23

18.4K 1.7K 39
                                    

"Dulu saya merasa sangat terpaksa untuk menikah dengan mommynya Kaivan karena kami tak saling mencintai, tapi sekarang saat merasakan cinta itu secara langsung, rasa ingin memiliki orang yang sangat saya cintai semakin membesar sehingga sangat sulit untuk ditahan. Saya sudah mencoba mengalihkan semuanya, karena merasa ini sedikit tak mungkin tapi nyatanya semakin saya diamkan perasaan ini semakin nyata sehingga membuat saya nekad melakukan ini semua apapun resikonya nanti. Saya menyukai kamu, bukan karena kamu dekat dengan anak saya, tapi karena hati saya memilih kamu. Saya tahu seharusnya ini semua disimpan saja tak perlu diungkapkan, karena saya sadar diri jika sekarang saya bukan anak muda lagi sehingga harus melakukan ini semua, tapi saya merasa harus mengatakan jika saya mencintai kamu. Jika bisa saya ingin kamu menikah dengan saya, tapi jika kamu merasa tak bisa menerima saya, maka katakan saja sekarang, saya akan menerima semuanya dengan baik."ujar Alberio panjang lebar, bahkan tatapan itu terkunci pada wajah pemuda yang tak menunjukan reaksi apapun itu.

Delvin terdiam mencerna semuanya dengan baik, perkataan pria itu berhasil membuatnya merasa aneh. Karena secara tiba-tiba pria itu menyatakan cintanya pada dirinya? Ia sama sekali tak pernah menduga ini semua akan terjadi, karena ia juga sadar diri jika orang sepertinya tak pantas menjadi pasangan untuk Alberio, ia hanya debu didalam hidup pria itu nantinya, tapi sekarang saat melihat pria itu mengatakan ini semua secara nyata dan juga sadar-sesadar-sadarnya ia merasa tak ada alasan untum menolak bukan? Walaupun sekarang ia belum bisa mencintai pria itu, tapi ia akan berusaha belajar nantinya karena selama ini ia memang menjauhkan pikirannya dari perasaan suka terhadap pria itu karena itu semua hanya akan menyakiti dirinya sendiri.

"Ungkapan lo sekarang sama sekali nggak terduga buat gue, karena selama ini membayangkan hal kayak gini aja gue nggak mau karena itu semua terlalu sulit untuk menjadi kenyataan. Tapi saat melihat lo mengatakan ini semua secara sadar, gue merasa kalo ini cuman mimpi. Orang kayak gue yang buluk, nggak bagus dalam segala hal, bisa membuat lo jatuh cinta, bagaimana gue nggak perpikir kalo ini cuman mimpi? Apa mungkin ini hari baik didalam hidup gue? Dan ya tadi lo bilang kalo lo bakalan terima semua jawaban apapun yang gue berikan bukan? Maka dari itu gue bakalan kasih lo jawabannya sekarang. Munafik kalo gue nolak ini semua, karena sudah pasti semua orang ingin berada diposisi gue sekarang, jelas gue mau. Hanya saja gue belom mencintai lo sekarang, karena selama ini gue selalu mewanti-wanti diri gue agar nggak suka sama lo karena apa? Karena lo terlalu sulit buat gue capai. Tapi sekarang karena ini semua, mungkin gue bakalan belajar cinta sama lo."

Delvin tersenyum setelah mengatakan itu semua, karena memang tak ada alasan untuknya menolak bukan? Semua orang ingin berada diposisinya sekarang namun hanya dirinya yang bisa mendapatkan ini semua, wajar saja jika ia langsung menerima semua ini bukan? Ia akan belajar mencintai pria itu nantinya.

"Daddy cama tata na bicala apa?"tanya Kaivan yang sejak tadi hanya diam melihat apa yang tengah daddy dan juga kakak baik itu lakukan, ia hanya melihat apa yang mereka katakan karena daddynya melarang ia ikut campur saat orang tua tengah berbicara berdua, tapi karena sekarang daddynya sudah berbicara maka ini saatnya ia bertanya.

