Part 22

297 53 21
                                    

Semalaman Kongpob dan Arthit tak tidur, selain waktu mereka di habiskan untuk melakukan seks, sisanya mereka memang tak bisa tidur.

Kini malam berganti siang, baju mereka juga sudah kering, keduanya memakai baju mereka dan bersiap untuk pergi mencari jalan keluar.

Arthit dan Kongpob berjalan tak tentu arah, sambil berpegangan tangan. Kongpob berjalan sangat lambat karna lubangnya terasa perih, apa lagi masih terasa keberadaan penis arthit di lubangnya.

"Apa tuan bisa berjalan?" Tanya Arthit.

"Tentu, apa kamu meremehkan ku?" Ucap Kongpob kesal.

"Maaf" gumam arthit.

Hampir satu jam Kongpob dan Arthit berjalan akhirnya mereka keluar dari hutan, sekarang keduanya duduk di pinggir jalan menunggu mobil lewat untuk meminta tolong.

Sebuah mobil truck lewat, arthit langsung berdiri dan melambaikan tangannya meminta petolongan hingga mobil itu Berhenti.

"Apa kami boleh menumpang? Kami nyasar di hutan tadi" ucap arthit.

"Ya, tapi naik di bak belakang" ucap supir tersebut.

Arthit mengangguk, lalu mengajak Kongpob naik ke dalam bak truck.

"Akhirnya kita bisa pulang" ucap arthit bahagia.

"Bagaimana kabar singto?" Ucap Kongpob.

"Mungkin tuan krist sudah berhasil menyelamatkan singto" ucap arthit.

"Semoga saja" lirih Kongpob sembari menyandarkan kepalanya di pundak arthit.

"Apa tuan lelah?" Tanya Arthit sembari mengusap rambut Kongpob.

"Iya" jawab Kongpob seadanya sembari memejamkan matanya.

"Tidurlah, tuan" ucap arthit.

***
"Apa kalian sudah menemukan keberadaan mobil Kongpob?" Tanya krist pada anak buahnya.

"Mobilnya terjatuh ke jurang, tuan" ucap salah satu anak buah krist.

Singto semakin menangis saat mendengar itu. Saat ini singto dan krist memang sudah berada di mansion, krist pikir Kongpob ada di mansionnya namun ternyata Kongpob dan Arthit pergi ke kota B tempat pertama rudi menculik singto.

"Cari mereka di hutan sekitar jurang itu" ucap krist.

"Baik, tuan" ucap anak buahnya.

"Sing, jangan menangis. Kongpob akan baik-baik saja" ucap krist berusaha untuk menenangkan singto.

"Hikss... Hikss... Semua salah ku" lirih singto sambil menangis tersedu-sedu.

"Tidak, bukan. Semua bukan salah mu, apa brengsek itu menyakiti mu?" Ucap krist.

"Tidak" lirih singto.

"Ayo istirahat" ucap krist.

"Aku bisa sendiri" ucap singto sembari beranjak dari duduknya.

"Ku antar ke kamar mu" ucap krist.

"T-tidak, phi" ucap singto.

"Apa kamu masih takut pada ku?" Ucap krist.

"Tidak, terima kasih sudah menyelamatkan ku. Sebaiknya phi mencari phi kong sekarang" ucap singto.

"Baiklah, aku akan mencari Kongpob dan Arthit. Beristirahatlah" ucap krist

Singto hanya mengangguk dan berjalan pergi ke kamarnya.

Krist melangkahkan kakinya keluar dari mansion, baru saja ia ingin masuk ke mobilnya ia sudah melihat kedatangan arthit dan Kongpob.

Pewaris tahta ✓Where stories live. Discover now