SLY 29

212 18 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Rasya membuka matanya kemudian tersenyum kearah Zaki lalu menggelengkan kepalanya. Ya, Rasya terkadang jauh lebih baik menyembunyikan rasa capek nya dari Zaki, karena dia tidak ingin Zaki khawatir akan dirinya, karena Rasya tahu pekerjaan Zaki juga sangat berat.

"Cecel sama Cia liat kan papa cape, jadi Cecel sama Cia jangan buat papa marah." Ucap Zaki dan di angguki oleh Ansel dan juga Alicia.

Keesokan harinya Zaki menepati janjinya untuk mengajak Rasya jalan jalan, dan kini Ansel dan juga Alicia di titipkan kepada omah nya untuk sementara waktu.

Kini waktu menuju pukul sepuluh siang, Zaki dan Rasya baru akan berangkat jalan, anak anak sudah di jemput oleh omah nya dari jam tujuh pagi. Omah nya memang sangat senang dan senang ketika disuru menjaga Ansel dan Alicia, karena memang di rumahnya dia kesepian, jadi dengan adanya Ansel dan Alicia dia sangat senang.

"Boncengan aja si sayang biar romantis." Ucap Zaki.

"Ngga mau Al, aku mau nyetir sendiri." Tolak Rasya.

"Yauda kalo gitu naik mobil aja ayo."

"Idih, dibilang pengennya naik motor" Kesal Rasya.

"Yauda deh terserah kamu aja lah." Ucap Zaki kemudian meninggalkan Rasya yang berada di garasi.

Rasya berjalan menyusul Zaki yang sudah masuk kedalam rumah, dan Rasya duduk di samping Zaki yang sedang memainkan ponselnya.

"Ayo dong Al, kan ga sering sering ini." Rayu Rasya.

"Takut kamu kenapa kenapa."

"Ngga akan, janji bawa motor nya pelan pelan."

"Ngga." Ketus Zaki.

"Yauda kalo kamu gamau, aku bakal tetep jalan sendirian." Ketus Rasya kemudian berjalan meninggalkan Zaki.

Zaki tertegun ketika Rasya sama sekali tidak membujuknya dan bahkan Rasya kini meninggalkannya. Zaki mendengar suara motor dari arah luar, dengan cepat Zaki keluar dan melihat Rasya yang sudah memanaskan motornya.

Zaki menghela nafas berat ketika melihat Rasya yang sangat keras kepala. Dan dengan malas Zaki masuk kedalam garasi dan memanaskan motor yang akan dia pakai juga.

"Ngikut tuh jadinya." Ejek Rasya.

"Sampe di tempat penginapan abis kamu sama aku." Ancam Zaki.

"Duh, takut." Jawab Rasya dengan nada dan juga ekspresi mengejek.

"Bodo."

"Uda ayo jalan, nanti kesiangan." Ucap Rasya kemudian dia mulai menjalankan motornya.

Sekitar satu jam berkendara Zaki dan Rasya kini telah sampai di salah satu penginapan yang sudah mereka pesan semalam.

Namun kini suasana diantara Zaki dan Rasya tidak se romantis seperti liburan biasanya. Wajah Zaki sangat dingin dengan alis yang terus menerus mengkerut, Rasya yang melihat itu sangat geram.

"Pengen gua cakar rasanya muka lu." Ketus Rasya seraya membaringkan badannya di kasur.

"Yauda cakar aja, nanti gua laporin lu ke polisi karena KDRT." Jawab Zaki tak kalah ketus.

"Dih beraninya main lapor laporin."

"Ayo si sayang, balik lagi ke toko yang kita lewatin tadi." Rengek Zaki.

"Apa si Al."

"Ayo beli kucing. Aku pengen kucing."

"Lu anak dua aja gua kualahan gua ngurusin nya Al." Keluh Rasya.

"Aku yang bakal urusin kucing nya sayang, janji deh." Bujuk Zaki.

"Ngga!." Tolak Rasya.

"Sayang please." Ucap Zaki memohon dengan wajah yang lucu.

"Ngga!." Tolak Rasya lagi.

"Tau ah." Kesal Zaki kemudian keluar dari kamar.

Rasya menahan tawanya ketika melihat Zaki yang merajuk karena tidak dituruti keinginannya untuk membeli kucing. Bukannya Rasya tidak mau mengizinkan Zaki untuk membeli kucing, namun Rasya tahu jika Zaki menginginkan sesuatu dia akan semangat di awal saja dan seterusnya akan mengabaikannya.

Rasya memandangi foto Zaki yang yang sempat dia ambil saat Zaki sedang merajuk tadi. Rasya terkekeh saat melihat ekspresi Zaki kemudian mengunggah nya di akun Twitternya.

Rasya keluar dari kamar dan mendapati Zaki yang sedang bermain game di sofa. Rasya menghampiri Zaki kemudian duduk di pangkuan Zaki lalu mengganggu Zaki yang tengah bermain game.

"Awas dulu Sya." Kesal Zaki seraya menepis wajah Rasya yang terus menerus mengecupi nya.

"Lagi quality time sama aku loh, ko malah main game terus si."

"Bentar lagi kelar ini, awas dulu." Kesal Zaki.

"Yakin?." Goda Rasya.

"Hm..."

"Yauda, berarti ga mau beli kucing nih ya." Ucap Rasya kemudian bangkit dari pangkuan Zaki.

"Ets, jadi dong sayang, ayo." Ucap Zaki semangat seraya bangkit dari duduknya.

"Lah katanya tadi gamau, game nya tanggung." Ejek Rasya.

"Ngga dong, ayo sayang."

"Iyadeeh."

Kini waktu menunjukkan pukul dua siang hari, Zaki dan Rasya kini telah sampai di salah satu gedung yang berisikan banyak kucing. Zaki masuk kedalam dengan semangat, apalagi dia melihat ada banyak sekali jenis kucing yang dia suka.

"Satu aja!." Tegas Rasya.

"Kok satu doang si sayang, tanggung dong."

"Satu atau ngga sama sekali." Ketus Rasya.

"Satu nya pake uang aku deh ya sayang." Bujuk Zaki.

"Ya sayang, please." Mohon Zaki.

"Yauda." Ucap Rasya menyerah.

Rasya tahu jika walaupun dia tidak mengizinkannya Zaki pasti akan membelinya jika memang dia benar benar menginginkan tu.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
STILL LOVE YOU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang