan." Decak Charles dengan gelengan tak percayanya.
Hael terkekeh, "Dan pelakor sialan itu yang merencanakannya."
Sedangkan Kai terlihat menghela napas pelan begitu mendengar fakta yang ada, "Entah mengapa aku merasa tidak heran." Ucapnya disertai tawa kecil.
"Keluarga kalian memang tidak pantas untuk Romanova." Tatap Hael pada Charles dan Kai.
"Membenci hanya karena hal sepele." Lanjut Hael tak habis pikir.
Kai mengangguk, "Aku tidak akan mengelak fakta tentang itu." Karena memang benar adanya seperti itu. Keluarga bodohnya itu benar-benar tidak tahu caranya bersyukur, bahkan tanpa harus menyandang nama seorang penerus pun mereka akan tetap hidup serba berkecukupan. Jika saja sejak awal mereka tidak melemparkan kebencian pada orang yang salah, kehidupan mereka tidak akan selalu berputar pada kekuasaan. Hidup aman, tentram dan nyaman adalah hal yang lebih penting.
"Sebegitu takutnya kah keluarga kalian jika harus hidup serba kekurangan?" Tanya Hael yang benar-benar merasa sangat heran.
Charles benar-benar tak bisa menahan tawanya, "Hahaha! Hidup dirumah sederhana saja mereka sudah uring-uringan."
"Benar." Angguk Kai.
"Mereka takut, takut jika Jethro yang pada dasarnya sudah mereka benci sejak awal akan menjadi seorang penerus, lalu mengambil semua kekayaan mereka sebagai balas dendam." Jelas Charles.
YOU ARE READING
Game Over
FantasyHal yang paling menyedihkan adalah menyesali sesuatu yang tidak dapat terulang kembali. Hanya kata "Jika" yang terucap dan terdengar begitu menyedihkan. Manusia hanya bisa berandai-andai dan memohon ampunan-Nya. Sama halnya dengan Jethro yang juga m...