Atensi Alberio dan juga Delvin mengarah pada Kaivan yang tengah menatap mereka dengan polos, membuat pria itu langsung berjalan kearah anaknya itu, berjongkok disana.

"Daddy sedang meminta kakak baik agar mau menjadi mommy kamu. Kaivan pasti ingin kan mempunyai mommy yang baik, perhatian, selalu bisa bersama dengan Kai setiap harinya. Kamu ingin kan? Maka dari itu daddy ingin meminta kakak baik untuk menjadi mommy kamu, agar kita bisa bersama-sama terus, kakak baiknya tak perlu pulang kerumahnya lagi nanti."ujar Alberio dengan menggenggam tangan kecil anaknya, walaupun Delvin sudah setuju, ia juga perlu jawaban dari Kaivan, karena anaknya itu juga berhak tahu apa yang sudah ia lakukan tadi.

"Tata na batalan jadi mommy na Andla? Tata na mau?"tanya Kaivan dengan senyuman miliknya, ia merasa senang mendengar itu semua, karena artinya kakak baik akan menjadi mommynya dan mereka akan selalu bersama nantinya! Ia memang ingin kakak baik menjadi mommynya tapi ia takut meminta itu pada daddynya, tapi sekarang daddynya sendiri mengatakan itu semua! Ia merasa sangat senang sekarang!

"Siapa sih yang nggak mau jadi mommynya Kai?"ujar Delvin dengan ikut berjongkok disamping Alberio, agar bisa menatap Kaivan yang sekarang tengah mengembangkan senyuman miliknya.

Balita itu bertepuk tangan saking senangnya, dengan sesekali melompat agar bisa memberitahu orang lain betapa bahagianya dirinya sekarang.

"Yey~ yey yey~ Andla batalan puna mommy~ mommy canti~"ujar balita itu dengan memeluk daddynya, membuat Delvin tersenyum melihat ini semua, ia mengira balita itu tak akan mau ia menjadi mommynya karena melihat bagaimana tanggapan balita itu saat bertemu dengan mommynya, ternyata itu semua salah. Karena sekarang balita itu terlihat sangat bahagia hanya karena ia akan menjadi mommynya.

***

Delvin terdiam melihat Kaivan yang tengah tertidur dengan pulas sekarang, tadi setelah makan siang bersama balita itu sangat aktif ikut dengan daddynya melihat-lihat villa ini, sedangkan dirinya memilih tinggal didalam kamar saja karena tak kuat berjalan lama, maklum ia jarang olahraga oleh karena itu badannya cepat sekali merasa lelah sekarang. Sehingga setelah berkeliling kurang lebih 3 jam bersama, Alberio kembali dengan menggendong Kaivan yang tengah tertidur dengan sangat pulas seperti sekarang, ia hanya bisa menunggu balita itu saja sekarang karena Alberio tengah mandi.

Mungkin malam ini mereka akan menginap disini, ia mempunyai firasat itu karena untuk pulang pasti membutuhkan waktu juga sedangkan tadi siang mereka sudah melalui perjalanan jauh, itu semua tak baik untuk kesehatan Kaivan maka dari itu mungkin saja mereka akan menginap disini malam ini.

"Terima kasih karena kamu sudah mau menerima saya. Tadinya saya ingin mengatakan ini semua sejak tadi, namun karena Kaivan menyela dan mengajak saya berkeliling Villa ini, saya menahan itu semua lebih dulu."ujar Alberio dengan mengambil tempat duduk disamping Delvin sekarang, tatapan mereka bertemu membuat pemuda itu merasa gugup sekarang.

"Seharusnya gue yang bilang makasih sama lo. Karena sudah mau mencintai gue."ujar Delvin yang berusaha menahan rasa malunya sekarang, demi apapun sifat bar-barnya menciut begitu saja saat ditatap selembut ini.

Bersambung...

Votmen_

#sidersnya 1k orang cuy🗿, 350 vote lanjut kita biar gue semangat nulisnya.

OM DUDA {TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang